Papa (II)

725 88 7
                                    

Tindakan yang dilakukan oleh Juan kepada Papanya membuat semua orang yang ada di dalam ruangan tersebut tentu saja terkejut. Terlebih lagi untuk Kila.

Kila yang pada dasarnya telah berusaha sekuat tenaga untuk tidak menangis pada akhirnya pertahanannya pun runtuh. 

Jean yang memang pada awalnya mencoba untuk tidak meledakkan amarahnya pun pada akhirnya meledak. Bukan. Bukan ke Papanya, melainkan ke Juan.

“LO UDAH GILA YA NINJU PAPA LO SENDIRI?” bentak Jean kepada Juan

Saat ini Juan telah berhasil di tenangkan oleh Sienna atau lebih tepatnya tenang karena Sienna.

“Jean, cukup” ucap Sienna

“Ma, yang dilakuin Juan ke Papa itu udah keterlaluan!” jawab Jean, “Mas yang juga marah ke Papa ga ada kepikiran buat ninju Papa!”

“Mas Jean, udah” ucap Kila yang kini berada di sisi Jared, “lo buat gue semakin takut”

“Maaf” ucap Jared lemah

“Nggak, Papa ga salah” sahut Kila cepat sebelum kedua kembarannya menyahuti

“Kila” panggil Jean

“Apa susahnya sih dengerin penjelasan dari Papa, Mas?” tanya Kila

“Sudah terlalu telat buat Papa menjelaskan ke kita, Kila!” jawab Jean

“Lebih baik telat Mas daripada enggak sama sekali” jawab Kila

“Kila, kita sudah sepakat!” sahut Juan, “apapun itu kita sudah sepakat buat menganggap kalau kita ga punya Papa!”

“Itu kesepakatan kita sewaktu umur kita sepuluh tahun Kak!” jawab Kila, “sudah delapan tahun berlalu! Dan itu kesepakatan kita karena ga mau nanya-nanya ke Mama terus dan berakhir ngebuat Mama histeris lagi!”

“Kita harus menghadapi kenyataan Kak, Mas! Papa datang lagi meskipun telat!” lanjut Kila, “dan Papa ga datang sendirian! Papa datang karena Mama. Lo lihat sendirikan? Mama baik-baik aja dengan kehadiran Papa disini!”

“Dan kalaupun lo berdua memang beranggapan lo ga butuh sosok seorang Papa, itu keputusan lo!” ucap Kila

“Karena ini impian gue sedari dulu dan kalian berdua tau. Sebegitu inginnya gue ketemu sama Papa! Sebegitu ingin taunya gue dengan rupa Papa! Gue ga peduli dengan masa lalu Papa dan Mama! Gue ga peduli!” ucapnya sembari menahan air matanya

“Lo berdua kalau emang ga mau dengar penjelasan apapun dari Papa ya itu urusan lo berdua!” ucap Kila

“Lo tadi bilang kita ga butuh Papa, kan Ju?” tanya Kila ke Juan, “nyatanya lo salah! Salah besar!”

“Gue.. gue sangat butuh Papa” ucap Kila, “gue butuh Ju!”

“Gue udah terlalu lama nunggu momen dimana gue bisa ketemu Papa! Gue udah lama nunggu momen gue bisa manggil nama Papa! Gue.. nunggu momen gue bisa makan bareng sama Papa! Gu-gue nunggu momen gue bisa cerita semua apa yang udah gue alamin ke Papa! Gue nunggu momen dimana gue bisa peluk Papa! Gue nunggu semua momen itu selama delapan belas tahun ini!”

“If you two don’t need him, I don’t fucking care! Because I need him!” ucap Kila, “I need Papa just like I need Mama and you both! Papa also has his own place in my life, in my heart and my soul! Without Papa, I wouldn’t be here!”

“Lo berdua hiks sadar ga sih ngebuat gue takut?” tanya Kila yang kini mulai terisak, “lo berdua sadar ga sih ngebuat gue jadinya harus memilih antara kalian dan Papa? Kalian ada mikirin perasaan dan keinginan gue ga sih?”

“Gue ga pernah minta apapun ke kalian berdua selama ini, ga pernah sama sekali Kak, Mas” ucap Kila, “tapi apa salahnya lo berdua kasih kesempatan Papa buat jelasin semuanya? Kalau kalian ga butuh apapun yang Papa jelasin nanti itu terserah kalian”

Rafandra Twins | ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang