Twins

898 88 1
                                    

"Jungkook?" panggil Lisa hati-hati. Mereka tetanggaan sejak Lisa duduk di kelas sepuluh.

Berarti mereka sudah mengenal sekitar hampir delapan tahun. Selama itu pula Lisa diam-diam menyukai Jungkook. Demi lelaki yang buat Lisa seperti mataharinya itu, Lisa selalu ada untuknya.

Pokoknya apa pun demi Jungkook.

Lisa ingat benar ketika pertama mereka kenalan. Saat itu, Jungkook benar-benar terlihat seperti matahari.

Terlalu menarik perhatian dirinya yang selalu kesepian karena hanya tinggal berdua dengan ayahnya yang sibuk.

Terlebih, Jungkook menjadi tetangga Lisa sejak keluarga ibunya pindah ke kota lain. Jadilah Lisa seperti bunga matahari yang selalu melihat ke arah Jungkook, mataharinya.

Sayangnya rasa cinta Lisa terpaksa kandas ketika Jungkook berpacaran dengan Jangmi. Salah satu teman sekelas Jungkook di kelas dua belas.

Lisa ingat benar bagaimana keadaan dirinya saat itu. Ia sampai merengek pada ayahnya agar diperbolehkan pergi memgunjungi keluarga ibunya.

Ia menghilang selama hampir dua minggu dari sekitar Jungkook. Dan ketika ia pulang, Lisa kembali menjadi tetangga yang baik untuk Jungkook.

Seperti sekarang.

Empat tahun sudah berselang ketika kabar pacaran Jungkook yang menghancurkan hati Lisa. Dan mereka masih tetanggaan. Bahkan sekarang Lisa dan Jungkook menjadi mahasiswa di Universitas yang sama. Di jurusan yang sama juga.

Sedangkan Jangmi, malah kuliah di universitas yang ada di luar kota. Mereka jadi LDR sejak lulus sekolah.

"Kamu kenapa?" tanya Lisa lagi. Kali ini ia mendudukkan bokongnya di sebelah Jungkook yang sedang duduk di pinggiran teras.

"Jangmi, Lis."

"Kenapa Jangmi?"

Lisa bertanya penasaran. Meskipun jika saja Jungkook perhatian padany, ia harusnya bisa melihat ada kilat licik yang terpancar di manik rusa Lisa. Meskipun hanya sebentar.

"Sepertinya ia berselingkuh."

"Hah? Cuma perasaan saja kali, Kook. Kalian kan pacaran sudah lama. Hampir empat tahun gak si? Terus ... kamu LDR juga gak baru setahun kan. Selama ini kalian bertahan."

"Justru itu. Aku nggak tahu dimana salahku. Selama hampir tiga tahun ini, kita baik-baik saja. Selalu bertukar pesan sampai video call. Tapi sejak dua bulan ini, Jangmi sulit dihubungi. Dan kemarin ketika aku akhirnya punya waktu luang, aku pergi ke kota tempat Jangmi kuliah. Dan dia ...."

Jungkook tidak melanjutkan ceritanya. Ia merasa tidak mampu menyelesaikannya. Takut bulir-bulir air mata yang sudah mengancam akan jatuh, justru meluncur bebas.

***

Itu kejadian sebulan yang lalu. Ketika Lisa menjadi tempat curhat untuk Jungkook. Terutama di saat ternyata Jangmi sungguh berselingkuh karena tidak tahan LDR, Lisa selalu ada untuk Jungkook.

Tidak pernah meninggalkannya. Seperti seorang sahabat yang baik.

Sampai hari bersejarah datang.

Lisa sedang sangat lelah setelah hampir seharian ada kelas. Ditambah dengan bawaannya yang berat. Rencananya, ia ingin cepat pulang agar bisa menemui Jungkook yang hari itu hanya ada satu kelas pagi.

Ia berjalan cepat sambil menyusuri jalan setapak taman yang menghubungkan dengan lapangan parkir. Tanpa sedikit pun memberi perhatian pada sekitarnya.

Brugh!

Lisa hampur tersungkur karena dahinya yang tertutup poni terbentur benda keras. Membuatnya mendongak. Penasaran ingin tahu apa yang telah ia tabrak.

"Ju-Jungkook?"

InterludeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang