*6*

328 85 24
                                    

09-08-22


Jupiter semakin menguatkan himpitannya saat Megan meronta. Ia berusaha mengimbangi gerakan gadis itu agar tak lolos. Gesekan antar kulit dan kibasan rambut yang tak disengaja, kembali mengalihkan akal. Bagaimana tidak, tubuh Megan tercium sangat wangi, rambut panjangnya berkilau bak mutiara hitam, serta kulit sehat terawat yang terasa sehalus sutra.

Saat netra Jupiter dimanjakan dengan berbagai macam keindahan yang ada dalam diri Megan. Sebaliknya, Megan mendapati pemandangan yang merusak mata. Baginya, Jupiter terlihat seperti monster dalam film horor. Ia memiliki tatapan tajam bak manusia serigala, senyum menyeringai juga badan tinggi berotot yang dipenuhi tato. Kesan dekil melekat paripurna, membuat Megan seakan enggan disentuh.






Masih dalam posisi berhimpitan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Masih dalam posisi berhimpitan. Hawa panas yang meluap dalam ruangan sempit itu semakin membuat gerah. Jupiter mandi peluh bagai kuli pengangkut barang. Megan dibuat risih melihatnya, ia melebarkan mata saat menyaksikan cairan alami itu mengalir deras dari ujung kepala menyusuri pelipis hingga rahang tegas milik Jupiter, lalu bergelayut di ujung dagu dan siap terjun bebas menghantam kearahnya. Rasa jijik tak terkira seketika melanda.

"Mm-mmh!"

Tak bisa berucap dalam keadaan mulut yang tertutup rapat. Megan mendorong tubuh Jupiter agar menjauh dan mencoba melepaskan diri dari bekapan tangannya, namun Jupiter yang berbadan besar itu masih kokoh berdiri di tempat, bahkan tak bergeser barang sedikitpun.

"Gue akan lepasin, kalau lu janji gak bakal teriak!" ucap Jupiter penuh penekanan seraya menajamkan mata.

Menatap sesaat. Kini Megan mengangguk pasrah, merasa perlawanannya sia-sia. Tenaganya telah terkuras habis saat ia berusaha melarikan diri juga melawan Jupiter. Tubuh Megan belum mendapat asupan energi sedikit pun, perutnya terasa keroncongan akibat belum makan sejak kemarin sore. Megan sudah tak tahan lagi, ia terpaksa mengibarkan bendera putih tanda menyerah, membuat Jupiter perlahan melepas bekapannya.

"Awas minggir! jangan pernah lagi nyentuh gue dengan tangan kotor lu itu!" Menghindari Jupiter, Megan berjalan menjauh sambil berulang kali menepis pakaiannya seolah melihat jutaan bakteri menempel di sana.

Megan duduk bersandar ke dinding. Ia mengulurkan tangan merogoh tisu basah yang ada di dalam ransel. Urusan bakteri belumlah selesai sebelum kulitnya tersapu bersih oleh cairan antiseptik yang terkandung dalam tisu. Megan segera mengelapkan ke area bibir juga bagian tubuh lain yang tersentuh oleh tangan Jupiter.

"Lu lapar gak?" Tanya Jupiter tiba-tiba.

"Enggak!" tegas Megan berbohong. "Udah deh jangan sok baik dan gak usah nyari gara-gara. Mending sekarang lepasin gue mumpung semuanya belum terlambat. John Skalinski, gak akan segan-segan menyincang tubuh lu untuk dijadiin makanan buaya," gertak Megan, menyombongkan keagungan ayahnya.

"Di daerah sini gak banyak jenis makanan yang bisa dipilih, gue beliin apa yang ada aja, oke?" Jupiter cuek, ia sengaja tak menggubris dan malah memberi jawaban yang melenceng.

REVENGE  ( End ) ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang