Tangan Lalisa gemetar saat mendengar kebenarannya. Ia merasa bodoh telah mengikuti rasa penasarannya untuk mencuri dengar percakapan pemuda yang selama ini selalu berada di sisinya. Perlahan tanpa bisa dicegah, air matanya mengalir turun. Gadis cantik itu bahkan tidak menyadarinya.
Ia masih menutup mulutnya dengan gemetaran yang belum juga mereda ketika suara orang di dalam ruangan sudah mulai menandakan mau keluar. Dengan langkah tergesa namun berusaha sesunyi mungkin, Lalisa berlari meninggalkan semuanya. Meninggalkan si pemuda dan kenangan manis mereka.
"Lisa, kau bermimpi?" sebuah guncangan lembut di pundaknya membangunkannya. Bulu mata lentiknya bergoyang mengiringi kelopak matanya yang mengerjap.
Perlahan, wajah bonekanya menoleh ke sisi kanannya. Manik mata bulatnya menatap manik hitam legam yang menghanyutkan milik suaminya, Kim Taehyung.
"Kau memimpikannya lagi?" lirih Taehyung dengan suara yang begitu merasa bersalah. "Maafkan aku. Jika saja ...."
Lalisa menempelkan telunjuknya pada bibir suaminya lalu tersenyum hangat, "Kau sudah berkali-kali menjelaskannya padaku kan. Aku sudah memaafkanmu sejak lama, Tae. Aku hanya kelelahan sampai aku bermimpi yang aneh-aneh. Kau pasti tahu kalau mimpi hanya bunga tidur kan?"
Taehyung tersenyum mendengar ucapan Lalisa lalu memeluknya erat. Ia bahagia, sangat bahagia karena Lalisanya tidak pernah menghakiminya. Karena gadisnya selalu menerimanya dengan kelembutan. Rasanya ia tidak akan ke kantor hari ini. Rasanya ia hanya ingin memeluk erat istri cantiknya setiap saat.
Hingga suara dering ponselnya kembali menariknya ke alam sadar dan membuatnya melepas pelukannya sambil menggeram kesal. "Kenapa? Ada apa? Ini masih pagi! Aku masih belum puas memeluk Lalisaku!" dengus Taehyung saat suara yang begitu dikenalnya menyapa gendang telinganya.
Min Yoongi yang berada di ujung sambungan, terkejut mendengar ucapan Taehyung. Namun dengan cepat ia mengendalikannya. "Cepatlah kemari. Dia tidak akan bisa bertahan lebih lama lagi, Tae. Organ dalamnya sudah semakin rusak. Meskipun otaknya menunjukkan gejala peningkatan yang signifikan
Tapi seperti yang kujelaskan kemarin dan seharusnya juga kau ketahui. Orang yang koma bertahun-tahun, lalu mengalami peningkatan drastis, justru ... maafkan aku, Tae. Jangan biarkan ia menderita lebih lama lagi Tae."Kim Taehyung tertampar kenyataan. Pria berwajah luar biasa tampan itu menatap yang ia peluk. Bukan tubuh Lalisanya, tetapi hanya sebuah guling karena Lalisanya masih berada di atas brangkar rumah sakit sepanjang lima tahun ini.
Ini semua kesalahannya. Ia tidak pernah menyangka kalau keinginannya untuk mendapatkan gelar sempurna justru akan menjadi bumerang yang menghancurkannya.
¤¤¤
Hari itu beberapa tahun yang lalu, Taehyung melihat seorang gadis yang berdiri di belakang railway rooftop Rumah Sakit. Sesosok gadis bersurai hitam legam yang pajang dan bertubuh kurus. Gadis itu membuka tangannya lebar-lebar menikmati semilir angin ketika tiba-tiba dengan sangat mengejutkan, gadis itu mencondongkan tubuhnya ke depan. Siap menjatuhkan tubuhnya di pelukan angin di hadapannya.
Dengan gerakan cepat, Taehyung berlari. Menangkap tubuh gadis yang sudah begitu siap memeluk kematian. Sejak itulah, Taehyung selalu menemaninya. Membuat gadis yang adalah Lisa itu begitu mempercayainya. Sampai akhirnya bisa dengan perlahan-lahan bangkit dan mulai mampu kembali bermimpi.
Sayangnya, ketamakkannya menghancurkan gadis yang ternyata dicintainya.
Hari itu sehari sebelum ulang tahun Lisa ketika ia dengan angkuhnya berbincang dengan Yoongi.
"Sudah kubilang kan. Aku akan mendapatkam objek sempurna untuk skripsiku jika aku sabar menanti di atap rumah sakit. Dan lihatlah, aku mendapatkan Lisa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Interlude
FanfictionJust some interlude story when I got bored Lisa x Boy Lalisa Manoban from Blackpink is the main character. Pict. Cr. Eagle Fanart (Instagram : Eaglehongdbart)