*15*

259 72 22
                                    

01-10-22


Yongki menghela napas panjang seraya menaruh ponsel di atas meja berbahan kayu setelah Jupiter mematikan sambungan teleponnya secara sepihak. Kini ia duduk di teras depan rumah sambil tangannya meraih sebatang rokok yang dijejalkan ke mulut lalu disulut dengan korek api yang membakarnya perlahan hingga mengepulkan asap.

Berulang kali menghisap rokok yang terselip diantara jari, Yongki tampak sangat menikmati zat nikotin yang terkandung di dalamnya dan membuat candu. Yongki menatap kosong ke awang-awang menampakkan penyesalan saat memikirkan Jupiter.

Bertahun-tahun yang lalu, tak pernah terbesit di benak Yongki untuk menyeret Jupiter mengikuti langkahnya. Berawal dari sebuah keinginan agar Jupiter menjadi seorang laki-laki pemberani dan tangguh yang bisa menjaga diri menghadapi kejamnya dunia. Kini ia malah semakin terjerumus.

"Gila, ini sungguh gila, Piter. Kamu benar-benar nekat!" seru yongki sambil mengepulkan asap rokoknya dari mulut.

Nasi telah menjadi bubur, penyesalan tiada guna. Yongki merasakan adanya ancaman besar, bahaya akan datang dari segala penjuru dan tak mengenal waktu, ia semakin khawatir dengan keselamatan Jupiter karena bagaimanapun usahanya untuk terus lari dan bersembunyi, keberuntungan tak akan selalu berpihak.

Hari menjelang pagi, udara dingin di luar sana telah berhasil menerobos masuk ke dalam ruangan melalui lubang ventilasi yang berada tepat di atas pintu. Jupiter mulai terusik, ia menyilangkan tangan di depan dada dengan erat serta reflek bergerak meringkuk, melakukan termoregulasi untuk mempertahankan suhu tubuh agar tetap stabil.

Lain halnya Megan yang tampak tenang serta nyaman dengan wujud terlihat seperti mumi, dari kemarin siang ia tak lepas berbalut selimut. Meski aneh namun bukan tanpa alasan, saat ini Megan terpaksa tak memakai underwear satu-satunya yang ia punya karena masih basah setelah kemarin dicuci.

Pagi itu, setelah mandi juga sarapan. Jupiter dan Megan kembali beberes barang-barang bawaannya hendak meninggalkan tempat. Seperti pada masa pra sejarah, dimana masyarakatnya hidup secara nomaden dengan tujuan memperoleh sumber daya yang tersebar tak merata di wilayah yang luas. Jupiter dan Megan melakukan hal yang sama namun untuk bersembunyi, menghindar dari orang-orang yang memburunya.

Mobil Jupiter melaju kencang memasuki perbatasan kota. Jika sebelumnya ia memilih tempat persembunyian di daerah pelosok, kini ia mencoba untuk tinggal di sekitar perkotaan.

Belum sampai pada tempat yang dituju, Jupiter menghentikan mobilnya di depan sederetan berbagai macam toko barang branded sesuai permintaan Megan.





Belum sampai pada tempat yang dituju, Jupiter menghentikan mobilnya di depan sederetan berbagai macam toko barang branded sesuai permintaan Megan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Kali ini Jupiter terpaksa menuruti keinginan Megan karena dia memintanya dengan bersikap baik hingga susah untuk menolak namun tentunya dengan sebuah ultimatum.

Keduanya keluar dari mobil, Jupiter tampak waspada mengamati keadaan sekitar. Megan tak mempedulikan hal itu, ia langsung saja menuju pintu masuk yang dijaga ketat oleh seorang security.

REVENGE  ( End ) ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang