Kalau boleh dijelaskan suasananya saat ini, Kila sudah pasti sangat sedih.
Soalnya selama delapan belas tahun, ini merupakan pertama kalinya Kila dibentak oleh Juan dan juga Mama.
Sewajarnya seperti kertas yang tak pernah remuk, maka pada hari ini lah Kila menjadi sebuah kertas yang remuk.
Di saat kedua kembarannya memilih untuk menenangkan diri dengan pergi keluar, maka Kila lebih memilih kamarnya sebagai tempatnya menenangkan hati sekaligus meluapkan segala perasaan sedih yang sedang dirasakannya.
Ketika Kila lagi menghayati kesedihan hatinya, tiba-tiba ada yang mengetuk jendela balkonnya.
Coba tebak siapa pelaku yang punya kerjaan ngetuk jendela balkon lantai dua?
Yap benar sekali.
Cuma Aresh yang punya kerjaan kayak gitu.
Kila tidak habis pikir sama Aresh yang kayaknya niat banget menyediakan pipa panjang cuma untuk digunakan sebagai pengetuk jendela balkonnya Kila.
Ketika Kila sudah melihat ke arah Aresh, Areshnya malah masuk ke dalam kamarnya dan tak berselang lama keluar lagi dengan membawa lagi buku gambar berukuran A4nya.
"HAI?" tulisan pertamanya yang dia tunjukkan ke Kila
Kila yang merasa enggan untuk membuka jendela balkonnya mengambil sebuah kertas HVS sebagai alat perantara komunikasinya ke Aresh. Mengikuti apa yang Aresh lakukan ke dia.
"APA?" balas Kila
"YOU OKAY?" tulis Aresh lagi pada lembaran keduanya
"LAGI ADA MASALAH YA?" tulis Aresh pada lembar ketiga
"I'M FINE" balas Kila
"IYA. LO KOK BISA TAU?"
"SORRY GA SENGAJA KEDENGERAN SAMPE RUMAH"
"Eh? Malah kedengaran sampai ke rumah Aresh?" gumam Kila ketika membaca tulisannya Aresh
"SORRY MALAH MENGGANGGU JADINYA"
"NO PROBLEM"
"HABIS NANGIS YA?"
"IYA"
"TANGISAN GUE KEDENGERAN SAMPE KAMAR LO?"
"ENGGA. NEBAK AJA"
"SOALNYA MATA LO KAYAKNYA SEMBAB"
"MAU ICE CREAM GA?" tulis Aresh lagi
"MAUUUU" balas Kila
"AYOK"
"AYOK KEMANA?"
"HUNTING ICE"
"SEKARANG BANGET?" tulis Kila yang diangguki oleh Aresh
"Duh kertasnya habis lagi" ucap Kila ketika kertas HVS sudah habis tak tersisa
"Si goblok, kan Aresh punya nomor gue" ucap Kila lagi
Dan kemudian Kila mengangkat handphonenya dan mengarahkan ke arah Aresh
"KENAPA?" tulis Aresh
"Aresh emang bodoh atau tolol sih?" gumam Kila dan kemudian menelpon Aresh
Kila yang masih menghadap ke arah jendela balkonnya melihat Aresh yang masuk ke dalam kamarnya dan kemudian keluar lagi
"Hai" sapa Aresh ketika mengangkat telpon dari Kila dan melambaikan tangannya ke arah Kila
"Hai hai hai hai" ucap Kila, "kenapa ga chat aja sih? Kertas gue habis nih" sewot Kila sembari mengangkat sisa-sisa kertas yang digunakan sebagai alat komunikasinya tadi bersama Aresh
KAMU SEDANG MEMBACA
Rafandra Twins | END
Lãng mạnDiawali dengan penolakan akan kembalinya sang Papa ke kehidupan si kembar, hingga mengetahui penyebab dan alasan dari sang Papa meninggalkan ketiganya bahkan dari saat mereka masih di dalam kandungan sang Mama. Ini merupakan kisah cerita dari tiga o...