13

1.2K 101 0
                                    

Dalam ruangan Gulf, Gulf dan davika tengah asik tertawa.

"hahahaha kau benar benar gila davika, The real nenek lampir"

"Ya bagaimana lagi.. aku lelah di kejar kejar oleh om om jelek perut buncit.. aku bilang aku bukan lonte, eh dia tidak percaya giliran aku bilang kalau aku lesbi.. eh dia percaya.. langsung bilang jijik hahaha"

"Dan kau bisa bisanya mengatakan kau lesbi.. hahaha ada ada saja kau.."

"Hahaha" tawa mereka berdua.
Tiba tiba tawa mereka terhenti karna adanya suara ketukan dari pintu ruangan Gulf.

Tok..tok..tok..tok..

"Siapaaa?"

"Ini aku Gulf, Mew "

"Oh Mew kau.. masuk saja Mew"

Mew kemudian membuka pintu dan masuk.. kemudian duduk di samping davika.

"Bagaimana keadaanmu Gulf? Kau ok?"

"Hmm sedikit lebih baik dari tadi malam sih.. berkat mama, aku sekarang lebih tenang"

"Baguslah.."

"Hey Mew apa kau tau" ucap davika.

"Ya mana aku tau.. kan kau belum cerita "

"Hahahaha" Gulf kembali tertawa melihat dua sahabatnya itu.

"Dasar pak tua Mew" gerutu davika

"Heleh sendirinya juga nenek lampir. Pakek ngatain aku tua lagi"

"Aku sedang serius Mew" davika berdecak kesal pada mew

" Hahaha Ok ok.. apa?"

"Tadi Kao ke sini"

"Apa!"

"Santai dong mukanya pak tua. Ya tadi kau kesini.. dia bertemu Gulf di depan, dan anjingnya ketika Gulf mencoba tak melihatnya.. Kao malah menahan tangan Gulf.. dan ia mencengkeram kuat tangan Gulf.. lihat lah tangan Gulf sampai memar begitu."

Mew langsung melihat ke arah gulf,
Dan Gulf mengangkat tangannya dan menunjukkan ke Mew.

"Bajingan itu.. tidak ada puas puasnya menyakitimu Gulf, aku akan menghajarnya." Marah Mew

"Sudah lah Mew, davika sudah mengatasinya hahaha.. kau tau Mew.. davika bilang Kao penculik hahaha"

"Benar. Dan aku membuat dia lari terbirit birit hahaha"

"Oohh lampir kita ini hebat sekali"
Ucap Mew sambil mengacak ngacak pucuk kepala davika.

"Mew anjing! Rambutku jadi berantakan setan!"

"Heleh.. mau rambutmu rapi atau tidak, kau tetap saja lampir bagi kami" ejek Mew

"Gulf..." Davika mengadu.

"Sudah sudah.. kalian ini ya.. oh ya Mew tadi mama bilang kita akan menjemput Tawan"

"TAWAN"

"biasa aja ye anjing. Kupingku jadi sakit mendengar teriakanmu"

"Hehehe sory gulf"

"Oh lihatlah gulf.. sepertinya pipi davika memerah mendengar nama Tawan"

"Mew.. sudah.. jangan menggoda davika terus.. lihatlah wajahnya, dia sudah seperti kepiting rebus hahaha"

"Kau sama saja dengan Mew, gw doain lu bedua jodoh ye anjing" ucap davika bercanda.

"Najis ye anjing" ucap Mew dan Gulf secara serempak.

"Cieeee barengan ciee"

"Mon maap saya lurus kagak belok"

"Lah.. belok enak loh Mew.. kau belum merasakan saja bagaimana indahnya belok hahaha" ucap Gulf tertawa

"Sepertinya kau Belum pernah di tabok sepatuku ini Gulf, mau coba"

"Hahaha Mew sayang hahaha"

"Najis Gulf najis.. aku masih doyan melon Jepang"

"Hahaha aku doain belok kau Mew"

"Anjing ya kamu"

Davika tertawa keras melihat dua lelaki di hadapannya ini.
Entah mengapa davika memiliki firasat bahwa dua sahabatnya ini akan berjodoh.
Tapi dengan cepat davika menepis itu dari fikirannya.

