𝓐 𝓓𝓲𝓯𝓯𝓮𝓻𝓮𝓷𝓽 '𝓡'
Hari masih cukup pagi, tapi kini para murid dan guru telah siap dan berkumpul di meja makan untuk sarapan. Selesai urusan mengisi tenaga, semuanya kini memperhatikan perkataan Miss Tasa dengan baik.
Miss Tasa memberikan id card lomba kepada Heron, Reygen, Ednan dan teamnya, Jeyen juga Retania sesuai bidang lomba yang mereka wakili. Memberi tahu letak tempat lomba sesuai bidang masing-masing, lantas memberi sedikit wejangan kepada mereka.
"Pray, try, and focus okay!"
"Baik miss." Jawab mereka serentak.
"Good, masing-masing akan mendapat 5 suporter juga 2 guru pendamping, kecuali untuk olimpiade SAINS hanya akan didampingi saya sendiri. Itu karena untuk olim SAINS berada di ruangan tertutup. Ada yang mau ditanyakan?"
"Cukup Miss."
"Baik, kalau gitu kita bisa menuju tempat masing-masing. Fighting anak-anak."
Berjalan dengan arah yang berbeda-beda, semuanya menjalankan tugas masing-masing. Kecuali Heron, Reygen, Ednan, Davin, dan Budiano yang masih diam di tempat semula.
"Jeyen!" Ucap Reygen sedikit keras yang menghentikan langkah sang empunya nama yang ia sebut.
Berbalik dan menatap mereka, Jeyen mengangkat alis kirinya tanda bertanya. Yang dijawab Reygen dengan gerakan isyarat, ia menunjuk kedua matanya dengan jari telunjuk dan tengah.. lantas ia balik dan ia arahkan pada mata Jeyen dengan mata memicing tajam seakan mengancam.
Mengetahui maksud tersirat Reygen, Jeyen memutar bola mata malas, lantas berbalik pergi tanpa mengucap sepatah katapun.
"Woy Jeyen ngomong!"
"Bodok." Ucapnya ketus, dan segera berjalan sedikit cepat guna menyamai langkah Retania yang beriringan dengan Miss Tasa.
Ingin memaki Jeyen namun ucapan Reygen tertelan karena suara keras Budiano yang memekakkan telinga.
"Retaniaaaa! semangat ya cantik!"
Menoleh sedikit ke belakang, gadis itu tersenyum.. lantas mengangkat jempol nya tanda menjawab Budiano yang memberinya semangat."Cihh... caper."
"Dihh.. bos iri ya karena gak disenyumin Re?!"
"Gak!" Jawab Reygen cepat lantas menggerakkan kakinya berjalan.
"Aelaahhh.. cembokur bilang kali bos!" Ucap Budiano dengan tangan yang merangkul Reygen.
"Gak ya!"
"Ya in aja gak sih vin?"
"hm"
𝓐 𝓓𝓲𝓯𝓯𝓮𝓻𝓮𝓷𝓽 '𝓡'
Sabtu,
Swimming competition roomKini Heron telah siap dengan celana renangnya. Ia menggunakan handuk yang ia kalungkan di leher guna menutupi bagian tubuh atasnya yang Shirtless.
Tapi tetap saja perut dengan 6 kotak itu tak tertutup sempurna sehingga masih bisa menjadi pemandangan yang memanjakan mata para perempuan disana. Banyak gadis dari sekolah berbeda yang menjadi suporter mencuri-curi pandang pada Heron yang terlihat sangat tampan.
Bisa-bisa mereka pindah haluan menyemangati Heron bukannya pada perwakilan peserta lomba dari sekolah mereka sendiri kan?
Namun kini yang menjadi pusat pandangan para gadis tak menghiraukan sedikit pun. Ia masih bertahan duduk tenang dengan raut terlampau datar. Sedari tadi Heron mencoba fokus agar tidak memikirkan Retania yang mungkin saja saat ini sedang berbincang-bincang dengan Jeyen.
KAMU SEDANG MEMBACA
A Different 'R'
Teen FictionDari banyaknya waktu yang disinggahi, tidak hatinya yang bisa ditempati. Ini tentang mereka. Empat siswa sebuah sekolah di Jakarta. Menyumbang banyak penghargaan, ditambah anugerah wajah tampan pemberian Tuhan, membuat mereka dikenal dan digemari b...