𝓐 𝓓𝓲𝓯𝓯𝓮𝓻𝓮𝓷𝓽 '𝓡'
Belum genap pukul tujuh, namun koridor sekolah sudah banyak dihuni para murid yang mengerubungi mading sekolah. Bukan mading utama, namun mading yang khusus dibuat untuk informasi berita panas seputar siswa-siswi SMA Cakra Raya.
Terakhir kali mading tersebut terisi akan prestasi dan kemenangan dari competition beberapa minggu silam, namun kini terisi oleh cacian yang ditujukan untuk siswi yang hampir baru dua bulan sekolah disana, yang tak lain adalah Retania.
Bermacam tatapan ditujukan, berbagai suara terdengar kian mulai mengeras, entah suara gunjingan ataupun pembelaan.
"Kan.. kelihatan juga sifat aslinya."
"Kaya gitu kenapa bisa kepilih jadi Putri sekolah sih."
"Jelas, menang di tampang doang."
"Napa? Iri lo?"
"Gue iri sama Bitch? Ew.."
"Cewe gatel, murahan, nempel sana-sini, emang slut tuh pantes banget buat julukan dia."
"Aduh.. tuh mulut murahan amat ya mbak, bisanya cuma ngomongin orang yang gak bener?"
"Itu fakta ya anjing, buta lo mata lo buat liat foto-foto itu?!"
"Lo yang buta! Apa cuma gara-gara jalan dan ngobrol bareng cowok, Lo semua bisa ngatain dia Bitch!?"
"Apa ada di foto itu yang menunjukkan Re jual badan buat empat cowok itu hah?!"
"Kita gak tau selama Re pergi jalan dia ngapain aja dan dimana aja. Bisa jadi difoto itu dia menuju ke hotel dan ngejual diri!"
"Narrow thinking. Lo sendiri bilang kita-gak-tau, kalau gak tau ya diem ajalah anjing! Gak usah ngejudge orang."
"Lo bilang kayak gitu cuma karna cari pencitraan doang kan? Gak jauh juga dari temen sekelasnya ternyata."
"Nih cewek pengen gue pites juga ya lama-lama!"
Suasana depan mading kini kian menjadi riuh. Segala lontaran kebencian dan pembelaan terus terdengar tak kunjung reda. Seolah terbelah menjadi dua kubu antara pro dan kontra.
Masih terus berlanjut, hingga akhirnya suasana benar-benar menjadi senyap. Hal itu dikarenakan bunyi ketukan sepatu dari empat lelaki di sana, yang kini aura suramnya menguar mengelilingi para murid di depan mading mengakibatkan masing-masing menelan ludahnya susah payah.
Spontan mereka memberi jalan untuk keempat cowok tersebut. Siapa lagi jika bukan Reygen, Jeyen, Heron dan Ednan. Sejenak mereka diam sesaat hanya untuk melihat dan membaca isi dari mading yang sama sekali tidak bermutu.
Terdengar decakan samar dari Heron yang tak habis pikir dengan spesies manusia yang suka sekali menjatuhkan seseorang dengan tuduhan yang menjijikkan.
Belum selesai, kini sebagian murid memekik tertahan ketika Reygen memukul mading hingga bergetar tampak terlihat emosi. Melepas segala tempelan foto dan menyobeknya dengan brutal, lantas Reygen hamburkan tepat di wajah siswi yang paling gencar mencaci Retania.
KAMU SEDANG MEMBACA
A Different 'R'
Teen FictionDari banyaknya waktu yang disinggahi, tidak hatinya yang bisa ditempati. Ini tentang mereka. Empat siswa sebuah sekolah di Jakarta. Menyumbang banyak penghargaan, ditambah anugerah wajah tampan pemberian Tuhan, membuat mereka dikenal dan digemari b...