12-09-22
Hari menjelang pagi, langit terlihat masih gelap di luar sana. Megan terbangun setengah sadar, perlahan ia membuka mata dengan pandangan lurus menatap langit-langit kamar yang berwarna putih kusam. Dalam ruangan minim cahaya disertai suasana senyap, Megan yang lemas kelaparan merasa seakan berada di dunia lain.
"Ya tuhan, kenapa tubuh gue susah digerakin, apa gue udah mati? jangan dulu ya, gue masih punya tugas nemenin Papi di dunia ini, selain itu gue juga masih jomblo belum pernah ngerasain yang namanya cinta. So, please gue masih mau hidup," gumam Megan tak karuan dalam pembaringan seperti orang koma.
Beberapa saat terdiam mematung di posisinya, kini Megan merasakan adanya sentuhan tangan kasar mendarat di pipi yang bergerak berulang kali membuatnya seketika menutup mata karena takut. Megan mengira bahwa ia sedang menjalani siksaan di neraka.
"Megan, bangun!" Jupiter menepuk pipi Megan berkali-kali namun panggilannya tak mendapat respon.
Tak kehilangan akal, Jupiter beranjak ke kamar mandi lalu kembali dengan membawa gayung yang berisi air kemudian memercikkannya ke wajah Megan cukup banyak.
"Aduuuh! Apaan sih!" Megan terperanjat, air dingin yang dibawa Jupiter ternyata memang benar-benar ampuh untuk membuatnya terbangun dari tidur panjangnya seperti Aurora dalam dongeng putri disney.
"Cepetan mandi setelah itu beresin barang-barang lu, kita harus segera pergi dari sini," seru Jupiter sambil berlalu ke kamar mandi menaruh gayung.
"Elu aja sana, gue lemes banget gak bertenaga, udah kayak benang basah," Megan kembali merebahkan diri.
"Ayo, buruan Meg!" Jupiter berkacak pinggang menatap Megan yang berbaring membelakanginya.
Tak ada sahutan, Megan masih bertahan di tempatnya, ia sama sekali tak mempedulikan ocehan Jupiter. Hingga beberapa saat kemudian, Megan merasakan sepasang tangan merengkuh dan mengangkat tubuhnya dengan paksa. Jupiter membopong Megan karena tak mau membuang waktu, ia harus segera pergi untuk berpindah tempat menghindari anak buah John Krasinski.
"Aaa! turunin gue!"
Megan meronta, tak lama Jupiter menurunkannya di depan pintu kamar mandi.
"Ini handuk dan kaos ganti untuk sementara, celananya pakai lagi," Jupiter meraih paksa tangan Megan agar menerima barang yang ia sodorkan ke depan dada.
"Iss, ini semua punya lu? gak sudi gue!" menatap dengan malas.
"Udah gak usah bawel, setelah ini gue beliin pakaian baru, cepetan masuk!" Tegas Jupiter dengan tatapan tajam sambil membentangkan kedua tangannya diantara kusen pintu, ia sengaja menghalangi Megan dan tak memberi pilihan kepadanya selain masuk ke kamar mandi menuruti perintah.
Lima belas menit berlalu, Megan keluar dari kamar mandi dengan rambut basah juga wajah yang fresh dan terlihat cute seperti balita tanpa dosa. Melihat pemandangan yang mencuri perhatian itu, Jupiter tak bisa berkedip untuk beberapa saat.
KAMU SEDANG MEMBACA
REVENGE ( End ) ✔️
Short StoryJupiter terbelenggu oleh dendam sejak kejadian naas yang menghantamnya beberapa tahun silam. Saat berusia sepuluh tahun, ia harus merelakan kedua orang tua juga calon adiknya direnggut paksa oleh keganasan peluru logam yang meluncur menembus dada. p...