26-11-22
John Krasinski tengah sibuk di ruang kerja ditemani lembaran kertas penuh tulisan yang tertumpuk rapi di dalam sebuah file holder. Sudah hampir dua jam yang lalu ia bertahan di tempat itu untuk memeriksa berkas-berkas penting. Hingga saat ia ingin menyudahi semua, John Krasinski tak sengaja menyenggol cangkir tehnya yang kemudian jatuh dan pecah.
Diam membeku menatap pada pecahan kaca. John Krasinski merasakan firasat buruk, tiba-tiba saja ia menjadi gelisah tanpa sebab, pikirannya pun langsung tertuju pada si buah hati, Megan Krasinski.
Tok-tok!
Suara ketukan di pintu menyadarkannya namun tak menyurutkan rasa gelisah yang terus menggelayuti.
"Masuk," tuturnya tegas.
Pintu ruangan perlahan terbuka menampakkan sosok William di baliknya dengan langkah ragu. Wajah campuran bule itu tampak tertekuk menyiratkan sesuatu yang tak menyenangkan telah terjadi.
"Ada kabar dari jaka?"
John Krasinski langsung menyerukan pertanyaan yang terasa sulit untuk dijawab oleh William.
"Jaka baru saja menelepon, tuan. Mereka diserang oleh anak buah Alex. Hendrik tertembak saat berusaha melindungi non Megan dan sekarang dia sudah tak bernyawa. Jaka juga mengalami hal yang sama namun masih bisa bertahan," terang William.
"Kurang ajar! Lalu bagaimana dengan putriku?" John Krasinski bangkit dari duduknya dengan gurat kekhawatiran.
"Belum tau pasti, tuan. Jaka hanya bisa menyuruh non Megan untuk pergi menyelamatkan diri."
"Beraninya si bodoh itu bermain api. jika sampai terjadi apa-apa dengan putriku, maka akan ku hancurkan mereka semua," seru John Krasinski penuh penekanan, tangannya mengepal erat menahan luapan amarah.
"Siapkan mobil, aku akan ikut mencari!"
"Saya sarankan jangan, tuan. demi keamanan, lebih baik tuan di rumah saja. Biarkan saya dan Bram yang mencari non Megan, saya janji akan segera membawanya kembali," ucap William meyakinkan.
John Krasinski berpikir sejenak menanggapi ucapan William dengan penuh pertimbangan. Jika saat ini ia nekat untuk ikut, maka yang terjadi, anak buahnya tak akan fokus mencari Megan tetapi mereka malah akan disibukkan dengan tugas menjaga dirinya. John Krasinski pun akhirnya memutuskan untuk tinggal dan mempercayakan pencarian itu kepada william.
"Meg, tahan ya, gue akan cari bantuan." ucap Jupiter lembut seraya menahan tubuh Megan yang bersandar lemas.
"Gak bisa, ini tu sakit bangeet," sahut Megan lirih dengan wajah tampak pucat.
"Iya gue tau, makanya harus diobati biar sakitnya berkurang," bujuk Jupiter.
Mengalihkan pandangan, menatap sekeliling melihat keadaan. Jupiter baru menyadari jika dirinya sedang berada di area pelabuhan yang kebetulan malam itu sedang sepi.
Terdengar sayu-sayu suara seseorang berbincang di dermaga. Jupiter terpaku menatap ke sana dan membiarkan otaknya berpikir untuk mencari jalan keluar.
"Ssshh ... aaow! Piter, gue udah gak tahan lagi, sepertinya gue akan mati," celoteh Megan mendesis kesakitan sambil meremas, memukul-mukul paha Jupiter sebagai pelampiasan.
"Gak bakalan, Meg. Gue lihat lukanya gak terlalu parah, pelurunya hanya sedikit mengenai lengan,"
Jupiter berusaha menenangkan Megan sambil memeriksa luka tembaknya yang tak sampai menembus tulang, namum darah yang keluar cukup banyak. Jika hal itu terus-terusan terjadi, maka bisa menimbulkan resiko fatal.
KAMU SEDANG MEMBACA
REVENGE ( End ) ✔️
ContoJupiter terbelenggu oleh dendam sejak kejadian naas yang menghantamnya beberapa tahun silam. Saat berusia sepuluh tahun, ia harus merelakan kedua orang tua juga calon adiknya direnggut paksa oleh keganasan peluru logam yang meluncur menembus dada. p...