Seharusnya, kami sedang bercerita mengenai apa yang terjadi di hari ini atau tentang apa yang kami inginkan untuk terjadi di hari esok.
Bercanda ditengah pondok kecil, sembari berpiknik dihadapan laut lepas.
Namun
Kala itu, kami sedang tidak berpiknik, bercanda, apa lagi berbicara tentang hari ini maupun hari esokKami memilih diam, tak bersahutan, duduk termenung menghadap ke arah yang berbeda
canggung, tak sepatah kata terucap dari bibir kami yang dulu terlanjur biasa mengumbar janji
Dengan ku yang duduk melipat menghadap laut biru didepan,
Sementara ia lima centi lebih jauh dari hari-hari kemarin.
Banyak yang ingin ku utarakan di sore ini, lewat secarik kertas puisi dan sebait doa kepada sang pencipta.
Namun ia memilih mengagungkan nyanyian sunyi atas perayaan hari-hari sepi.
Sedang ku seorang diri, terus merebut sisa-sisa centi
Kami menggali luka tepat di hamparan laut dan surga.
Jangan kan berbagi cerita, sepenggal rasa diantara kita pun telah tiada.
-Alif
KAMU SEDANG MEMBACA
Lamunan Dua Dini Hari
PoetryDirajutnya berbait-bait syair perihal cinta dan benci. Dijadikannya sekat-sekat tinggi dihadapan semesta dan seisinya. Dan kepadanya ia kembali dengan penuh sesak, membawa serpihan perasaan yang dijadikannya api. Dan pula kepada api, ia kembali kep...