Juan sadar setiap kali dia mengalami kesulitan, orang yang pertama kali akan ditemuinya adalah Alunanya.
Juan juga sangat sadar, bahwa hanya Alunanya yang dapat menenangkan dan membuka pikirannya Juan.
Juan juga sangat sadar, dari banyaknya perempuan yang pernah singgah di hatinya, tidak ada satupun dari mereka yang berhasil mengambil posisi Alunanya.
Sayangnya, Juan tidak sadar bahwa dia sudah jatuh terlalu dalam kepada Aluna.
Iya. Juan tidak menyadari bahwa dia tidak memerlukan wanita manapun lagi, karena sejauh apapun Juan mencari, tempatnya berpulang dan mengistirahatkan letihnya adalah Aluna.
Pertemuannya bersama Aluna yang terakhir kali malah berakhir dengan sebuah pertengkaran, yang bahkan jika Juan fikirkan lagi, tidak ada alasan yang membenarkan pertengkaran antara dirinya dan Aluna.
Sepulangnya Juan dari rumah sang Papa, tanpa berpikir dua kali Juan langsung membawa tubuhnya ke rumah Aluna.
Namun sesampainya di sana Juan hanya bisa berdiam diri di dalam mobilnya.
Membodohi dan merutuki dirinya sendiri sebab emosi tak berdasar dirinya.
Menatap dari dalam mobilnya ke arah jendela kamar Aluna yang tertutup gorden jendela namun masih dapat memberi celah agar cahaya lampu dari dalam kamar Aluna agar tampak dari luar.
Juan tersenyum pelan. Juan rindu Alunanya.
"Lun, I need your hug" lirih Juan pelan yang berakhir dengan Juan menyandarkan kepalanya di sandaran kursinya, memejamkan matanya perlahan, menarik nafas dalam secara terus menerus
Perasaan menggebu-gebu untuk dapat memeluk Alunanya semakin menjadi, membuat Juan mencengkram dengan erat setir mobilnya hingga membuat buku-buku jarinya menjadi memutih.
"Lun..." lirihnya lagi
Tanpa Juan sadari, Aluna menatapnya dari balik gorden kamarnya, menatap lama ke arah mobil Juan sembari tangannya mencengkram kuat handphone di tangannya. Berharap paling tidak ada satu pesan yang masuk ke handphonenya yang dikirimkan oleh Juan.
Sayangnya Juan tidak menyadarinya.
Dengan tarikan nafas yang dalam entah yang keberapa kali Juan lakukan, akhirnya Juan memutuskan untuk pergi. Menghidupkan dan menjalankan mobilnya dengan perlahan, menjauh dari rumah Aluna. Alunanya.
🧚♂️
Akhirnya malam ini, entah kapan terakhir kalinya Juan menginjakkan kakinya ke tempat ini lagi. Tempat yang sangat dibenci Kila dan juga Luna. Sebuah club malam.
Juan membutuhkan pelarian. Pelarian dimana dia bisa menghilangkan barang sejenak rasa gundahnya, sebab dia tidak bisa untuk datang ke Alunanya.
Entah takdir seperti apa yang bakal Juan jalanin selanjutnya.
Di saat Juan tengah asik meneguk alkohol miliknya yang mana telah berhasil membuat kesadarannya mulai menurun, seseorang di masa lalu yang sangat tidak ingin Juan temui lagi datang menghampirinya.
"Hai Ju"
Juan tatap orang yang kini duduk di hadapannya, "mau apa lagi sih lo Tiara?" tanya Juan ketus
"Santai dong, gue kan cuma nyapa lo aja" ucap Tiara tersenyum yang mana di mata Juan sangat memuakan
"Gue lagi pengen sendiri, bisa lo pergi dari sini?"
"Well, sebenarnya ga ada yang ngelarang gue mau duduk di meja mana pun, kan? Meskipun meja ini udah lo booking" ucap Tiara, "want a drink with me?" tanya Tiara yang sebenarnya tidak membutuhkan jawaban dari Juan
KAMU SEDANG MEMBACA
Rafandra Twins | END
RomanceDiawali dengan penolakan akan kembalinya sang Papa ke kehidupan si kembar, hingga mengetahui penyebab dan alasan dari sang Papa meninggalkan ketiganya bahkan dari saat mereka masih di dalam kandungan sang Mama. Ini merupakan kisah cerita dari tiga o...