Setelah perjalanan yang memakan waktu tiga jam, akhirnya si kembar sampai juga di villa yang disewakan oleh Tyo.
Pembagian kamar pun telah ditentukan dengan Kila bersama sang Mama, Juan bersama Jean begitu pula Om Tyo bersama Harun dan kedua anak Om Tyo, Haeza dan Hani sekamar.
"Habis ini kita ngapain Ma?" tanya Kila setelah selesai berbenah dengan barang bawaannya
"Masak kali ya Dek? Kan udah masuk jam makan siang"
"Keburu emangnya Ma? Kenapa ga beli aja?"
"Mau beli dimana emangnya?" tanya Sienna, "kan kita baru ke sini"
"Ya tanya ke Om Tyo lah Ma, atau engga nanya ke Haeza" jawab Kila, "katanya mereka dulu sering nginap di sini"
"Malu ah" ucap Sienna, "kita nginap di sini aja dibayarin sama Om Tyo, kalau bilang mau beli makan nanti malah Om Tyo juga yang bayarin"
"Ngapain malu? Kan buat perut sendiri juga" ucap Kila
"Ya siapa tau takutnya nanti malah Om Tyo yang beliin makan" jawab Sienna, "nggak enak lah ngerepotin. Kita kesini kan liburan bareng-bareng, masa cuma Om Tyo aja yang ngeluarin uang terus buat kita. Mana belanjaan kemarin Om Tyo yang bayarin"
"Memang sudah seharusnya gitu dong Ma" ucap Kila, "sebagai calon Papa baru, Om Tyo emang harus mau ngeluarin uang banyak buat kita"
"Sembarangan aja ngomongnya" tegur Sienna, "kenapa pula kok tiba-tiba Om Tyo jadi calon Ayah"
"Mama, buka mata, lihat ke depan" ucap Kila, "Kila yang belum setua Mama aja tau maksud Om Tyop ngajak kita buat liburan sama anak-anaknya itu apa, masa Mama yang udah pernah nikah dulunya engga nangkep maksud terselubung Om Tyo sih?"
"Emangnya udah siap beneran kamu nanti kalau punya Papa baru?"
"Eh?"
🧚♀️
"Nanti makan malam mau beli juga ga?" tanya Tyo tiba-tiba ketika mereka berdelapan sedang asik bersenda gurau di ruang tengah villa mereka
"Ga usah" tolak Sienna cepat
Ya pada akhirnya, mau tidak mau, karena anak bujangnya Sienna sudah meracau ngomong kelaparan, makan siang hari ini dibelikan oleh Tyo.
Awalnya jelas ditolak sama Sienna, tapi berhubung Harun selaku anaknya Tyo juga mengatakan kalau dia kelaparan dan bakalan lama kalau menunggu Sienna beserta para anak perempuan selesai memasak, akhirnya Tyo membelikan mereka makan siang.
"Beneran ga usah?" tanya Tyo
"Masak aja malam ini Om" ucap Kila, "kemarin kita udah beli bahan makanan banyak banget, kan sayang kalau ga dimasak"
"Ih pasti seru!" celetuk Hani, "ada beli bahan makanan buat barbeque-an juga Kak?"
"Ada kok" sahut Jean, "kemarin Mas yang beli bahan buat barbeque-an sama Mama, tenang aja"
"Wih asik" ucap Haeza
"Mending siapin dari sekarang aja ga sih Yah?" tanya Harun ke Tyo
"Masih jam lima sore ini" sahut Juan, "apa ga kecepetan?"
"Malah makin cepet bukannya makin bagus Kak?" tanya Harun, "soalnya kan mau ngidupin api buat bakar-bakarannya bakal lama banget, belum lagi nyiapin bumbu bakarnya"
"Bener" celetuk Hani, "bahan untuk makan malam juga belum disiapin"
"Ya mending siapin dari sore ini aja kalau gitu" ucap Kila, "jadi nanti malam kita tinggal masak aja, gimana Ma? Boleh?"
"Ya sudah kalau maunya disiapin dari sekarang" jawab Sienna, "ayuk lah kalau gitu kamu bantuin Mama siapin bahan-bahannya sekarang"
"Aku ikut ya Tan?" tanya Hani
"Ya kamu juga ikut dong anak manis" jawab Sienna, "ini satu dua tiga empat ini" ucap Sienna sembari menunjuk Jean, Juan, Harun dan juga Haeza, "ayok gerak juga, biar cepat"
"Ma, Kakak males banget gerak sekarang, nanti aja ya pas bakar-bakaran Kakak yang masak" ucap Juan
"Terserah kamu deh" ucap Sienna dan beranjak menuju dapur diikuti kelima anak muda lainnya tanpa protes
"Mageran banget kamu" ucap Tyo yang lebih memilih tinggal di ruang tengah
"Di sana udah rame banget Om" jawab Juan, "nanti aja deh aku geraknya pas bakar-bakaran"
🧚♂️
Ya namanya kalau segala sesuatu dikerjain dengan ramai-ramai itu pasti tidak terasa waktu tau-tau sudah berjalan dengan cepat.
Buktinya aja kayak sekarang.
Di saat tadi mereka pada sibuk untuk menyiapkan bahan makanan untuk di makan malam ini, tau-tau aja sekarang sudah pukul setengah tujuh malam.
Mereka sempat menunaikan sholat berjamaah dulu tadi sebelum akhirnya kembali sibuk untuk menyenangkan lidah dan perut mereka.
Dan yap seperti ucapannya Juan tadi, akhirnya Juan bener-bener mendedikasikan dirinya buat bakar-bakaran aja.
"Mas bakar-bakarannya nanti aja" ucap Sienna ketika melihat Juan yang sedang siap-siap untuk membakar satu potong daging barbeque
"Masakan Mama sebentar lagi jadi" ucap Sienna lagi, "makan dulu, baru bakar-bakarannya"
"Tapi ini nanggung Ma, tinggal di bakar aja" jawab Juan sembari mengangkat dagingnya
"Itu bisa nanti" ucap Sienna, "makan dulu, Mama masak sop"
"Ya nanti aja" jawab Juan
"Jangan nanti-nanti" ucap Sienna, "makan dulu kamu, masuk"
"Aku nyusul deh makannya" ucap Juan
"Juansya Ghifary Rafandra"
"Iya-iya, ini aku masuk" jawab Juan sembari membawa masuk daging yang tadinya siap buat di panggang
"Galak banget dah Emak gue, heran" gumam Juan ketika duduk disamping Kila
"Lo tinggal masuk aja susah banget" celetuk Kila, "mesti dipanggil dengan nama lengkap dulu sama Mama"
"Lo diem ah" ucap Juan, "gue ga ngomong sama lo"
"Tapi lo ngomong disebelah gue, jadi ya gue denger"
"Ya ga usah di dengerin kalau gitu"
"Kalau gitu lo dong yang seharusnya jangan duduk di samping gue" jawab Kila
"Ada apa lagi sih Kak, Dek?" sahut Jean yang duduk di hadapan keduanya
"Tau ni sih Juan aneh" jawab Kila
"Lo noh yang aneh" ucapnya, "enak aja ngatain gue aneh"
"Ya kan lo aneh" ucap Kila, "masa Mas si Juan ngomong sendiri, terus marah pas gue nyautin ucapan dia"
"Ya kan gue ngomong sendiri, ga ngomong sama lo"
"Nah kan Mas, aneh banget"
"Udah" ucap Jean, "ributnya nanti aja, jangan pas lagi di depan makanan"
"Lo ga usah galak-galak Je" ucap Juan
"Ya galak siapa sih Kak?" tanya Jean
"Nah kan apa kata gue, lo emang aneh" sahut Kila
Seolah ketiganya tidak menyadari kalau ketiganya kini tengah diperhatikan oleh keluarga lain yang sedari tadi juga berada di sana.
"Udah" potong Sienna tiba-tiba yang datang dari arah dapur sembari membawa satu panci besar yang berisikan penuh oleh sop, yang tentu saja dengan reflek diambil alih oleh Jean
"Malu ah kalian ribut-ribut diliatin Om Tyo sama adek-adek" ucap Sienna lagi yang sialnya baru disadari oleh ketiganya
"Hehe lupa" ucap Kila, "maaf ya Om, Dek"
"Santai Kak" jawab Harun, "gue juga sering adu bacot juga kok sama Haeza"
🧚♀️
KAMU SEDANG MEMBACA
Rafandra Twins | END
DragosteDiawali dengan penolakan akan kembalinya sang Papa ke kehidupan si kembar, hingga mengetahui penyebab dan alasan dari sang Papa meninggalkan ketiganya bahkan dari saat mereka masih di dalam kandungan sang Mama. Ini merupakan kisah cerita dari tiga o...