Keadaan Kila cukup melelahkan akibat dari pertemuan dadakannya dengan Papa dan kedua anak dari Papanya.
Meskipun cukup menguras tenaga dan energi, setidaknya Kila bersyukur bahwa hubungannya dengan sang Papa kini kemungkinan besar akan baik-baik saja.
Daripada Kila harus merasa marah dan kecewa kepada sang Papa yang memiliki anak lain selain dirinya dan kedua kembarannya, Kila justru sangat senang mengetahui fakta tersebut.
Faktanya dia punya adik! Hal lain yang sebenarnya merupakan impian terpendamnya Kila.
Sepulangnya Kila dari pertemuan mendadak keluarganya, kini Kila duduk ditepi kasurnya sambil menghadap ke arah jendelanya. Menatap jendela di seberang kamarnya yang hanya menampilkan redup dari cahaya lampu yang tertutupi oleh gorden jendela sang empunya kamar.
Seperti tatapan Kila mampu menerobos gorden jendelanya, Aresh selaku tetangga di seberang jendela kamarnya Kila menampakkan wujudnya, sembari tersenyum lembut ke arah Kila hingga kemudian menghilang masuk ke dalam kamarnya sesaat dan kembali lagi menghadap ke arah Kila dengan sebuah handphone yang kini berada di genggamannya.
Dapat Kila lihat Aresh yang mengayunkan handphone nya menghadap ke Kila sebelum sebuah pesan masuk ke handphone milik Kila.
"Kertas gue habis" sebuah pesan pembuka dari Aresh untuk Kila
"Kita chat aja ya?" sebuah pesan dari Aresh lagi
Kila menatap ke arah Aresh dan menganggukkan kepalanya tanpa berniat membalas satupun pesan chat dari Aresh barusan.
"Padahal di luar langitnya lagi bagus, banyak bintang" satu lagi pesan Aresh yang masuk ke handphone milik Kila
"Ya terus?" balas Kila menanggapi pesan terakhir dari Aresh
"Rasanya nggak adil banget. Langit di luar lagi indah-indahnya, tapi pandangan mata gue malah ngeliat mendung di wajah lo"
"You want to tell me about today? 🙂"
Kila membaca pesan masuk terakhir yang Aresh kirimkan ke dia.
Dan jika boleh Kila mengatakannya kepada langit yang dipenuhi bintang malam hari ini, bolehkah Kila mengatakan bahwa dia mulai jatuh kepada pesona yang Aresh tunjukan kepadanya?
🧚♀️
Kila dan Aresh tidak beranjak seinci pun dari posisinya. Kila yang masih setia duduk di pinggiran kasur miliknya sembari menghadap ke arah Aresh yang tepat berada di seberangnya serta juga Aresh yang melakukan hal yang sama seperti yang Kila lakukan, bedanya Aresh menggantikan kasurnya menggunakan kursi belajar miliknya.
Selain itu, keduanya tak lagi saling membalas pesan. Melainkan sebuah panggilan suara yang terhubung di antara keduanya sembari kedua manik mata masing-masing menatap satu sama lain. Manis dan sedikit terkesan romantis.
"Gue siap dengerin lo cerita" ucap Aresh, "tapi kalau lo ga mau cerita, ga masalah"
Kila sadar kalau Aresh telah bersedia menjadi tempatnya berkeluh kesah, hanya saja bagi Kila, ada rasa yang sedikit berbeda jika dia harus menceritakan permasalahan yang terjadi di keluarganya tadi.
Tetapi meskipun Kila merasa, bukan hal yang seharusnya dia berbagi dengan orang lain jika menyangkut permasalahan keluarga, dia merasa Aresh dapat dipercaya dan dapat memahami apapun yang barusan saja terjadi.
Mengembalikan segala tenaga dan energi yang hilang terkuras entah kemana.
"Gue ga tau sih ini seharusnya diceritakan atau nggak" jawab Kila

KAMU SEDANG MEMBACA
Rafandra Twins | END
RomanceKisah ini dimulai dengan penolakan ketiga anak kembar terhadap kembalinya sang Papa ke dalam kehidupan mereka. Dulu, sang Papa meninggalkan mereka bahkan sebelum mereka lahir, saat mereka masih di dalam kandungan Mama. Ketika akhirnya sang Papa kemb...