Seratus Satu Minggu

45 17 0
                                    

aku pulang kepadamu,
seperti pemudik yang rindu pada kampung halaman

ku susuri jalan jauh, penuh liku dan tanjakan
dan ketika ku tiba nanti, engkau akan ku tunggu

di lapangan bola desa, dimana dulu ku lempar sebuah manggis, dan jatuh tepat di kepalamu

dan ketika matahari terbenam, aku akan kembali menunggu, seperti satpam yang sedang berjaga malam,
didepan gerbang masjid setelah ibadah maghrib, engkau akan ku tunggu

aku ingin sekali mengulang waktu,
pada bulan dan tahun-tahun kemarin,
pada seratus satu minggu yang lalu,
pada alasan-alasan yang ku karang demi bisa bertemu denganmu,
pada sebab dan akibat, aku menunggu

dan sekarang aku ingin pulang,
dan mengulang seratus satu minggu yang lalu

-Alif

Lamunan Dua Dini HariTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang