32 - Leaving You

118 25 9
                                    

Tok! Tok! Tok!

Rinai yang semula sibuk memakan menu sarapannya langsung menoleh ke arah sumber suara begitu mendengar suara pintu utama yang diketuk dari luar.

Rinai pun kembali menggulirkan bola matanya ke arah pintu kamar Aksara yang masih dalam keadaan tertutup rapat pertanda bahwa Aksara sepertinya masih sibuk bersiap di dalam sana. Ya, setelah Aksara selesai membuatkan menu sarapan untuk Rinai, Aksara memang langsung masuk ke dalam kamarnya karena Aksara yang harus bersiap ke kantor karena dia yang memiliki jadwal rapat bersama klien-nya.

Tok! Tok! Tok!

Rinai menghela napasnya panjang saat lagi-lagi dia mendengar suara ketukan pintu itu. Karena Aksara masih belum selesai bersiap, itu artinya Rinailah yang harus membukakan pintu untuk tamu Aksara. Ya, Rinai sangat yakin bahwa seseorang yang sejak tadi berusaha mengetuk pintu rumah Aksara adalah tamu Aksara mengingat rumah ini kan memang rumah Aksara. Mustahil jika itu tamunya.

Rinai tampak mengambil tongkatnya yang bersandar di kursi yang terletak disebelahnya kemudian berusaha bangkit berdiri dengan bantuan tongkatnya tersebut. Baru setelahnya Rinai berjalan dengan tertatih-tatih menuju ke arah pintu utama.

Begitu sampai di belakang pintu utama, Rinai terlihat memegang kenop pintu kemudian segera membukanya lebar-lebar.

Cklek!

"Mas A---" ucapan Yuna terhenti seketika begitu  manik matanya menangkap presensi sosok lain yang baru saja membukakan pintu untuknya, sosok yang bukan Aksara seperti yang Yuna kira sebelumnya. "...Mbak Rinai?!"

Rinai mengerjapkan kelopak matanya beberapa kali, tidak menyangka bahwa tamu yang datang ke rumah Aksara ternyata adalah Yuna. Yang mana adalah sosok yang berusaha Rinai hindari semenjak kejadian Yuna dan Ghina yang hampir membuatnya meregang nyawa kala itu.

Dengan raut wajah tidak percayanya, Yuna tampak menunjuk wajah Rinai dengan tangannya yang sedikit bergetar, "Bukannya kamu..." Alih-alih melanjutkan perkataannya Yuna memilih untuk kembali menggulirkan bola matanya ke atas dan ke bawah, benar-benar sibuk memperhatikan Rinai dari atas sampai bawah seolah tengah memastikan bahwa sosok wanita dihadapannya ini benar-benar Rinai.

Dari pengamatannya, Yuna bisa melihat ada banyak sekali luka ditubuh Rinai dan yang paling parah jelas adalah luka di kaki kiri Rinai. Tapi bukan itu yang membuat Yuna merasa tidak percaya, melainkan fakta bahwa Rinai benar-benar masih hidup bahkan tanpa diduga mereka justru kembali dipertemukan di rumah Aksara. Bagaimana bisa?

Semuanya benar-benar terasa tidak masuk akal bagi Yuna. Yuna itu kan datang kemari untuk bertemu Aksara karena Aksara yang mendadak hilang kabar seminggu ini. Tapi bagaimana bisa saat Yuna datang kemari dia justru bertemu dengan Rinai. Atau jangan-jangan memang Rinai yang berhasil membuat Aksara seolah tidak mau untuk sekedar bertukar kabar lagi dengannya?

"Kamu mau cari Aksara, ya?" Tanya Rinai memecahkan hening diantara mereka dengan pertanyaan sederhananya. Rinai benar-benar berusaha terlihat ramah dan berlagak seolah-olah Rinai melupakan tindakan Yuna yang hampir membuatnya meregang nyawa beberapa hari yang lalu. Bukannya Rinai sebaik itu sampai-sampai kejadian itu bisa Rinai lupakan dengan mudah, karena sungguh kejadian itu sebenarnya meninggalkan rasa trauma tersendiri di diri Rinai, hanya saja Rinai tidak mau hubungannya dengan Yuna akan semakin memburuk jika Rinai harus membahas kesalahan Yuna yang sudah Yuna lakukan. Jadi Rinai rasa menganggap bahwa kejadian itu tidak pernah terjadi adalah keputusan yang terbaik.

Yuna kembali menggulirkan bola matanya ke atas, menatap kedua mata Rinai lamat-lamat. Rinai berbicara padanya, artinya Rinai benar-benar masih hidup.

Sial! Kenapa semuanya jadi seperti ini?

Step-Sister (✓)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang