'PRAAAKKK'
Gulf membanting seluruh barang yang ada di kamarnya, sama seperti saat ia pertama kali tau Kao menghianatinya, Hanya saja kali ini sang ibu sedang tidak ada di rumah jadi tidak ada yang akan menenangkan dirinya dan juga rasa kecewa dan sakit yang Gulf rasakan berkali-kali lipat. Bagaimana tidak, dia bahkan menyakiti hati sahabatnya demi Kao dan dia rela memutuskan persahabatan dengan ketiga sahabatnya itu hanya demi seorang pria yang selama ini hanya mempermainkannya saja bahkan menjadikan dirinya sebagai alat balas dendamnya
"Hahaha, malang sekali nasibku ini, untuk kedua kalinya bajingan itu membohongiku bahkan menjadikanku sebagai alat balas dendam tak jelasnya itu dan dengan bodohnya aku percaya dengan semua tipu dayanya hahaha, bodoh sekali kau gulf"
Gulf menertawakan kebodohannya, lalu Gulf pergi ke kamar mandi kemudian menyalakan shower dan mengguyur dirinya sambil meratapi apa yang telah terjadi.
Gulf menangis. Rasa menyesal juga datang menyerang Gulf menyesal karna menyakiti hati sahabatnya, Di bawah siraman air shower yang mengucur deras tangisan Gulf semakin jelas terdengar.
"Bagaimana bisa aku lebih memilih bajingan itu daripada kalian hiks hiks, padahal aku tau bahwa dari dulu kalian amat menyayangiku dan selalu membelaku bahkan kalian selalu jadi garda depan untuk tiap masalahku. Bagaimana bisa aku melakukan ini pada kalian, bagaimana bisa aku menyakiti kalian, Mew, Tawan, Davika... Maafkan aku, aku benar-benar menyesal."
Nasi sudah menjadi bubur waktu tidak akan terulang dan segala tindakan bodoh Gulf sudah terjadi, menyesal pun tidak ada gunanya bukan. Dan Gulf terus meratapi dirinya sendiri di bawah guyuran deras air shower.
Di lobby hotel, ketiga sahabat itu berbicara lagi pada Mei.
Jika firasat davika benar Mei lah yang telah memberi tau Gulf tentang mereka yang ada di sini, sangat mustahil Gulf bisa tau sendiri bukan? maka dari pada penasaran mereka langsung bertanya pada Mei."Emm Mei?"
"Ya, ada apa?" Jawab Mei sambil tersenyum.
"Apakah kau yang memberi tau Gulf kalau kami di sini?
Mei mengerutkan dahinya.
"Memberi tau tentang kalian? Maksudnya?"
"Maksudku... Apakah kau bilang ke Gulf kalau kami bertiga datang kesini untuk menciduk Kao. Maksudku, aku memang ingin Gulf tau tentang kebusukan Kao tapi tidak dengan ia datang kesini, aku maunya Kao yang mengakui semuanya di hadapan Gulf." Ucap davika.
"Oh tidak davika, aku tidak memberi tau Gulf kalau kalian ada di sini. Hanya saja saat Kao baru sampai di sini aku sempat bertanya padanya kenapa dia tidak bersama Gulf. namun dia tidak menjawab. Ya Karna aku kepo aku langsung bertanya ke Gulf dan memberi taunya kalau Kao disini bersama temannya dan juga Kao membawa wanita, begitu."
"Kenapa kau tidak bilang saat kami sampai tadi Mei?"
"Lupa, hehehe dan saat kalian naik ke atas, tidak lama Gulf juga sampai." Jelas Mei.
"Jadi Gulf mendengar dan melihat semua yang kami bicarakan dengan Kao?"
"Tidak tau, kan aku tidak ikut ke atas, aku sebenarnya juga kepo sih, tapi aku kan sedang jaga di sini, mana sendiri pula"
"Ok lah Mei terimakasih, kami pulang dulu Mei"
"Baiklah, sampai jumpa lagi davika dadah." Mei melambaikan tangan pada mereka.
Mereka pun memasuki mobil dan bergegas pulang, mereka rasa tugas mereka sudah selesai dan mereka yakin kali ini Gulf tidak akan kembali lagi pada Kao setelah dia tau kebenarannya.
Namun Mew masih penasaran dengan ucapan Kao tadi, tentang Kao yang mengatakan kalau Tawan mencintai Gulf, Mew ingin bertanya namun ia ragu. Mew takut pertanyaan ini akan membuat Tawan marah, namun Mew benar-benar sangat penasaran, Karna selama ini yang mereka tau Tawan tidak pernah berpacaran dengan siapapun.
Davika yang dari tadi melihat Mew terdiam pun langsung bertanya.
"Heh pak tua apa yang sedang kau fikirkan? Diam Bae dari tadi" tanya davika penasaran.
"Tidak ada"
"Kau yakin Mew"
"Benar Mew, jika ada yang ingin kau katakan, katakan saja" ucap Tawan menimpali.
"beneran nih? Jangan marah tapi ya?"
"Iyaaaa"
"Emm wan" ucap Mew ragu
"Apa!"
"Santai anjing! Kaget aku"
"Ya makanya apa?"
"Yang di katakan Kao tadi beneran ya?"
"Yang mana?"
"Yang Kao bilang alasan dia menjadikan Gulf sebagai alat balas dendamnya Karna kau menyayangi dan mencintai Gulf"
"Hahaha dan kau percaya?"
"Ya percaya gak percaya sih, soalnya kan seperti yang selama ini kita tau kau tidak pernah berpacaran dengan siapapun"
"Hahah tidak, itu tidak benar, aku memang menyayangi Gulf tapi sebagai adik. Aku sudah menganggap Gulf seperti adikku, dan soal kenapa aku tidak pacaran... Ya Karna aku memang belum mau" Ucap Tawan yakin.
"Lalu dapat ilmu dari mana dia sehingga dia bilang bahwa kau mencintai Gulf?" Tanya davika yang masih penasaran.
"Ilmu... Di kira dukun kali yak" ucap Mew.
"Ya mana saya tau, saya kan kucing"
"Hahahaha" tawa ketiganya pecah.
'Drrrtt...Drrrrrtt'
"Siapa yang menelepon mu lampir?" Tanya Mew.
"Gulf yang menelepon, haruskah aku angkat?"
"Tidak usah. Biarkan saja, kita juga harus memberikan dia pelajaran agar dia tau letak kesalahannya." Ucap Tawan.
"Tawan benar davika, kita harus memberikan Gulf pelajaran"
Sepuluh kali, mungkin lebih, Gulf menelpon davika, Mew, dan Tawan, namun tetap saja tidak ada jawaban, dan itu benar-benar membuat Gulf frustasi.
"Kenapa tidak ada satupun dari mereka yang mengangkat telpon ku? Apa mereka masih marah padaku? Aku akan menemui mereka besok dan aku akan minta maaf, kalau perlu aku akan bersujud di kaki mereka, dan mereka pasti akan memafkanku. Secara kami kan sahabat sedari kecil, mereka tidak akan tahan marah lama-lama dengan gulf" ucap Gulf penuh keyakinan.
KAMU SEDANG MEMBACA
I Wuv U friend
Teen FictionMew yg seorang straight berubah menjadi gay hanya Karna kesalahan satu malamnya dengan sang sahabat, Gulf.. Kesalahan itu membuat Mew terus membayangkan Gulf.. sang SAHABAT. yang di khianati oleh kekasihnya..