𝓐 𝓓𝓲𝓯𝓯𝓮𝓻𝓮𝓷𝓽 '𝓡'
Minggu pagi ini Retania akan berkunjung ke kediaman Jeyen sesuai ajakan sang tuan rumah. Tidak ada alasan bagi Retania untuk menolak. Lagipula di hari Minggu ini dirinya sangat senggang.
Pukul 09.50 Retania sudah mendapati pesan dari Jeyen tentang dirinya yang telah berada di lobby apartemen. Dengan sedikit tergesa Retania keluar tak ingin Jeyen menunggu lama.
Menangkap figur gadis yang ia tunggu, Jeyen beranjak dari posisi duduk. Matanya menangkap penampilan Retania yang sederhana namun tetap terlihat cantik. Rambut pirang panjangnya diikat Messy bun sehingga memperlihatkan lehernya yang jenjang. Dengan atasan kaos hitam polos pendek yang hanya sebatas bawah pusar, ditambah memakai kulot highwaist cream yang menambah kesan tinggi pada dirinya.
Jeyen sedikit menyunggingkan senyum, tanpa janjian-pun kini Ia juga mengenakan kaos hitam di balik jaket kulitnya. Anggap saja kebetulan, tapi nyatanya hal itu membuat Jeyen teramat senang.
"Udah siap?" Jeyen bertanya yang dibalas anggukan oleh Retania.
Dengan begitu, kini mereka melangkah beriringan menuju area parkir. Dari ekor matanya Jeyen dapat melihat Retania yang sedang memakai jaket yang tadi ia bawa.
"Kita bisa tunggu 10 menit?"
"Loh.. ada masalah kak?"
"Cuma nunggu supir anterin mobil."
"Ini motor kak Jeyen kan? Kenapa gak pakai ini aja?"
"Takutnya rambut lo rusak."
"Enggak kok. Lihat, aku sudah pakai jaket dan siap cabs pakai motor. Gak ada masalah sama rambut aku."
"Ayo ayo.. pakai motor aja."
"Lo yakin?"
"Seratus persen yakin."
Setelah siap di atas motor, tak lupa Jeyen menyodorkan satu buah helm untuk Retania. Lelaki itu menepuk pundaknya dengan arti agar Retania menjadikan dirinya tumpuan untuk naik ke motornya yang tinggi.
"cabs pakai motor, cabs.. cabs.. pakai motor."
"Seneng banget?" Dengan seulas senyum Jeyen bertanya, merasa gemas sendiri dengan tingkah excited Retania.
"Yash..go..go.. buruan jalan sir."
"Baik young lady."
Sepanjang jalan Jeyen dapat melihat Retania dari kaca spion yang terlihat menikmati udara segar di pagi jam 10 ini. Dirinya sengaja memilih jalan yang lenggang dengan banyaknya pepohonan di sepanjang jalan.
"Kak.. boleh mampir ke toko bunga gak?"
Jeyen sedikit terkejut mendapati Retania yang tepat pada samping sisi wajah kirinya untuk bertanya. Walau terhalang helm, tetap saja posisinya kini mereka sedikit rekat.
KAMU SEDANG MEMBACA
A Different 'R'
Teen FictionDari banyaknya waktu yang disinggahi, tidak hatinya yang bisa ditempati. Ini tentang mereka. Empat siswa sebuah sekolah di Jakarta. Menyumbang banyak penghargaan, ditambah anugerah wajah tampan pemberian Tuhan, membuat mereka dikenal dan digemari b...