Four Seasons Series - Autumn

781 153 2
                                    

Because of his wrong decision, his autumn not begin as a Thanksgiving but as a Halloween - a total nightmare

Kenangan buruk saat ia masih kuliah kembali berputar dalam benaknya saat televisi memberitakan pertunangan antara putri tunggal Park dengan anak lelaki satu-satunya keluarga Tuan. Manik matanya menatap benci pada lelaki bermarga Tuan itu. Senyuman yang disunggingkannya membuat darahnya mendidih.

Park Chanyeol merasa kalau Mark Tuan, tidak pantas mendapatkan kebahagiaan setelah apa yang ia perbuat pada kekasih dan dirinya dulu.

"Cari tahu tentang gadis yang menjadi tunangan Mark Tuan," perintahnya kepada asistennya melalui telepon genggamnya.

Kali ini, Chanyeol akan memastikan kalau Mark juga akan mendapatkan kesakitan yang sama seperti dirinya. Ia tidak akan membiarkan orang yang telah menyakiti Aria bisa hidup dengan damai.

¤¤¤

"Oh! Maafkan aku!" seru Chanyeol ketika bahunya tanpa sengaja menyenggol seorang gadis bermata bulat sehingga menyebabkan tas dan isinya berhamburan.

"Tidak apa," sahutnya sambil tersenyum manis.

Chanyeol masih tetap berjongkok di samping si gadis untuk membantunya mengumpulkan barang-barangnya.

"Maafkan aku," ucapnya lagi saat mereka sudah selesai mengumpulkan barang-barang dari tas si gadis.

"Tidak apa. Sungguh."

"Tapi aku masih tidak enak. Hmmm ... begini saja, gimana kalau aku mentraktirmu es krim sebagai permintaan maaf. Tolong jangan ditolak. Aku akan sangat merasa bersalah."

Gadis cantik itu terkekeh sebelum akhirnya mengangguk menyetujuinya. Menciptakan senyuman lebar di bibir Chanyeol.

Mereka berjalan bersama menuju kios es krim yang berada tidak jauh dati mereka. Hari itu hari biasa dan masih siang, jadi mall terasa sepi. Begitu juga dengan kios yang mereka datangi. Jadi mereka tidak perlu mencari tempat duduk lebih dulu.

"Jadi kau suka mint chocolate chip?" tanya Chanyeol basa-basi.

Gadis itu mengangguk sambil menyuap es krimnya. "Dan kulihat kau juga suka," kekehnya.

"Hmm. Aku suka diledek hanya karena ini. Mereka bilang kenapa tidak sekalian makan pasta gigi saja."

Keduanya tertawa. Merasa mengalami hal yang serupa. Sampai Chanyeol kembali bicara. "Aku Chanyeol, Park Chanyeol. Kau?"

"Lisa. Lalisa Park," jawabnya lalu terkikik geli.

"Kenapa?"

"Tidak apa. Hanya lucu saja. Kita sudah banyak bicara tapi baru berkenalan. Dan ternyata kita memiliki marga yang sama."

"Benar juga," sahut Chanyeol yang ikut mentertawakan kebodohan mereka.

Keduanya terlibat dalam percakapan seru. Seakan mereka teman lama yang sudah lama tidak bertemu. Bukan hanya percakapan mereka yang nyambung, tapi ternyata kesukaan keduanya begitu banyak yang mirip. Lisa sampai bisa melupakan hati gundahnya untuk sementara.

"Kukira kau masih mahasiswi."

"Tidak salah kalau kau mengiraku seperti itu. Aku baru lulus beberapa bulan lalu," jawab Lisa kemudian kembali menyuap es krimnya.

"Apa sudah kerja?"

"Iya. Di Perusahaan advertising. Sebagai karyawan junior. Kalau kau?"

Chanyeol tidak langsung menjawab. Ia menelan dulu es krim yang baru di suapnya. "Tebak dong. Kira-kira apa profesiku?"

"Idol!" seru Lisa begitu percaya diri. Membuat wajahnya terlihat begitu menggemaskan sampai-sampai Chanyeol terkekeh gemas.

InterludeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang