Masih digenggam olehnya
Serpihan terakhir dari
Akasia yang sungguh-sungguh dicintaDipandanginya pula sebongkah puing
Yang kini fana, renta, redup oleh waktuIalah singgasana sang maharaja
Rapuh, meretak, sewaktu-waktu hendak runtuh.Dalam doa diharapnya, bahwa jalar akasia liar yang menopang tak segera layu
Lalu dengan sopan ku tanya kepadanya
Wahai puing akasia, akankah engkau mengikhlaskan, kepada yang sesungguhnya bukan hak bagimuPuing-puing tersebut tersipu malu,
Biarkan ia disini, hanya ia yang masih ku genggam, biarkan ia sendiri, jika waktu telah berkehendak, maka aku dan jalar berduri iniBerhenti mempermainkan waktu,
Mengikhlaskan pergi, lalu runtuh dan layu.-Alif
KAMU SEDANG MEMBACA
Lamunan Dua Dini Hari
PuisiDirajutnya berbait-bait syair perihal cinta dan benci. Dijadikannya sekat-sekat tinggi dihadapan semesta dan seisinya. Dan kepadanya ia kembali dengan penuh sesak, membawa serpihan perasaan yang dijadikannya api. Dan pula kepada api, ia kembali kep...