Holy

1.5K 183 31
                                    

Lisa dan Loren are more then just a bestfriend. Mereka adalah soulmate, partner in crime, sebuah keluarga yang sejak entah kapan. Tidak ada yang mengingat kapan tepatnya mereka mulai kenal dan akhirnya selalu bersama selain di usia remaja.

Keduanya adalah anak terbuang. Sama-sama lari dari panti asuhan dan bertemu di gang sempit yang kumuh. Sama-sama berusaha bertahan hidup dalam kerasnya dunia jalanan di lingkungan mereka.

Sebuah lingkungan yang amat sangat buruk. Lingkungan kumuh, dimana pencurian, pelecehan hingga pembunuhan sudah menjadi biasa bagi mereka yang tinggal di sana.

Lisa baru berusia sebelas tahun dan Loren tiga belas tahun saat mereka bertemu. Keduanya tidak langsung akrab karena mereka yang di "buang" ke panti asuhan tidak bisa dengan mudah percaya dengan orang asing. Hingga suaru ketika Loren menyelamatkan Lisa yang hampir dilecehkan. Saat itulah, keduanya menjadi dekat dan tidak terpisahkan hingga sekarang mereka sudah berusia duapuluhan.

Duo L -- begitu julukan orang kepada mereka -- bukan lagi remaja tanggung yang kebingungan. Sepanjang tahun-tahun yang mereka jalani di dunia kumuh, mereka sudah melakukan banyak hal. Mencuri, merusak, bahkan hingga memukuli orang. Namun dari segala yang pernah mereka lakukan, membunuh dan memakai obat-obatan terlarang adalah hal yang mereka hindari.

Lisa mendesah kesal dalam pelukan Loran yang duduk di sampingnya. Ia bosan dan lelah dengan kehidupan mereka. Loren mengetahuinya, tanpa bertanya. Membuatnya mengelus sayang punggung sempit Lisa.

"Aku menemukan flat kecil. Tidak bisa dikatakan layak, tapi cukup nyaman untuk tempat tinggal kita."

Lisa mendongak menatap wajah Loren yang sedang memandang kejauhan. "Darimana kau mendapatkan uang? Kau tidak coba-coba menjadi pengedar kan?" tuduh Lisa dengan wajah cemberut.

"Ish! Kau terlalu berpikiran buruk padaku."

"Lalu apa yang kau kerjakan sekarang, sampai bisa menyewa flat. Flat sebesar peti mati saja harganya sudah selangit," kesal Lisa yang melepaskan dirinya dari rangkulan Loren. Ia harus menatap wajah pemuda di sebelahnya untuk melihat apakah ia bohong atau tidak.

"Aku bekerja sebagai tukang bangunan, Lisa. Tuh lihat disana. Sedang ada proyek pembangunan dan mereka butuh kuli panggul," jawab Loren menunjuk kerangka bangunan  setengah jadi yang ditutupi pagar cukup tinggi.

Lisa terpana menatap Loren sesaat setelah melihat tempat yang ditunjuk pemuda itu. Dengan mata menyipit, Lisa mempelajari bentuk tubuh Loren.

"Kau kira karena aku kurus, aku tidak kuat memanggul? Lagipula ada alat yang membantu. Bukan berarti benar-benar aku yang memanggul," decih Loren yang memahami maksud tatapan Lisa.

Selama beberapa bulan, kehidupan keduanya berjalan cukup baik. Lisa ikut membantu Loren. Bekerja sebagai tukang cuci di rumah-rumah mewah yang bersebelahan dengan lingkungannya. Sedangkan Loren bekerja full time di proyek. Namun sayangnya, tidak berlangsung lama.

Lisa hampir dilecehkan ketika perampok mendatangi rumah tempatnya bekerja jika saja polisi tidak datang tepat waktu. Dan Loren kehilangan pekerjaannya karena proyek tempat bekerjanya terpaksa tutup akibat terkena krisis.

Kesialan mereka tidak habis sampai disana. Beberapa hari setelahnya mereka terusir dari flat kumuh mereka. Membuat keduanya berakhir di terowongan panjang, berjalan tanpa tujuan.

"Lalu apa?" keluh Lisa memanggul tas ranselnya yang sudah lusuh dan ditambal di beberapa bagian.

"Kita pasti bisa melewatinya, Lisa. Percayalah."

"Sampai kapan, Loren? Aku lelah. Sudah berapa lama kita seperti ini? Lebih dari sepuluh tahun dan tidak ada yang berubah. Sedikitpun. Apa Tuhan tidur? Apa kita bukan anak-anak Nya?"

Loren berhenti berjalan. Menurunkan tas ransel dan tas jinjingnya yang tak kalah lusuhnya dengan milik Lisa. Kemudian ia menarik lengan Lisa dengan sedikit kasar dan memutar menghadapnya.

"Lalu apa maumu hah? Kau terus saja mengeluh. Kau kira aku tidak lelah? Aku sama sepertimu, Lisa. Tapi aku tidak mengeluh. Aku berusaha mengertimu, tapi lihatlah? Kau hanya bisa protes protes dan protes." Manik hitam Loren menatap Lisa dengan amarah. Menyulut emosi Lisa yang memang sudah tidak stabil.

"Kau lelah denganku? Apa karena perempuan itu? Kau ingin menyingkirkanku? Satu-satunya temanmu yang bisa kau anggap keluarga?" desis Lisa.

"Ini tidak ada sangkut pautnya dengan gadis itu. Ini tentang kau dan keluhanmu."

"Hooo, jadi sekarang aku bahkan tidak boleh mengeluh. Kau menyalahkanku? Jika kau lelah, mengeluhlah. Jangan selalu dipendam lalu menyalahkanku karena aku tidak suka menyimpan apa yang kurasakan? Kemana saja kau selama ini?"

"Kau benar-benar!" teriak Loren meremat rambutnya dengan kesal. "Apa fungsi mulutmu hanya untuk mengeluh?"

"Apa dimatamu, aku selalu mengeluh?"

"Ya! Kau ingin tahu keluhanku, bukan? Kau dan keluhanmu membuatku lelah. Aku ingin lepas darimu. Benar kata Jangmi, kau membawa pengaruh buruk untukku."

"Kau benar-benar berubah sejak bergaul dengan si jalang Jangmi, kau berub --." ucapan Lisa terputus karena tamparan keras Loren di pipinya. Membuat Lisa terbelalak terkejut. Ini jelas bukan pertama kalinya ia dipukul orang karena ia hidup di jalanan. Namun ini kali pertama Loren memukulnya. Dan itu menyakitkan. Bukan hanya pipinya tapi juga hatinya.

Loren tersadar atas apa yang dilakukannya. Ia baru akan meminta maaf tapi ia kalah cepat dengan Lisa.

"Aku pergi. Semoga berbahagia, Loren," ujar Lisa yang dengan cepat melangkah pergi.

Belum sempat Loren mengejarnya -- seperti di film-film roman picisan -- sebuah taksi entah darimana tiba-tiba meluncur di terowongan yang tadinya begitu sepi. Berhenti tepat di samping Lisa sesaat setelah gadis itu memberhentikannya. Tanpa mempedulikan teriakan Loren, Lisa masuk ke dalam taksi, meninggalkan Loren seorang diri.

Menciptakan lubang hitam yang menganga lebar di hati keduanya. Lubang yang tercipta ketika seseorang yang memegang setengah jiwamu pergi.

¤¤¤

Loren / Lee Seung Joo / Cawlr / DJ Boid - YG's sub label producer (The Black Label), DJ, Musisi, Drummer95 Liner(Biodatanya yang ketemu cuma segitu hehehe

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Loren / Lee Seung Joo / Cawlr / DJ Boid - YG's sub label producer (The Black Label), DJ, Musisi, Drummer
95 Liner
(Biodatanya yang ketemu cuma segitu hehehe ... maafkan)

¤¤¤

This is a special request from alisarumanasaada

Endingnya gak banget yaks. Agak susah nemu chemistry mereka secara scene Rose dan Loren jauh lebih banyak dan fluffy hehhe.

Kira-kira perlu dilanjutin gak yah? Apa mending open ending? Biar pada nerusin endingnya sendiri hehehe.

Yang The Doom sama TAOD lagi tahap pengerjaan yah. Agak sulit nulis. Mood nya belum dapet dan scene nya agak belibet soalnya...huhuhu. soriii

InterludeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang