Hati Ini kota, dan Kau Diktatornya.

9 1 0
                                    

Kerap kali ku dapati, jemari ini berkhianat pada empunya; tetapi untung saja tak sempat mereka wujudkan khianat-khianat itu menjadi nyata.

Batinku menyahut, jikalau ia tahu betul; bahwa apa yang hendak jemari lakukan kala itu, ialah mengulang sebuah sabtu sore.

Ah, sebenarnya ingin ku biarkan mereka menari-nari, mencoba memilih-milih kata diantaranya.

Ingin ku biarkan mereka menebak, apakah harapmu sama dengan niat khianat bajingan kecil kecil ini.

Tapi, tentu tak dapat ku biarkan mereka berlarian bebas.

Jika hari ini, jemari ku biarkan berkhianat.
Lantas bagaimana jika bibir, mata, batin, dan hati ikut mengobarkan pemberontakan?

Tentu tak bisa ku tinggal diam; karena
Tiranimu atas hati dan seluruh tubuh ini sudah lama ku merdekakan.

Akan ku eksekusi mereka yang berkhianat, yang diam-diam loyalis, pada rezim tiranimu yang dahulu sempat menduduki hati, ibu kota diri ini.

Karena hati ini kota, dan kau diktator nya.

Lamunan Dua Dini HariTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang