Akasia

18 5 0
                                    

Masih digenggam olehnya
Serpihan terakhir dari
Akasia yang sungguh-sungguh dicinta

Dipandanginya pula sebongkah puing
Yang kini fana, renta, redup oleh waktu

Ialah singgasana sang maharaja
Rapuh, meretak, sewaktu-waktu hendak runtuh.

Dalam doa diharapnya, bahwa jalar akasia liar yang menopang tak segera layu

Lalu dengan sopan ku tanya kepadanya
Wahai puing akasia, akankah engkau mengikhlaskan, kepada yang sesungguhnya bukan hak bagimu

Puing-puing tersebut tersipu malu,
Biarkan ia disini, hanya ia yang masih ku genggam, biarkan ia sendiri, jika waktu telah berkehendak, maka aku dan jalar berduri ini

Berhenti mempermainkan waktu,
Mengikhlaskan pergi, lalu runtuh dan layu.

-Alif

Lamunan Dua Dini HariTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang