*27*

163 54 7
                                    

15-01-23


Alvian balas tersenyum sambil bergerak selangkah lebih dekat ke depan Megan untuk kembali memperkenalkan diri.

"Aku Alvian," ucap lelaki bersuara deep yang terasa halus memasuki telinga, memancarkan wibawa. Ia lalu mengulurkan tangan ke arah Megan.

"Gue Piter, dan dia Megan," balas Jupiter bermuka sinis sambil menyerobot uluran tangan Alvian sebelum Megan sempat menyentuhnya.

Tindakan Jupiter barusan telah merenggut senyum hangat Alvian yang kini berubah menjadi bermuka dingin, begitu juga dengan Megan yang mulai ketar-ketir

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tindakan Jupiter barusan telah merenggut senyum hangat Alvian yang kini berubah menjadi bermuka dingin, begitu juga dengan Megan yang mulai ketar-ketir.

"Gue adiknya," sahut Megan segera menjelaskan dengan senyum canggung sambil menarik lengan Jupiter kemudian meremasnya sebagai kode keras atas perlakuan yang tak sopan.

"Miranti sudah menjelaskan maksud kedatangan kalian, tapi maaf aku gak bisa bantu, permisi," tandas Alvian menyudahi pertemuannya tanpa basa-basi, nampaknya ia telah hilang respect. Tanpa ragu, Alvian melangkah pergi.

"Ish! ini semua gara-gara elu," omel Megan ke depan muka Jupiter. "Ingat, di sini kita harus jaga sikap dan selalu menebar senyum, masa udah lupa sih lu!" Megan ganti menceramahi Jupiter sama seperti yang dilakukannya tadi pagi.

Jupiter diam bersedekap mendengarkan cicitan megan yang terasa memberontak  masuk ke telinga kiri dan langsung keluar lewat telinga kanan. Jupiter hanya mencebik menampakkan muka tak peduli membuat Megan bertambah kesal.

"Awas aja kalau rencana gue jadi gagal, malam ini kita berenang menyeberangi lautan," ancam Megan memutar badan..

"Alvi, tunggu!" Megan berlari mengejar.

Alvian tetap berjalan lurus tak ada sedikitpun niat untuk menghentikan langkah meski Megan telah memanggil namanya berulang kali. Hingga saat ia mendekati pintu rumah hendak masuk, Megan tiba-tiba muncul di depannya sambil merentangkan tangan.

"Kamu mau ngapain?" tanya Alvian dengan muka datar.

"Please dengerin gue dulu," Megan memasang muka memohon.

Alvian menghela napas sejenak, pertahanannya perlahan runtuh saat melihat wajah cantik Megan yang tampak begitu berharap.

"Mau ngomong apa?"

"Sebelumnya gue mau minta maaf dengan kelakuan Piter, dia hanya ingin menjaga setelah banyak hal yang kita lalui," jelas Megan sambil tangan kanannya memegang lengan kiri. Mata Alvian mengikuti, ia melihat perban di lengan itu.

"Iya, aku ngerti."

"Tolong pertimbangkan lagi soal keinginan gue untuk menyewa kamar mandi di sini, gue mau bayar tiga kali lipat untuk itu," Megan meyakinkan.

"Gampang banget menghamburkan uang, apa kamu selalu mendapatkan segalanya dengan itu?" sarkasnya

Alvian tak menangkap maksud dari ucapan Megan, hal itu di karenakan kesan sombong yang melekat pada kedua pendatang itu terlihat jelas dari gesture juga caranya berbicara di awal bertemu yang tak bisa ia abaikan begitu saja.

REVENGE  ( End ) ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang