*47*

141 47 38
                                    

01-05-23

Dara terperanjat bangun setelah mendengar suara klakson dari arah kediaman John Krasinski. Kamarnya yang berada di lantai dua bagian sisi depan rumah memudahkannya untuk mengintip lewat jendela, memastikan bahwa itu memanglah benar mobil yang membawa Megan.

Informasi yang ia dapat dari sang ayah bahwa Megan telah ditemukan membuatnya merasa sangat senang. Dara berlari kecil keluar kamar menuruni anak tangga dengan tergesa, ia ingin segera menemui Megan.

"Bik... bik Narsih! ayo cepetan, bik!" seru Dara yang sudah tak sabar dan telah berdiri di depan pintu ruang tamu. Malam itu ia meminta bik Narsih untuk menemaninya berkunjung ke rumah Megan.

"Sebentar, Non." sahut si asisten rumah tangga dari dapur, tak lama ia muncul berjalan tergopoh-gopoh menghampiri Dara.

"Lagi ngapain sih bik, kok lama banget. Dandan dulu ya?" Dara menyipitkan mata, menyelidik.

"Kok dandan sih, Non. Bibik lagi bersihin alat dapur yang kotor setelah dipakai masak."

"Oo... Kirain dandan. Siapa tau aja kan, bik Narsih mau caper ke security rumah depan," goda Dara sambil terkekeh.

"Haduuh... malu, Non. Bibik memang janda, tapi sudah tua. Gak mau mikirin cinta-cintaan."

"Hehe. Iya, bik. becanda, jangan dianggap serius," Dara tersenyum sambil menggelandang lengan tangan bik Narsih, mengajaknya segera keluar menuju rumah Megan.

"Pelan-pelan, Non," ucap bik Narsih mempercepat langkahnya berusaha mengimbangi Dara. "Tadi sudah ijin sama tuan kan, Non?" ucapnya lagi, mengingatkan.

"Belum," jawab Dara santai.

"Lo, kok belum. Nanti tuan marah. Ayo balik, Non. Ijin dulu," seru bik Narsih menghentikan langkahnya.

"Bik Narsih tenang aja, gak bakal dimarahin kok, orang cuma ke rumah Megan situ," menunjuk dengan dagu, Dara meyakinkan bik Narsih sambil menarik paksa meneruskan langkahnya.

"Tapi alangkah baiknya ijin dulu, Non. Biar orang tua non Dara gak kecarian."

"Ya ampuun. Iya, bik. Lain kali Dara pasti ijin. Udah nanggung banget nih, tinggal tiga langkah. Bentar aja kok bik," rayunya manja hingga bik Narsih tak bisa menolak.

Guncangan halus yang dibuat Jupiter sama sekali tak bisa direspon oleh Megan. Wajahnya kian pucat, darah pada luka tembak itu terus mengalir. Jupiter menekannya untuk menghentikan pendarahan. Namun hal itu tentu tak cukup. Tindakan yang paling tepat untuk menyelamatkan Megan saat ini adalah penanganan segera oleh dokter.

Jupiter membopong Megan keluar diikuti William yang dengan sigap bersedia mengantarkan ke rumah sakit tanpa ijin majikannya. Maklum, di ruangan itu, John Krasinski masih tampak linglung karena syok berat.

Dara dan bik Narsih berhenti di depan pintu pagar rumah Megan yang menjulang tinggi, yang mana pintu itu bisa terbuka sendiri dikendalikan dari jarak jauh oleh remote control yang dipegang security. Mereka tau Dara yang datang berkunjung lewat cctv.

Keduanya segera memasuki halaman hendak menuju pintu utama. Namun langkah Dara terhenti ketika sekilas ia melihat seorang lelaki yang tak nampak jelas wajahnya, tengah membopong gadis dalam kondisi lemas, masuk ke dalam mobil dengan tergesa dibantu William.

Tak lama, mobil yang dikendarai William pun meluncur cepat membuat Dara bertanya-tanya perihal apa yang sebenarnya telah terjadi. Penasaran, Dara pun segera berlari masuk untuk mencari tau.

Sesampainya di rumah sakit. Jupiter membuat gaduh hingga mencuri perhatian banyak orang. Tak peduli, pikirannya yang kalut memaksanya mengeluarkan suara lantang memanggil-manggil pihak medis agar segera membantunya memberi pertolongan pertama pada Megan.

REVENGE  ( End ) ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang