𝓐 𝓓𝓲𝓯𝓯𝓮𝓻𝓮𝓷𝓽 '𝓡'Siang ini Bandara Jakarta Fly ramai orang berlalu lalang. Kesana kemari entah akan pergi atau kembali. Yang pasti.. satu gadis cantik dengan surai pirang yang indah nan panjang baru saja tiba dari Singapura, kini ia kembali ke tanah kelahiran setelah sekian lama meninggalkannya.
Ia Retania Qimberleay, berjalan dengan koper yang dibawa, melihat kesana kemari mencari orang yang katanya menanti akan kehadirannya.
Setelah matanya berkelana, akhirnya ia dapat melihat pria tampan berperawakan tinggi yang Ia tebak dialah sosoknya. Dengan celana jeans hitam panjang, juga kaos putih dengan balutan jaket kulit berwarna hitam. Ia berdiri tegap dengan tangan masuk ke saku celana dengan tatapan yang tertuju pada Retania.
Tak salah lagi ia Heron Albert Alfari. Guna memastikan.. Retania berjalan mendekat. Melihat satu sama lain, dengan pikiran masing-masing.
Kini terhitung dua langkah kaki jarak diantara keduanya. Masih sama-sama diam, hingga sebuah suara lembut keluar dari bibir Retania.
"Heron ya?"
Yang mengirimkan guncangan pada jantung Heron kala itu.
"Yes i am." Balas-nya dengan suara terdengar serak— lantaran berusaha menetralkan nafas-nya yang tercekat, sehingga gugup yang Ia dapat.
Memberikan senyuman manis, Retania kembali berucap.
"Miss me?"
"Hahh." membuang nafas.. Heron memutar matanya kesal—
"Pertanyaan Retoris." Setelah berucap demikian, Heron lantas memeluk Retania penuh kerinduan. Sepuluh tahun tidak bertemu dengan-nya adalah hal buruk yang pernah Heron lalui.
"I really miss you Re."
"Gue udah gila selama sepuluh tahun karena sama sekali gak ketemu lo, jangan lagi. Just here with me, with our family kay?"
Retania mengeluarkan kekehan. Tangannya bergerak untuk menepuk-nepuk lembut punggung lebar milik lelaki itu.
Heron Albert Alfari, adalah putra tunggal dari pebisnis sukses di Jakarta. Mama Papanya menemukan Retania kecil di sebuah Pos dalam keadaan menangis. Karena tidak tega.. mereka memutuskan membawa Retania ke kediaman mereka. Cukup itu yang perlu kalian tau.
Di mobil, mama Heron menanyakan orang tua dan tempat tinggalnya. Namun, bukannya menjawab Retania justru menangis tersedu-sedu, membuat mama Heron kebingungan dan mengurungkan niat untuk bertanya kembali mengenai hal tersebut.
Sedari kecil jika Retania ditanya mengenai keluarganya.. ia langsung menangis dan mengurung diri di kamar. Bahkan, reaksi seorang ketakutan juga pernah Ia tunjukkan. Alhasil, keluarga Heron tidak pernah menanyakan atau membahas tentang keluarga Retania.
Heron kecil begitu senang saat pertama kali melihat Retania di rumahnya. Kala itu Retania sangat cantik nan lucu. Tanpa bertanya banyak kepada orang tuanya— siapa gadis cantik nan mungil itu, Heron menyambut baik kedatangan sang gadis dan langsung membawanya bermain.
Kala itu, Heron mengatakan bahwa ia tidak mau Retania menjadi saudaranya saat orang tuanya ingin mengadopsi Retania. Dikala umurnya yang ke-11 tahun, pertanyaan itu kembali terdengar yang masih mendapat jawaban sama, Heron akan marah jika nama Retania tertera dalam Kartu Keluarga nya.
Tapi anehnya Heron sangat menyayangi Retania, tidak ada sifat ketidaksukaan dari Heron saat hadirnya Retania. Lalu mengapa ia tidak mau Retania menjadi saudaranya?
KAMU SEDANG MEMBACA
A Different 'R'
Teen FictionDari banyaknya waktu yang disinggahi, tidak hatinya yang bisa ditempati. Ini tentang mereka. Empat siswa sebuah sekolah di Jakarta. Menyumbang banyak penghargaan, ditambah anugerah wajah tampan pemberian Tuhan, membuat mereka dikenal dan digemari b...