08-01-23
"Astaga! mati gue."
Megan berdiri kaku menatap lelaki aneh yang ada di hadapannya. Lelaki itu terlihat membungkuk untuk memungut ponsel milik Jupiter yang jatuh di atas pasir kemudian ia berjalan mendekat, membuat Megan ketakutan.
Piteer!" Megan langsung berlari menghampiri Jupiter lalu bersembunyi di balik badannya mencari perlindungan.
Jupiter melihat apa yang telah Megan lakukan. Meski tak disengaja, namun perbuatan tak mengenakkan yang terjadi berulang kali ini bisa saja membuat lelaki itu menjadi marah. Jupiter bersiap memposisikan diri sebagai tameng untuk melindungi Megan.
"Bang! kebiasaan deh jalannya cepet banget," omel seorang gadis dari arah pohon bakau.
Jupiter dan Megan sontak menoleh secara bersamaan ke arah sumber suara. Mereka mendapati Miranti yang terlihat menyembul dari balik pohon bakau sambil membawa segulung tikar.
"Kalian bertiga kenapa, kok mukanya pada tegang gitu?"
"Lu kenal dia, Mir?" tanya Megan penasaran sambil menunjuk dengan mata ke arah lelaki aneh yang berada tak jauh dari tempatnya berdiri.
"Ya kenal lah, dia yang namanya Wiro, abangku," jawab Miranti terkekeh.
Jupiter bernapas lega setelah mendengar ucapan Miranti. Sebenarnya ini adalah kali ketiga Jupiter bertemu dengan Wiro setelah pertama kali melihatnya saat menuruni kapal, namun ia baru tau jika Wiro adalah kakak kandung Miranti. Lain halnya Megan dengan feeling yang berbeda, ia tetap menganggap Wiro sosok aneh dan menakutkan.
"Keranjang makanannya mana, bang?" Miranti celingukan.
Wiro menoleh menatap ke salah satu pohon bakau di mana ia meletakkan keranjang makanan yang terbuat dari anyaman bambu. Miranti mengikuti arah pandangnya.
"Ayo kita sarapan dulu, makan bersama di pinggir pantai akan terasa lebih nikmat," ucap Miranti sambil melangkah pergi, kemudian ia membuka gulungan tikar yang digunakan sebagai alas.
Wiro kembali berjalan mendekat lalu menyodorkan ponsel di tangannya tanpa sepatah kata yang langsung disambut oleh Jupiter dengan ucapan terimakasih. Wiro berlalu pergi menghampiri Miranti disusul Jupiter dan Megan. Kini mereka berempat telah berkumpul duduk di bawah rindangnya pohon bakau untuk menikmati sarapan.
"Meg, maaf ya soal yang di sungai tadi. Sebenarnya orang yang kamu lihat itu bukan sedang...
"Gak papa kok, Mir. Gak usah dibahas lagi, udah dijelasin tadi sama Piter," sela Megan, seketika ia jadi teringat kembali akan bayangan hal-hal menjijikkan yang masih bersarang di kepala membuatnya berasa tak selera makan.
Miranti mengangguk paham sambil tangannya sibuk mengambil nasi ke piring untuk semua orang.
"Lauk dan sayurnya ambil sendiri ya, jangan sungkan," ucap Miranti ramah seraya mengulas senyum.
"Iya, makasih," balas Jupiter.
"Meg, jangan cuma dilihatin aja. Ayo dimakan, apa jangan-jangan kamu gak suka ya sama masakanku yang hanya sekedarnya ini?" Miranti terlihat kecewa.
Megan sedikit tersentak dengan perkataan Miranti yang membuyarkan lamunannya saat sedang fokus mengamati ikan pepes pedas dalam balutan daun pisang.
"Eh, bukan karena itu kok, Mir. Semua masakan lu kelihatannya enak, sayang gue lagi diet," jawab Megan beralasan, ia tak sanggup jika harus memakan ikan pepes yang dikiranya diambil dari empang. Selain itu, Megan juga takut makanan tersebut pada akhirnya akan membuat sakit perut dan memaksanya mendatangi tempat menyeramkan yang ingin ia hindari.
KAMU SEDANG MEMBACA
REVENGE ( End ) ✔️
Short StoryJupiter terbelenggu oleh dendam sejak kejadian naas yang menghantamnya beberapa tahun silam. Saat berusia sepuluh tahun, ia harus merelakan kedua orang tua juga calon adiknya direnggut paksa oleh keganasan peluru logam yang meluncur menembus dada. p...