Interested ˈ/intrəstəd/
* Tertarik
* (n') menunjukkan rasa ingin tahu atau perhatian tentang sesuatu atau seseorang; memiliki perasaan tertarik..
.
.
.Sekitar pukul tiga sore, Rinai memasuki restoran yang pernah dia datangi tempo lalu. Tepatnya restoran di mana Rinai pernah memasukkan surat lamaran kerja.
Rinai datang ke restoran itu bukan karena dia mendapatkan panggilan wawancara kerja atau sudah diterima bekerja di sana. Justru dia datang ke sana karena rasa penasarannya. Bukannya apa-apa, surat lamaran yang dia titipkan pada kasir restoran tersebut tidak memberikan respon yang berarti padahal kasirnya bilang Rinai akan mendapatkan panggilan wawancara yang saat itu tidak bisa dilakukan karena atasannya sedang tidak ada di restoran. Tapi jangankan begitu, setelah beberapa hari berlalu pun dia tidak juga dihubungi oleh pihak restoran.
Jujur Rinai perlu uang untuk biaya hidupnya. Dan restoran tersebut jelas adalah harapan terbesarnya. Memang, Rinai memang memiliki Andra. Tapi rasanya tidak mungkin jika dia terus bertumpu pada Andra. Bagaimanapun juga Andra adalah suami orang lain, akan repot urusannya jika nantinya Ghina sampai mengendus kebaikan Andra padanya. Bukan hanya dirinya yang terkena masalah, tapi Andra pun akan mendapatkan masalah nantinya. Dan Rinai jelas tidak mau Andra sampai mendapatkan masalah apalagi disebabkan olehnya.
"Permisi, Mbak" sapa Rinai begitu dia sampai di depan meja kasir.
Perempuan penjaga meja kasir yang dititipi surat lamaran oleh Rinai tempo lalu tampak mendongakkan kepalanya ke arah Rinai kemudian melemparkan senyuman ramahnya pada Rinai, "ada yang bisa saya bantu Mbak?"
Dari caranya melemparkan pertanyaan tersebut, membuat Rinai menyadari bahwa kemungkinan besar wanita itu lupa akan eksistensi dirinya. Baiklah, Rinai akan berusaha menjelaskan alasannya datang kemari dengan sejelas mungkin. "Begini Mbak, beberapa hari yang lalu saya sempet taruh surat lamaran disini, kebetulan saya titipin ke Mbak. Katanya saya nggak bisa langsung wawancara karena atasannya nggak ada, Mbak bilang Mbak akan hubungi saya kalau atasannya sudah ada. Tapi sampai sekarang saya bahkan nggak dihubungi sama pihak restoran ini" Rinai tampak menjeda perkataannya sejenak memberikan waktu untuk wanita itu mencerna perkataannya. Begitu Rinai melihat respon wanita itu yang terlihat merasa bersalah yang secara tidak langsung membuat Rinai berpikir bahwa lamarannya ditolak, Rinai pun kemudian segera melanjutkan perkataannya, "lamaran saya nggak diterima ya, Mbak?"
Perempuan itu pun segera menggelengkan kepalanya dalam tempo cepat, "enggak, Mbak. Bukan begitu. Untuk penentuan diterima atau enggak, biasanya tetep ada wawancara dulu Mbak karena setau saya pemilik restoran ini nggak mau sembarangan tolak calon karyawan cuma dari surat lamarannya"
"Oh gitu" gumam Rinai. Kalau begitu penjelasan dari wanita itu, lantas sebenarnya kenapa Rinai tidak kunjung mendapatkan kesempatan wawancara. Apa iya Rinai masih harus menunggu lagi? Atau sebaiknya Rinai melamar pekerjaan di tempat lain saja? Tapi berat rasanya, mengingat restoran ini adalah tempat paling dekat dengan kontrakannya sekaligus memiliki gaji yang lumayan. Menjadi karyawan di restoran ini benar-benar memiliki banyak benefit bagi dirinya ketimbang bekerja di restoran lain.
"Tapi, Mbak, seinget saya yang terima surat lamaran Mbak itu kakak dari pemilik restoran ini. Beliau kan juga punya kerjaan lain, jadi mungkin aja beliau lupa"
Rinai kembali menaruh atensinya kembali pada si penjaga kasir itu yang kembali membuka suara.
"...Nanti saya coba bilang sama atasan saya untuk menanyakan soal surat lamaran itu sama kakaknya ya, Mbak"
Rinai tersenyum manis sembari menganggukkan kepalanya pelan saat mendengarkan ucapan wanita itu, setidaknya kedatangannya kemari tidak sia-sia meskipun sejujurnya Rinai masih tidak bisa menyembunyikan rasa kecewanya, "oke, Mbak. Makasih ya Mbak" ujar Rinai yang dibalas senyuman wanita itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Step-Sister (✓)
Fanfiction(SUDAH DI REVISI) Local Fanfiction Cast : Hoshyer & Yuju Romance | Drama | Love Triangle | 17+ STEP-SISTER Pertunangan yang terjadi diantara Aksara dan Yuna berjalan dengan mulus. Hanya tinggal menghitung hari saja dan hubungan keduanya akan sampai...