𝓐 𝓓𝓲𝓯𝓯𝓮𝓻𝓮𝓷𝓽 '𝓡'
Pukul empat lebih lima belas sore. Dengan keadaan sunyi mendominasi.. di suatu tempat, terdengar suara pukulan yang terus dilayangkan dari seorang lelaki yang menggunakan Dobok dengan kerah dan sabuk berwarna hitam. Di sana Ia berdiri sendiri dengan samsak di depannya yang menjadi objek pukul.
Tak lain dan tak bukan ialah Reygenta Putra William yang sedang berlatih bela diri. Sudah hampir 2 jam ia di sana, sekedar melepas bosan sekaligus mengasah kemampuan bela dirinya.
BUGH..
BUGH..
BRUK..
Reygen menjatuhkan dirinya di atas matras dengan nafas yang tersengal-sengal. Setelah beberapa menit menormalkan nafasnya. Reygen berdiri dan berjalan menuju kamar mandi dengan tas hitam di bahu kiri untuk mengganti pakaian.
Tak perlu waktu lama, ia keluar dan segera menuju motor hitamnya, melaju mengendarai, dan pulang menuju rumahnya.
Kini jam telah menunjukkan pukul enam lebih sepuluh. Langit mulai terlihat gelap, dan lampu mulai menyala di setiap jalan yang ia lewati.
Berubah pikiran, Reygen membelokkan motornya di sebuah cafe untuk sekedar bersantai. Untuk apa juga pulang ke rumah besarnya jika sunyi yang ia rasakan, pikirnya.
"Permisi, mau pesan apa kak?" Tanya seorang pelayan kepada Reygen dengan ramah.
"Satu Flat White."
"Baik. Ditunggu kak."
Setelah kepergian Pelayan, dan kembali membawa pesanan nya.. Reygen duduk sembari menikmati Flat White itu dengan mata yang mengamati sekitar.
Matanya terus menjelajah, sampai akhirnya.. tatapannya terkunci pada seorang gadis cantik yang duduk di serambi kanan cafe. Ada sebuah buku yang Ia baca, pun secangkir coffee ditangan kiri dengan airpods yang Ia pakai.
"Cantik." Spontan berucap, spontan pula Ia mengukir senyuman.
Cukup lama memperhatikan gadis itu dengan suka cita, sampai akhirnya matanya tergerak mengikuti setiap hal yang dilakukan oleh sang gadis. Saat dia berdiri dan melangkah menuju kasir, lalu berbalik menuju pintu dan keluar.
Entah rasanya Reygen tak rela jika harus melepas gadis itu dari pandangannya. Memutuskan untuk segera membayar dan melangkah keluar... Reygen memiliki rencana—
DUGG..
"Oh sorry." Ucap sang gadis kepada Reygen. Walaupun yang terjadi sebenarnya hanyalah rekayasa Reygen semata.
Tak bergerak, kenapa lelaki di hadapannya ini tak kunjung pergi.. justru menatap-nya dengan tatapan tanpa arti.
Situasi hening yang terjadi saat ini, hingga akhirnya.. Reygen memecahkan suasana dengan suaranya yang berat dan bahkan—
"Duduk" Seenaknya menyuruh.
Walaupun tidak menjawab namun gadis itu tetap menuruti keinginan Reygen, Merasa perlu ada yang diselesaikan.
"Kenapa?"
"Siapa?"
"Maksud kamu?"
"Nama?"
Beberapa detik mencerna akhirnya Ia paham juga.. lantas menjawab—
"Retania Qimberleay, panggil saja Re."
"Gue Reygen."
"Oke, hai." Setelah ucapan itu, suasana hanya hening dengan kecanggungan.
Reygen sibuk sekali memperhatikan sosok Retania dari kaca jendela mobil yang tak jauh di depannya. sedangkan Retania hanya menunduk menggerakkan jari-jari tangannya merasa bingung dengan hal selanjutnya yang perlu Ia lakukan.
KAMU SEDANG MEMBACA
A Different 'R'
Teen FictionDari banyaknya waktu yang disinggahi, tidak hatinya yang bisa ditempati. Ini tentang mereka. Empat siswa sebuah sekolah di Jakarta. Menyumbang banyak penghargaan, ditambah anugerah wajah tampan pemberian Tuhan, membuat mereka dikenal dan digemari b...