26

974 76 1
                                    

'diiiingg doooonggg....diiiingg dooongg'

"Bajingan mana yang menggangu kesenanganku!" Ucap pria di dalam kamar itu.

"Sudahlah tuan abaikan saja, nanti juga akan berhenti sendiri jika tidak kita buka."

Dan mereka melanjutkan kembali kegiatan mereka, namun lagi lagi bel itu berbunyi tanpa henti.

'ding dong.. ding dong...ding dong ding dong'

" Abaikan, abaikan ok abaikan" ucap wanita yang posisinya kini sudah full naked.

'tok tok tok...tok tok tok'

"Kenapa si bajingan ini lama sekali membuka pintu ini?" Ucap Mew geram.

"Terus ketuk Mew, kalau tidak dobrak saja pintunya."

"Nanti rusak! Gimana sih"

"Ya kalau rusak tinggal ganti, kok gitu aja bingung"

"Terkadang aku lupa kalau kita ini sultan"

"Oya jelas" ucap Tawan dengan nada sombong.

'tok tok tok... Tok tok tok' pintu kembali di ketuk lagi oleh Mew, jika kali ini pintu tidak juga di buka maka mereka akan mendobraknya.

Dan.

'cklek'

"Tidak bisakah kalian jangan menggang... gu, ka-kalian?"

"Kenapa? Loe kaget?"

"Apa yang kalian lakukan di sini?"

"Tentu saja kami di sini untuk memergoki dirimu yang kembali berselingkuh." Ucap Tawan sambil mendorong perlahan Kao masuk, yang di susul Mew dan davika juga.

"Gue tidak berselingkuh!"

"Lalu? Sedang apa loe di kamar hotel ini dengan seorang wanita yang dalam keadaan naked begini?" Mew menaikkan satu alisnya.

"Oh... Atau loe sedang bermain bola di sini Kao?" Ujar davika.

"Oh, oh, atau loe sedang melakukan suatu pekerjaan penting? Hahaha" gelak Tawan.

Kao tersudut berjalan mundur hingga ia terduduk di ranjang.

"Apa mau kalian hah!"

"Apa mau kami?... Oh ayo lah Kao, loe tau maksud dan mau kami, jangan berlagak seperti orang bodoh."

Kao berdiri dan mengancing kembali kemejanya, ia kemudian duduk kursi dan mengangkat satu kakinya dan meletakkannya di kaki satunya.

"HAHAHAHA, kenapa? Apa kalian Sakit hati melihat aku mempermainkan Gulf?"

"Kau!"

"Santai tuan muda Tawan, kenapa kau terlalu emosi dengan hal seperti ini, bukan kah wajar bagi seorang pria untuk menyalurkan hasratnya yang tertunda"

Mew menggeratakkan giginya melihat Kao yang sangat santai menghadapi mereka, padahal posisinya Kao sudah tertangkap basah oleh mereka.

"Tawan..Tawan.. oh atau gue harus memanggilmu boss besar Tawan?"

Sementara mereka masih fokus dengan pembicaraan mereka, Jalang sewaan Kao ingin memakai bajunya kembali dan ingin pergi dari situ, ia tak mau masuk campur dalam urusan ke empat orang itu, namun sebelum ia bisa melakukan itu davika sudah duluan mengambil bajunya.

"Kembalikan baju gue Jalang!"

"Hei...haruskah gue membawamu ke lemari itu agar loe bisa berkaca sepuasnya dan menyadari kalau disini yang jalang itu loe, dasar pelacur."

Davika mengambil gunting dari tasnya dan mengarahkannya ke wanita itu.

"Diam disini atau wajah loe itu akan hancur! Dan gue pastikan vagina loe itu tidak akan laku lagi, Mengerti!" Ancam davika pada wanita itu dan di balas anggukan takut olehnya.

I Wuv U friendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang