Four Seasons Series - Winter

1.1K 174 3
                                    

Just like Winter, her heart will always freezing cold ....


Tidak ada seorang teman Lisa yang mengenalinya kini. Bukan karena wajahnya, tapi sikap dan sifatnya berubah. Lisa yang sekarang begitu dingin. Seakan bisa membakar jiwa seseorang yang tanpa sengaja menyentuhnya.

Kejadian yang menyebabkannya berubah sudah berlalu lima tahun lamanya. Cerita yang membuat Lisa tidak lagi percaya pada siapapun.

Mark Tuan, kekasih sekaligus tunangannya saat itu adalah orang yang ia sayangi. Namun kedatangan Park Chanyeol dengan segala pesonanya membuatnya berpaling. Tanpa menyadari kalau dirinya menjadi ajang balas dendam keduanya.

Mark selalu menjadi lelaki ambisius. Bahkan sejak remaja, ia tahu siapa yang akan bisa membuatnya semakin berkuasa. Saat ia ditunangkan dengan Lisa -- anak perempuan satu-satunya dari keluarga Park yang berpengaruh -- Mark tanpa ragu menerimanya.

Awalnya Mark meskipun tidak ada perasaan romantis, berusaha menjadi seseorang yang baik untuk Lisa. Ia selalu menghormatinya dan menyayanginya. Namun seiring membesarnya ambisi dalam dirinya. Ia mulai merasa tidak percaya diri. Membuatnya membayangkan hal negatif.

Salah satunya adalah ia selalu merasa kalau Lisa dan keluarganya menganggap remeh dirinya. Memandangnya rendah. Hingga membuatnya semakin ingin menguasai segala kekayaan dan kuasa yang dimiliki keluarga Lisa. Melupakan ada seseorang yang tulus menyayanginya.

Dalam keadaan tertolak oleh Mark, Park Chanyeol datang dengan segala pesonanya. Perhatiannya dan humornya mampu membuat Lisa kembali menjadi remaja ceria. Hingga ia mengetahui kalau Chanyeol mendekatinya hanya untuk mengambil semua milik Mark karena Mark pernah membuatnya terpuruk.

Mark dan Chanyeol adalah sahabat semasa kuliah. Namun, Mark yang ambisius tidak ingin kalah dari Chanyeol hingga menggunakan cara kotor dengan merebut kekasihnya serta keluarganya. Ia menghamili kekasih Chanyeol dan mencampakkannya hingga kekasihnya bunuh diri.

Chanyeol terpuruk. Padahal ia rela bertanggung jawab demi kekasihnya. Selama beberapa tahun ia menghilang akibat depresi. Sampai ia mendengar pertunangan Mark dengan Lisa yang membuat dendam lamanya kembali bangkit. Secara terperinci ia menyusun rencana untuk menghancurkan Mark melalui Lisa. Seorang perempuan yang bahkan tidak tahu apapun.

¤¤¤

"Kakak!" teriak Jihoon yang masuk begitu saja ke ruang kerja Lisa tanpa mengetuk. "Ayo makan. Aku lapar. Sekarang sudah jam makan siang," rengeknya.

"Aku masih banyak pekerjaan, Jihoon. Kau makanlah sendiri," sahut Lisa yang masih sibuk dengan kertas-kertas laporan di atas meja kerjanya.

"Tidak! Aku mau makan dengan Kakak," paksa Jihoon yang kini sambil menarik tangan Lisa.

Merasa terganggu mau tidak mau Lisa menoleh. Memandang Jihoon tanpa ekspresi. "Kau sudah 25 tahun, Jihoon. Masa tidak bisa makan sendiri?"

"Dan Kakak sudah 28 tahun, masa Kakak tidak tahu kalau melewatkan makan siang bisa sakit?" jawab Jihoon tidak mau kalah. "Lagipula aku tidak akan berhenti sampai Kakak mau makan siang denganku. Jadi kalaupun Kakak tidak makan siang, Kakak tidak akan pernah bisa menyelesaikan pekerjaan Kakak karena aku akan terus mengganggu Kakak," cengir Jihoon tanpa rasa bersalah.

Lisa menghela napas lelah kemudian berdiri dan berjalan keluar ruangan, diikuti oleh Jihoon yang tampak senang karena Lisa akhirnya mau makan.

Sambil mengekor, ia memandang punggung sempit kakaknya yang membuat Jihoon tiba-tiba merasa sesak. Ia merindukan sosok kakaknya yang dulu seperti musim panas. Begitu hangat dan ceria. Membuat siapapun nyaman berada di dekatnya. Andai ia bisa mengulang waktu, ingin sekali Jihoon memilih kuliah di kotanya. Mungkin keadaan akan berbeda karena dirinya tidak akan membiarkan Lisa dibohongi.

InterludeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang