Cerita Tentang Juan

852 109 5
                                    

Sebelumnya Juan tidak pernah terpikirkan kalau dia bakalan ditangkap dengan mudah. Kalau mau egois, Juan tidak akan memilih mengorbankan dirinya untuk jadi pemancing para polisi yang mengejar-ngejar dia sama Jean

Kalau bukan karena Jean orangnya, Juan juga tidak akan bertindak bodoh kayak sekarang ini. Lagian siapa juga sih yang mau ditahan di kantor polisi?

Buat repot dan merusak citra di SKCK saja nanti.

Dan sekarang Juan malah dibuat tambah sakit kepala ketika Pak Polisinya menyuruh Juan buat memanggil orang tua Juan. Kayak-- hello? Juan itu usianya sudah delapan belas tahun, sudah masuk usia legal secara hukum dan negara.

Saat-saat kayak gini rasanya Juan butuh banget bantuan dari Ayah Latif untuk membatu dia. Tapi di sisi lain, Juan itu juga takut banget sama Bunda Airin.

Bukan apa-apa sih ya, kalau Juan minta bantuan Ayah Latif malam-malam gini, sudah pasti Bunda Airin bakalan bertanya kenapa Ayah Latif harus ke kantor polisi jam satu dini hari. Dan kalau Bunda Airin tau, sudah dipastikan Mama juga bakal tau.

Juan tidak mau Mamanya tau kalau Juan sebenarnya suka balapan liar. Apa lagi kalau Mama sampai tau kalau Juan terakhir kali balapan liar tadi sebelum ditangkap dengan lawannya itu adik kembarnya sendiri.

Belum lagi kalau Kila ikut-ikutan tau. Sudah pasti bukan hanya Juan yang bakal di amuk sama Kila, tapi Jean juga.

Mana dari tadi handphonenya Juan tidak berhenti berbunyi. Sudah dipastikan yang menelpon dia dari tadi itu Jean karena Juan yang tiba-tiba menghilang gitu aja.

"Saudara Juan?"

"Ya?" tanya Juan yang tersadar akan lamunannya. Di saat Juan sedang berpikir keras untuk meminta pertolongan dari siapa, si Pak Polisi membuyarkan lamunan Juan yang sudah berada jauh dari raganya.

"Pak, saya sudah usia legal Pak, sudah delapan belas tahun, dua bulan lagi saya lulus SMA Pak" ucap Juan, "ga perlu panggil Mama saya ya Pak?"

Namun nampaknya sang Bapak Polisi enggan mendengarkan rengekan dari Juan. Si Pak Polisi tetap saja menghampiri Juan yang ditahan di sel sementara yang ada di kantor polisi itu.

"Iya nggak perlu" jawab Pak Polisi sambil membukakan pintu besi tersebut, "sudah ada yang datang, wali kamu"

Kalau boleh jujur, tentu saja Juan senang bukan main. Berarti dia tidak perlu menghubungi keluarganya untuk dimintai tolong datang ke kantor polisi dini hari gini kan?

Tapi di sisi lain, kayaknya, hmmm, orang yang katanya wali Juan? But who? Selama ini yang berperan sebagai walinya Juan dan kedua kembarannya ya cuma Ayah Latif. Tidak ada orang lain lagi. Bahkan, Juan tidak merasa pernah menjadikan Kakek atau Neneknya sebagai wali dia sama kembarannya.

"Kenapa masih di dalam?" tanya Pak Polisi, "betah tinggal di dalam penjara?" tanya Pak Polisi lagi

Juan yang lagi-lagi lamunannya dibuyarkan oleh Pak Polisi menggeleng kuat sambil bergegas dari dalam penjara.

Enak saja dibilang betah di dalam penjara, pikir Juan

"Eum, Pak, saya boleh tanya?"

"Iya mau tanya apa?" jawab Pak Polisi sembari menutup kembali pintu penjara sementara

"Wali saya siapa Pak? Pakde saya ya Pak?" tanya Juan

Rafandra Twins | ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang