"TANTEEEEE!!!...TANTEEE!!!"
"Astaga mew...!! Kenapa teriak-teriak?? Dan jugaaa mau apa kau kemari Mew?" Ucap ibu Gulf dengan melipatkan kedua tangannya di dada.
"Hehehe.. maaf-maaf. Tante Gulf dimana? Aku harus menemuinya. Aku harus menjelaskan semua padanya Tante..."
"Apa yang mau kau jelaskan Mew?"
Mew lalu menjelaskan semuanya pada ibu Gulf.
"Begitu Tante.."
"Astaga mew... Kenapa kau tidak menahan dia saat disana.. kenapa kau tidak menjelaskan semua di sana tadi.." ucap ibu Gulf yang sedikit menyesali tindakan Mew.
"Maaf Tante... Aku tidak bisa menahannya tadi Karna informanku belum memberi kabar. Walau aku yakin akan itu semua, namun tidak bisa di benarkan jika tidak ada bukti."
"Kau benar Mew." Ucap ibu Gulf sambil mengangguk.
"Lalu di mana Gulf sekarang Tante. Aku ingin menemuinya."
"Gulf sudah di bandara Mew,"
"APA? BANDARA" teriak Tawan.
"Ya.. "
"Tante... Jangan bercanda.. aku tau aku salah dengan menyakiti Gulf. Tapi jangan permainkan aku seperti ini Tante." Ucap Mew dengan wajah memelas. Wajah yang tak pernah ia perlihatkan dengan siapapun. Bahkan dengan Gulf, Tawan , dan juga Davika.
"Kau lihat muka Tante Mew? Apa kah Tante sedang bencanda."
Mew terdiam, dalam hatinya ia merutuki dirinya yang sedari awal tidak menahan Gulf.
"Tiga puluh menit lagi pesawat Gulf akan terbang. Jika kau tidak segera menyusulnya maka kau akan kehilangan dia."
Maka tanpa pikir panjang ketiga sahabat itu langsung bergegas menuju bandara.
Tawan yang menyetir melajukan mobilnya dengan kecepatan penuh.
Ia tak mau kehilangan Gulf. Jika mereka tidak dapat menghentikan Gulf pergi maka mereka akan kehilangan Gulf selamanya, sebab Tawan tau persis jika Gulf sudah menghilang. Maka mustahil untuk mereka bisa menemukan Gulf kembali..Tiba-tiba saja hujan lebat turun membahasi seluruh kota. Jalanan macet, tidak ada jalan alternatif yang mengarah ke bandara.
"AAARRGGHHH"
"tenang Mew tenang.."
"Bagaimana aku bisa tenang! Gulf sudah akan pergi... Aku tidak mau kehilangan dia dan juga calon anakku wan!!"
"Hei Mew.. tenang okay" davika mengusap pundak Mew agar Mew sedikit lebih tenang dan tentu saja itu tidak membuat Mew tenang sedikitpun.
Dua puluh menit sudah. Namun tidak ada pergerakan apapun, tampaknya jalan memang macet total.
"Aku tidak bisa berdiam seperti ini." Mew keluar dari mobil dan berlari melewati macetnya jalan.
"Mew.. di luar hujan sangat lebat! Kau bisa sakit nanti."
"Biarkan saja Davika. Kalau kita menahan Mew dan menunggu di sini bisa jadi dia tidak dapat mengejar gulf." Ucap Tawan.
Mew lalu Mencari kendaraan yang menurutnya bisa melewati jalan ini.
"Nah..itu ada kang ojek."
Mew lalu menaiki ojek tersebut dan meminta agar laju kendaraan secepat-cepatnya."Lebih ngebut lagi bang.."
"Buseeedd sabar om. Ini lagi ujan deras." Jelas kang ojek.
"Tapi saya harus cepat-cepat ke bandara agar calon suami dan anak saya tidak meninggalkan saya."
KAMU SEDANG MEMBACA
I Wuv U friend
Teen FictionMew yg seorang straight berubah menjadi gay hanya Karna kesalahan satu malamnya dengan sang sahabat, Gulf.. Kesalahan itu membuat Mew terus membayangkan Gulf.. sang SAHABAT. yang di khianati oleh kekasihnya..