Gulf terus menggoda Mew, walaupun Mew seorang straight, Mew tidak pernah membenci orang orang seperti Gulf, bagi Mew semua orang berhak akan cinta. Hanya saja dia tidak ingin masuk kedunia seperti itu,   dia merasa dia normal dia menyukai wanita dan dia sangat mencintai angel.

Mew, Gulf, dan davika pun bergegas kebandara untuk menjemput Tawan,

Sesampainya di bandara, ternyata Tawan sudah berdiri di ruang kedatangan.

"Mengapa kalian lama sekali?"

"Maafkan kami.. sahabatmu yang wanita ini yang sangat lama berdandan.. dia berdandan menor sekali, katanya agar kau terkesima"

Davika melotot.

"Mew setan. Gak sayang gak kok, aku aja baru tau kamu datang ya tadi pas di restoran Gulf.. dan juga kenapa kau sebulan ini menghilang. Bahkan kau tidak memberi tauku kalau kau kembali hari ini? Kenapa hanya Mew dan Gulf yang kau beri tau? Pokoknya aku mau ngambek setahun" oceh davika pada tawan

Tawan lalu memeluk Davika,

"Sory ya lampirku, aku tidak bermaksud untuk menghilang dan tak mengabari mu, kemaren hp ku hilang, dan nomer yang ku ingat hanya nomer Mew so sorry ya lampirku sayang"

"Lalu.. sampai kapan kalian akan berpelukan? Apakah kau tidak mau memeluk aku dan Mew juga?

Tawan tersenyum, kemudian merentangkan kedua tangannya agar kedua temannya itu bisa ikut bergabung memeluknya dengan davika.

Merekapun berpelukan seperti Teletubbies.

Setelah cukup berpelukan, mereka kemudian menuju mobil dan mengantar Tawan pulang.

Dalam mobil tanpa sengaja Tawan bertanya pada Gulf..

"Bagaimana hubunganmu dengan Kao Gulf?? Apa ada kemajuan untuk ke jenjang yang lebih serius?"

Gulf terdiam, rasa sakit kemarin kembali menusuk hatinya.

Mew dan Davika menatap kearah Tawan.

"Apa?? Ada apa? Apa aku salah dalam bertanya?" Bingung Tawan

Gulf menarik nafas dalam, kemudian membuangnya kasar.

"Aku putus dengannya tadi malam"

"Hah! Lah kok bisa?maksudnya kenapa aku kok bisa gak tau, kenapa gak cerita?"

" Aku Belum sempat bilang padamu" potong Mew

"Sekarang.. bisa kalian menceritakan semua padaku?"

Davika dan Mew pun menceritakan semuanya pada Tawan tanpa kurang satu pun.

"Anjing. Dasar bajingan. Kau tenang saja Gulf, aku akan memberinya pelajaran."

"Tidak perlu. Aku sudah memutuskannya dan aku tidak akan pernah kembali padanya"

"Itu tidak cukup sobat. Biarkan aku membuatnya hancur dengan tanganku"

"Terserah kau saja" ucap Gulf

"Kau masih mencintainya Gulf" tanya Tawan

"Pertanyaan bodoh seperti apa itu. Kami baru putus tadi malam. Dan aku jelas masih mencintainya.. hanya saja aku akan pelan pelan melupakannya.. aku punya kalian. Aku harap kalian bisa membantuku untuk melupakan dia"

"Tenang saja Gulf kami akan membuatmu melupakannya layaknya orang yang hilang ingatan" ucap Mew dengan semangat.




I Wuv U friendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang