Demon Inside Me

1.9K 290 6
                                    

Mata bambi Lisa menatap anak-anak seumuran dengannya sedang bermain di lapangan. Tanpa disadari sudut bibirnya tertarik membentuk senyuman. Bukan senyuman lembut apalagi sedih. Yang muncul adalah senyuman sinis.

Sudah terlalu sering dikecewakan membuat Lisa susah mempercayai orang. Mereka yang terlihat polos dan tulu sekalipun, akan dengan mudah menusuk dari belakang jika merasa iri. Tapi kini ia sudah tidak peduli. Untuk apa peduli jika ia memiliki seseorang yang selalu berada di sisinya.

Meskipun seseorang itu tidak pernah melafalkan kata-kata penghiburan padanya saat ia sedih atau tersiksa. Baginya, cukup dengannya berdiri di sampingnya tanpa menghakiminya saja sudah cukup. Seperti sekarang, pemuda itu sedang berdiri tegap di belakangnya.

Jung Jaehyun, pemuda pucat yang memiliki cacat di pipinya jika tersenyum itu benar-benar memiliki wajah yang mampu mengaduk-aduk hati setiap perempuan yang melihatnya. Jika saja pemuda itu tidak memiliki sayap hitam legam di punggungnya.

"Kenapa kau membiarkan mereka?" tanyanya pelan dan mengintimidasi.

"Apa?" Lisa balik bertanya tanpa merasa harus menoleh.

"Jangan kau kira aku tidak melihatnya. Apa kau lupa apa aku sebenarnya, sampai kau berbohong padaku?"

Lisa terkekeh. Ucapan Jaehyun yang barusan mampu menarik atensinya, sehingga ia akhirnya memutar tubuh kecilnya untuk menatap Jaehyun sambil menyenderkan punggungnya di bingkai jendela.

"Kalau kau melihatnya, kenapa kau tidak membantuku?"

Jaehyun tersenyum miring sambil berjalan mendekati Lisa. "Because I know, you can help yourself," desisnya tepat di telinga Lisa sebelum tiba-tiba menghilang.

¤¤¤

It happen again. Lisa meringkuk di atas lantai restroom sekolah yang dingin. Melindungi tubuh dan kepalanya. Saat tendangan dan cacian menghujani tubuhnya.

Tidak ada air mata apalagi ringisan kesakitan, meskipun tubuh kecilnya terasa nyeri. Ia hanya memejamkam matanya, mencoba menghalau emosinya.

She is not afraid of them. She is just afraid of herself.

Gadis-gadis itu, yang terdiri dari gabungan dari senior dan teman seangkatannya begitu suka merundungnya dari sejak ia kepergok berjalan berdua dengan Jaehyun. Jaehyun yang sama dengan demon Jaehyun yang selalu menginvasi kamarnya.

Mereka yang mengatas namakan sebagai fans Jaehyun meradang karena pangeran yang mereka sanjung bagaikan dewa terlihat bersama gadis lain yang bukan diri mereka. Rasa iri membuat mereka bersikap layaknya iblis, melupakan diri mereka yang katanya manusia.

Gadis-gadis itu bahkan lebih iblis dibanding Jaehyun yang jelas-jelas malaikat kegelapan.

Bel pelajaran berbunyi kencang atau bagi para perundung Lisa, bel adalah tanda kalau mereka harus menyudahi perbuatan kejam mereka. Dan saatnya bagi Lisa untuk membersihkan dirinya.

Sedikit kesulitan saat berdiri tidak membuatnya berhenti bergerak. Perlahan ia bergerak ke salah satu bilik kamar mandi ketika sosok familiar muncul dihadapannya tanpa peringatan. Menyodorkan seragam ganti untuk Lisa.

Lisa menerimanya tanpa bicara. Langkahnya yang tertatih seketika berhenti ketika suara berat Jaehyun mengalun dingin di telinganya.

"Sampai kapan kau mengasihani mereka? Mereka tidak pantas, Lalisa."

Lisa tersenyum miring sebelum menjawab pertanyaan Jaehyun tanpa menoleh. "Apa kau kini sudah mulai memiliki emosi seperti mereka? Para manusia? Mengapa kau semakin sering menanyakannya?"

Jaehyun tersinggung dengan ucapan Lisa. Dia memang keturunan iblis, tapi ia mencintai Lisa. Tunangannya. Sehingga tanpa bermaksud untuk melukainya, Jaehyun menarik lengan Lisa dengan kasar. Disertai jeritan kesakitan Lisa.

Ia memang bisa menahan sakitnya. Namun kalau tiba-tiba, Lisa tidak siap.

Sayangnya, Jaehyun tidak peduli. Karena yang ia lakukan selanjutnya adalah mencengkeram kuat-kuat kedua lengan Lisa. Kemudian menundukkan kepalanya agar bisa berada sejajar dengan wajah Lisa.

"That's it, Lalisa. I'm tired to wait," ucapnya perlahan lalu mencium bibir Lisa dan melumatnya kasar.

Melupakan kesakitannya, Lisa mendorong kasar tubuh Jaehyun. Menatap marah penuh kebencian. Memintanya untuk pergi meninggalkannya dan jangan pernah kembali.

"You can't do that, Lalisa. You're mine and I'm yours. Kau tahu persis kalau kita tidak akan pernah bisa berpisah. Bahkan grim reaper sekalipun tidak akan mampu memisahkan kita. We're bound to be together even before we're born."

Lisa mengacuhkannya. Memilih untuk berganti pakaian meskipun Jaehyun masih terus menatapnya.

¤¤¤

Lisa kembali menunduk. Kali ini ia berdiri menempel di dinding halaman belakang sekolah. Tubuhnya lengket karena salah satu dari si perundung menyiramnya dengan cairan manis.

Padahal Lisa sudah berusaha menghindari mereka. Namun tetap tertangkap. Ia juga sudah berusaha melepaskan diri, tapi tidak berhasil. Kali ini ia sungguh takut tidak bisa lagi menahan dirinya.

Karena demon dalam tubuhnya mulai tidak bisa ditahannya akibat ciuman Jaehyun. Ciuman kasar Jaehyun yang sebenarnya dilakukan untuk menarik lepas segel di dalam tubuhnya.

"Pergilah ...," ucapnya lirih.

Perundungnya mendengar dengan jelas namun malah mentertawainya.

"Kumohon. Pergilah. Aku tidak lagi sanggup menahannya."

Permohonan Lisa salah diartikan sebagai keinginan untuk menyerah kalah. Karenanya, gadis-gadis itu malah semakin menjadi merundung Lisa yang sedang berusaha mati-matian menahannya. Hingga akhirnya Lisa benar-benar menyerah.

¤¤¤

"Seharusnya kau melakukannya sejak dulu, my queen," desis Jaehyun di telinga Lisa yang berdiri di tengah-tengah jenazah-jenazah yang tercabik-cabik. "Kau selalu berkali-kali lipat jauh lebih seksi jika tubuhmu bermandikan darah manusia. Apa aku pernah mengatakannya padamu?"

"Hentikan ocehanmu, Jaehyun! Aku masih marah sekarang. Jadi jangan salahkan aku jika kau kehilangan salah satu anggota tubuhmu."

Jaehyun tertawa senang, seakan peringatan Lisa adalah sebuah lelucon garing. "Lagipula aku tidak mengerti mengapa kau begitu mencoba mengerti mereka. Manusia hanyalah makhluk rendahan yang selalu penuh rasa iri. Hingga mereka mampu menyakiti orang yang bahkan hanya mereka kenal melalui televisi atau media. Bukankah mereka aneh?"

"Kuperingatkan sekali lagi, Jung Jaehyun --,"

"Tenanglah, dear. Kita harus membersihkan kekacauan ini bukan?"

Lisa tidak menghiraukan ucapan Jaehyun. Gadis itu memilih berjalan menjauh, tidak peduli jika dalam prosesnya ia menginjak-injak potongan tubuh perundungnya yang berserakan.

"Kau saja yang merapihkan kekacauan itu, Jung Jaehyun. Salahmu melepas segelku!"

¤¤¤

Image cr

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Image cr. Instagram jjhlmb

InterludeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang