*46*

127 49 8
                                    

28-04-23

Tak ada gadis lain yang seindah Megan, tak ada gadis lain semenarik dia. Karena dia begitu sempurna, dia adalah bidadari pujaan. Hanya dia yang bisa membuatku tersenyum bahagia, dia yang bisa menggetarkan hati, hingga jantung ini tak mampu berdetak normal.

Tuhan! Tolong jangan pernah engkau hapus ingatan ini tentangnya, sebelum dia bisa ku miliki, sebelum bisa menyentuh barang sedikit saja atau bahkan hanya sekedar bertemu kembali. Perasaan ini tak bisa ku abaikan, sungguh aku sangat mencintainya, aku rela menderita dalam penantian.

Begitu banyak pujian dan harapan yang tersemat dalam benak Wiro terhadap Megan. Cintanya bukanlah sekedar omong kosong belaka. Hal itu akan dibuktikannya, kelak saat Wiro telah siap melakukan pencarian hingga ke ujung dunia sekalipun. Janji itu terucap bersamaan dengan laju speedboat yang membawa Megan pergi hilang dari pandangan.

Di atas speedboat yang melaju kencang. Megan tampak nyaman berbalut selimut super tebal yang menghangatkannya dari terpaan angin laut. Megan duduk di samping William, pandangannya tak lepas menatap ke arah Jupiter yang berada di sudut lain berlawanan dari tempatnya duduk.

"Mau kemana, Non?" tanya William saat Megan hendak beranjak.

"Aku mau bicara lagi dengannya," tatapan Megan mengarah ke Jupiter.

"Nanti saja kalau sudah sampai di daratan, Non. Udaranya dingin, lebih baik non Megan di sini saja menghangatkan diri, jangan sampai non Megan jatuh sakit."

William menahan Megan, menyuruh kembali duduk ke tempat semula lalu merapikan selimut, menangkupkannya rapat tampak sangat perhatian. Sementara Jupiter, ia tak berdaya dalam belitan tali yang mengunci kedua tangannya dan hanya bisa mengawasi dalam kegalauan.

Megan menatap keluar jendela saat mobil yang membawanya bergerak melambat memasuki area perumahan elite yang ia tinggali. Suasana sunyi yang tak asing, pemandangan indah dipenuhi deretan rumah-rumah mewah super megah dengan lingkungan yang bersih nan asri.

Melirik ke samping kiri, Megan mendapati rumah Dara yang tampak lengang, ia merindukan sepupunya itu.

Kini pandangan Megan teralihkan ketika mobil mulai mamasuki halaman rumahnya.

Megan tertegun sejenak menatap sosok gagah berwibawa yang menanti kedatangannya dengan senyum bahagia

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Megan tertegun sejenak menatap sosok gagah berwibawa yang menanti kedatangannya dengan senyum bahagia. Rasanya seperti dalam mimpi, Megan masih tak percaya ia telah kembali pulang.

"Papiii!"

Keluar dari mobil, Megan langsung berlari menghampiri sang ayah yang menyambut di depan pintu lalu memeluknya erat dengan tangis yang tak tertahan.

"Sayang, kamu baik-baik saja, kan?" John Krasinski mendekap erat putrinya dengan haru juga mata yang tampak berkaca-kaca. Ia menghujani Megan dengan ciuman sayang, ungkapan rasa syukur bahwa ia telah kembali dengan selamat.

REVENGE  ( End ) ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang