Tok! Tok! Tok!
Rinai segera mengambil tongkatnya yang tergeletak di sisi sofa ruang keluarga. Kemudian dia langsung berdiri dengan bantuan tongkatnya itu lalu dia berjalan dalam tempo lambat menuju ke arah pintu utama berada.
Cklek!
Pintu utama pun terbuka lebar.
Rinai tampak mengerjapkan kelopak matanya beberapa kali begitu dia melihat seorang Revan yang sekarang berdiri dihadapannya. Refleks Rinai meremat kenop pintu dengan erat, terlihat panik sekaligus kebingungan harus bersikap bagaimana di depan seorang Revan. Terlebih momen saat terakhir kali mereka bertemu tidak begitu baik bagi Rinai maupun Revan sendiri.
"Hai"
Rinai menggulirkan bola matanya menatap wajah Revan yang baru saja menyapanya dengan ramah. "H-hai" balas Rinai menyapa Revan dengan ramah meskipun agak tergagap.
Revan pun langsung melemparkan senyuman manisnya saat mendengar balasan ramah dari Rinai barusan. Revan pikir Rinai tidak akan bersikap ramah lagi padanya setelah Revan memperlakukan Rinai seenaknya saat itu.
"Eum---Aku bawa makanan buat kamu dari restoran aku" kata Revan sembari mengangkat kantung plastik dengan label restoran di pusatnya pada Rinai.
Rinai terdiam selama beberapa saat ketika tahu Revan ternyata membawa makanan untuknya. Artinya Revan memang sengaja datang kemari untuk bertemu dengannya. "Kamu tau aku di sini dari siapa?"
Revan tersenyum manis mendengar Rinai berbicara dengan cara bicara Rinai yang seperti biasanya. Dia tidak lagi berlagak seperti orang asing terhadapnya. "aku suka kamu berubah jadi Rinai yang dulu lagi"
Secara refleks Rinai mengusap tengkuknya. Entah kenapa Rinai merasa semakin canggung saat Revan memujinya, atau mungkin dia sedang menyindirnya seperti itu. Entahlah, yang jelas karena perkataan Revan barusan Rinai menyadari betul bahwasanya dia sudah sejauh itu bertindak menjadi orang lain.
"Oh iya, soal pertanyaan kamu tadi, Mas Aksara yang kasih tau aku" ujar Revan mencoba memecahkan kecanggungan diantara mereka dengan melupakan pembicaraan yang Revan katakan sebelumnya.
Rinai yang mendengar jawaban Revan pun terlihat mengerutkan keningnya dalam-dalam, tidak mengerti kenapa Aksara sampai memberitahukan keberadaannya pada Revan padahal Aksara tahu bahwa Revan itu cukup terobsesi padanya bahkan dia juga menjadi saksi saat Revan berusaha menculiknya kala itu. Ya, Rinai memang sudah tahu bahwa Revan adalah adik Aksara dan sepertinya Aksara juga tahu terkait hubungan Revan dengan Hanin dan dengannya.
"...dan Mas Aksara juga yang minta aku bawa makanan buat kamu karena dia tau kamu belum makan dari siang" lanjutnya.
Tiba-tiba saja hati Rinai menghangat saat mendengar penjelasan Revan barusan. Aksara benar-benar laki-laki yang sangat perhatian padanya. Dia tidak berbohong ketika dia bilang dia akan merawat Rinai dengan baik sejak Aksara membuat keputusan mutlak bahwa Rinai harus tinggal di rumah Aksara.
"Emangnya Aksara sibuk banget ya sampe minta bantuan kamu?"
Revan menganggukkan kepalanya dalam tempo pelan, "Ya, gitu. Ada beberapa pekerjaan yang nggak bisa dia kerjain di rumah dan mungkin nanti malam baru pulang"
Rinai pun menganggukkan kepalanya, paham dengan maksud perkataan Revan. Meskipun tanpa Rinai sadari raut wajahnya sekarang ini memancarkan rasa kekecewaan yang begitu kentara yang hanya bisa dilihat oleh Revan. Revan tahu Rinai kecewa karena kali ini bukan Aksara langsung yang memberikan makanan untuk Rinai seperti hari-hari sebelumnya.
"Eum---aku taruh di mana makanannya?" Tanya Revan kembali memecahkan hening diantara mereka.
"O-oh, biar aku aja yang bawa" ujar Rinai yang dibalas gelengan kepala Revan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Step-Sister (✓)
Fanfiction(SUDAH DI REVISI) Local Fanfiction Cast : Hoshyer & Yuju Romance | Drama | Love Triangle | 17+ STEP-SISTER Pertunangan yang terjadi diantara Aksara dan Yuna berjalan dengan mulus. Hanya tinggal menghitung hari saja dan hubungan keduanya akan sampai...