*48*

136 46 22
                                    

07-05-23

Jupiter berjalan gontai menyusuri jalan berpasir dalam kegelapan menuju rumah sewanya yang berada tak jauh dari pantai. Berhenti di depan pintu, Jupiter mulai merogoh dan meraba-raba lubang ventilasi yang ada tepat di atasnya, tempat biasa ia menaruh kunci.

Tak menemukan benda kecil yang tengah ia cari karena lupa di mana terakhir kali menyimpannya. Jupiter beralih duduk bersandar di kursi mengistirahatkan sejenak beberapa bagian tubuhnya yang terasa nyeri akibat pukulan dengan mata terpejam.

Malam semakin larut, angin berhembus kencang terasa dingin. Jupiter mulai tak betah berlama-lama di luar. Kini matanya kembali menyusuri tempat-tempat tersembunyi yang pernah ia gunakan untuk menyimpan kunci selain lubang ventilasi, seperti di pot bunga dan rak sepatu. Namun Jupiter menemukannya di bawah keset jerami.

Membuka pelan pintu rumah yang langsung disambut oleh pemandangan gelap gulita hingga tak dapat melihat keadaan di dalam. Jupiter menekan saklar yang terpasang tak jauh dari kusen pintu, membuat lampu seketika menyala menerangi ruangan.

Terdiam sejenak menatap keadaan sekeliling yang terlihat sedikit berantakan, pengap dan bau apek. Jupiter membuka jendela meloloskan keluar-masuk udara. Kini perhatian Jupiter beralih pada motor kesayangannya yang terjagang kokoh sedikit berdebu. Tiba-tiba ia rindu berkendara.

Jupiter menatap ke arah lain dalam ruangan, ia melihat beberapa paper bag tergeletak di bawah kolong meja. Jelas Yongki yang menaruh di sana setelah dimintai tolong membawa pergi mobil yang ditinggalkannya di pinggir jalan malam itu, untuk menghilangkan jejak.

Mengambil papper bag yang ada di hadapannya lalu di letakkan di atas kasur, Jupiter duduk di pinggir ranjang sambil mengeluarkan satu per satu isi di dalamnya. Jupiter tertegun memandangi barang belanjaan Megan dari toko branded, memperlihatkan beberapa pasang streetwear dan pakaian casual juga underwear super mahal merk victoria secret yang sempat ia perdebatkan. Mengingat hal itu, Jupiter tersenyum merasa lucu dengan hati yang teriris.

Satu lagi barang terakhir yang membuat Jupiter begitu tersentuh ketika mengamati riding jacket yang dibeli Megan untuknya saat menemani berkeliling mall. Jaket yang ia pegang karena suka tetapi urung dibeli melihat harganya yang selangit. Namun hal itu sama sekali tak menjadi pertimbangan bagi Megan untuk langsung membayarnya.

Jupiter menghempaskan diri di atas kasur. Matanya tampak berkaca-kaca kala mengingat semua kenangan bersama Megan yang terasa semakin menjerat hatinya dalam sebuah rasa bersalah dan penyesalan.

"Meg, kenapa ini harus terjadi sama lu. Mestinya lu biarin aja peluru itu mengenai gue. Mungkin gue bisa bertahan dan kita tidak akan terpisah. Kalaupun gue mati, setidaknya gue gak tersiksa dengan perasaan ini. Meg, gue sangat mencintai lu, gue kesepian, tolong kembali," gumam Jupiter lirih merasa putus asa juga lelah fisik dan mental membuatnya perlahan terpejam.

Jam di dinding menunjukkan pukul lima pagi saat Jupiter telah bertengger di tepi jalan, di kawasan perumahan elite

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jam di dinding menunjukkan pukul lima pagi saat Jupiter telah bertengger di tepi jalan, di kawasan perumahan elite. Saat itu ia nekat memantau kediaman John Krasinski karena belum bisa menerima kenyataan akan kepergian Megan.

REVENGE  ( End ) ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang