*31*

169 63 14
                                    

04-02-23


Di sebuah restoran mewah yang terletak tepat di sebelah bangunan mall terbesar di kota itu. Dara, Sonia, Jennifer dan Lesa tengah istirahat untuk makan siang bersama. Setelah mereka semua menghabiskan waktu kurang lebih tiga jam lamanya menjelajahi mall untuk yang kesekian kali, dalam rangka mencari Megan sekaligus cuci mata.

Kini di atas meja kaca berbentuk persegi panjang berwarna hitam mengkilat itu telah tersaji berbagai macam jenis makanan juga minuman yang dipesan. Diantaranya, Steak tenderloin lengkap dengan french fries dan tumis sayuran yang disajikan bersama dua pilihan rasa saus black pepper dan creamy mushroom untuk Dara juga Sonia, kemudian beef burger double cheese milik Jennifer dan spaghetti carbonara pilihan Lesa, serta semangkuk besar salad sebagai penyeimbang kolesterol.

Dara sedang mengunyah sambil menatap kosong ke mangkuk salad di depannya yang merupakan salah satu makanan kesukaan Megan.

"Dara, lu kenapa?" tanya Jennifer memperhatikannya sedari tadi.

"Gak pa-pa kok, lagi ingat Megan aja kalau lihat salad ini. Keadaan dia sekarang gimana ya? semoga baik-baik aja," ucap Dara yang selalu dihantui oleh rasa bersalah.

"Feeling gue sih dia baik-baik aja," timpal Lesa mencoba meredam kekhawatiran Dara sambil mengaduk-aduk spaghettinya.

"Betul kata Lesa, gue juga punya feeling kayak gitu," sahut Sonia.

"Ngekor aja lu," senggak Jennifer.

"Ih beneraan, Gue bisa ngomong gitu karena ada alasannya."

"Apa alasannya?" tanya Dara, Jennifer dan Lesa secara bersamaan.

"Dilihat dari video yang terakhir, di mana Megan kelihatan udah nyaman sama tu cowok. Bisa aja kan mereka berdua saling jatuh cinta, terus menikah diam-diam lalu honeymoonnya di pelosok. Entar pulang-pulang Megan ngenalin suami dan anaknya. Positive thinking aja deh, biar hal buruk gak terjadi."

Cetukk!

"Aaaow! sakit Jenniii," Sonia meringis memegangi kepalanya yang baru saja digetok pakai sendok oleh Jennifer.

"Rasain! itu gara-gara imajinasi lu yang kejauhan. Positive thinking sih boleh aja, tapi gak gitu juga. Kemarin si penculik lu sangka pacar, eeh sekarang malah diterusin ke pernikahan, emang dasar lu ya!"

"Udah-udah, kok malah berantem. Gue ngerti maksud Sonia meskipun dia ngaco. Doain aja yang terbaik buat Megan, kita akan terus bantu nyari dia sampai ketemu," tegas Lesa menengahi.

Selama dua hari ini, Megan disibukkan dengan membaca novel yang membuatnya lupa akan rasa bosan. Namun hal itu sangat mengganggu Jupiter karena Megan mengabaikannya. Selain itu, ia juga jadi tak kenal waktu.

Malam semakin larut, Megan tiduran telungkup dengan novel di depan muka ditemani tiga lampu teplok untuk menerangi. Jupiter yang sedang rebahan di depannya sesekali memperhatikan. Megan tampak serius, tetapi beberapa saat kemudian tiba-tiba menampakkan senyum tak jelas. Hal itu terjadi berulang kali, meski ada rasa kesal namun Jupiter turut senyum-senyum sendiri melihatnya.

"Meg, udah malem. Diterusin besok lagi bacanya." seru Jupiter menatap tegas dengan satu tangan menyangga kepala.



Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
REVENGE  ( End ) ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang