'cklek' pintu kamar rawat Gulf terbuka dan menampakkan sosok si cantik davika.
"Hai Mew, Tawan, bagaimana kondisi Gulf?"
"Hai davika, kondisi Gulf tidak parah. Hanya luka ringan akibat benturan saja"
"Lalu... Apakah yang menabrak Gulf sudah tertangkap?"
"Belum. Polisi sedang mencari tau siapa yang menabrak Gulf, dan apa motifnya, sengaja atau tidak."
"Baiklah.. tadi Tawan bilang padaku di telfon bahwa ada orang yang menyelamatkan Gulf dari tabrakan itu.. bisa beri tau aku siapa yang menolong Gulf?" Tanya davika penasaran.
Mew menatap Gulf yang sedang tertidur di tempat tidur, kemudia menghela nafas kasar.
"Tadi juga Gulf sempat bertanya siapa yang menyelamatkannya, hanya saja aku belum memberi tau padanya siapa yang menyelamatkannya"
"Kenapa kalian tidak memberi taunya?"
"Kami takut kalau Gulf akan shock dan sedih dan bisa jadi Gulf akan merasa bersalah setelah tau kondisi orang yang menyelamatkannya itu"
"Separah apa kondisi orang itu Mew? Dan siapa dia??"
"Di-dia- diaa"... Namun sebelum Mew menyelesaikan ucapannya, Tawan langsung memotong ucapan Mew.
"Dia Kao" ucap Tawan.
"Hah?? Serius? Gimana bisa??" davika kaget saat Tawan menyebutkan nama orang yang menyelamatkan Gulf.
"Entah bagaimana ceritanya... Yang aku tau dari orang yang sempat melihat kejadian di sana, mereka bilang Kao berlali berteriak mendorong Gulf agar terhindar dari mobil yang akan menabrak Gulf, namun Kao gagal menyelamatkan dirinya sendiri... Hingga dia yang tertabrak dan mengalami koma akibat tabrakan itu" ucap Mew
"APA... Mew.. kau serius.."
Mew, davika, dan Tawan menoleh ke arah suara.. ternyata itu Gulf, Gulf mendengar semuanya. Dan ternyata sedari tadi Gulf tidak tidur, ia hanya berpura pura agar dapat mengetahui siapa yang menolong dirinya.
"Mew.. katakan padaku jika kau hanya bercanda" Isakan Gulf mulai terdengar.
"Gulf... Tenang dulu okay.."
"Bagaimana mana aku bisa tenang Mew. Kao menyelamatkanku dan gara gara aku, kondisinya sekarang koma."
"Inilah alasan kenapa aku tidak ingin memberi taumu Gulf.. kau pasti akan menyalahkan dirimu."
"Tapi kenyataannya memang begitu bukan, aku sangat menyesal kemarin Marin mengabaikan dan tidak memafkan Kao.. jika saja aku tidak bersikap demikian, pasti Kao sekarang baik baik saja"
"Hey gulf tenang okay.. kami yakin Kao agan baik baik saja" ucap davika.
"Dari mana kau tau kalau dia akan baik baik saja" Gulf menangis kencang.
"Mew bisa kau bawa aku ke ruangan Kao?? Aku ingin melihatnya"
"Gulf... Untuk sekarang Kao belum bisa di jenguk dokter belum memperolehkan siapapun melihatnya Karna kondisinya.. dan dokter juga sedang melakukan tindakan padanya. nanti jika dokter sudah memperolehkan orang menjenguknya, maka akan ku bawa kau keruangannya"
"Tapi aku ingin melihatnya Mew.. aku mohon.."
"Hey gulf dengar kan aku.. kita bisa melihatnya nanti.. sekarang lebih baik kau beristirahat dan memulihkan dirimu dulu ya" bujuk davika.
"Tapi aku ingin melihat keadaannya, davika.. aku mohon.."
"GULF.." suara Mew mulai meninggi,
"Mew... Aku mohon.. sekali saja" mata Gulf berkaca kaca memohon pada Mew..
"Gulf apa kau dengar.. aku bilang nanti.. setelah Kao di perbolehkan untuk dilihat "
"Davikaaaaaa, mewww.."
"CUKUP GULF.. APA KU TIDAK DENGAR YANG DIKATAKAN MEW BARUSAN." Tawan membentak Gulf, dan itu sukses membuat Gulf diam dan menghilangkan rengekannya..
"JANGAN BUAT AKU BERKATA KASAR GULF.."
"Tawan kau marah padaku??"
Tawan hanya diam, tak menanggapi ucapan Gulf padanya,
"Tawan.. maaf.. maaf Karna aku merengek seperti anak kecil.. aku hanya khawatir dengannya"
"ISTIRAHAT SEKARANG GULF.. sebelum aku benar benar marah"
"baiklah"
Mew membaringkan badan Gulf di ranjangnya dan menyelimuti Gulf, dan davika mengusap pucuk kepala Gulf agak Gulf segera tertidur.
Tawan keluar dari ruang rawat Gulf,
Setelah Gulf tertidur pulas, davika dan Mew menyusul Tawan di luar."Ayo nyebat di taman luar sana wan.. biarkan davika di sini menjaga Gulf"
"Baiklah..ayo"
Tawan dan Mew menuju area taman rumah sakit, mereka masing masing membakar sebarang rokoknya guna menghilangkan rasa jengkel di hati.
"Kau tak seharusnya membentak Gulf tadi wan" ucap Mew
"Maaf.. aku tak sengaja.. aku hanya tak tahan melihat Gulf yang merengek Karna Kao, rasanya kepalaku ingin pecah"
"Ya aku tau.. tapi jangan seperti itu juga. Kau tau Gulf sangan takut jika kau sudah marah, bagaimanapun keras kepalanya dia. Dia tetap bayi kecil kita, dia akan bersikap seperti bayi walaupun sudah setua itu hahaha"
"Hahaha kau benar, jika jiwa manjanya sudah kumat, maka dia akan seperti bayi kecil.. tapi sunggu tadi itu aku tidak sengaja.. hanya saja aku tak tahan"
"Iya aku mengerti.. lagi pula berkat kau juga akhirnya dia mau istirahat "
Mereka berdua pun melanjutkan menghisap rokok mereka.
Sementara itu di sisi ruangan lain terlihat dua orang laki laki yang sedang berbicara.
"Bagaimana?"
"Berhasil tuan. Sesuai permintaan tuan"
"Bagus.. kali ini jangan sampai gagal"
"Baik tuan"
"Bagus.. tetap jalankan sesuai rencana"
"Baik"
'triiinnggg'...'triiinnggg'..
"Halo"
"Semua bukti sudah di bersihkan tuan.. sekarang bahkan polisi tidak akan menemukan siapa yang menabraknya"
"Bagus.. aku akan menelfonnya untuk memberi tau dia"
Panggilan di tutup, kemudian lelaki itu menelfon kembali
'tuuut....tuuuuut'
"Bagaimana? Aman?"
"Tentu saja.. jangan pernah ragukan pekerjaan ku"
"Baiklah.. terima kasih"
"No no no.. kau tau terima kasihku tidak cukup dengan ucapan"
"Baikalh.. malam ini hotel xx jam delapan Yaa. Dan pastikan tidak ada yang melihat kau kesini.. jika tidak. Semua akan berantakan."
"Tenang saja, tidak akan ada yang mengetahui itu nanti..ok baiklah aku tutup dulu telponnya"
"Ok"
Lelaki itu kemudian bersmirk,
"Kali ini aku tidak akan gagal lagi"
KAMU SEDANG MEMBACA
I Wuv U friend
Teen FictionMew yg seorang straight berubah menjadi gay hanya Karna kesalahan satu malamnya dengan sang sahabat, Gulf.. Kesalahan itu membuat Mew terus membayangkan Gulf.. sang SAHABAT. yang di khianati oleh kekasihnya..