33 A PSYCHOPATH'S OBSESSION

468 80 4
                                    

𝓐 𝓓𝓲𝓯𝓯𝓮𝓻𝓮𝓷𝓽 '𝓡'

Di sebuah mansion besar namun usang, tepatnya di dalam sebuah kamar.. Seorang lelaki tengah fokus pada gadis yang tertidur bersandar di dadanya. Tangannya senantiasa mengusap punggung, sesekali mengusap pipi kepunyaan gadis tersebut dengan lembut.

Sorot matanya memiliki banyak makna. Senyum tipis juga kian terukir sedari tadi. Tidurnya jauh lebih nyenyak sebab ada gadis yang selalu Ia damba berada pada kadar yang sangat dekat. Menatap wajah sang gadis lamat-lamat dan kian mempererat rengkuhannya.

"When do you wake up, baby."

Retania, gadis tersebut hanya dapat tertidur tanpa terusik sedikit-pun. Lelaki yang kini membenarkan posisi tidurnya, sekarang ikut berbaring menghadap Retania.

"Nanti kamu mau sarapan apa?" Lelaki tersebut berbicara tanpa mendapat jawaban. Tangannya yang besar memainkan jari-jari tangan Retania yang terlihat mungil di genggamannya.

"Aku sering lihat pipi kamu ini.." Ucapnya sembari mengusap pipi kepunyaan Retania- "Di cium sama Jeyen." Lantas mengecup pipinya cukup lama.

"Aku sedikit main-main sama dia gak papa kan, sayang?" Tangannya berpindah bermain pada tali nightgown yang dikenakan Retania. Menarik pinggangnya semakin dekat, lantas meletakkan dagunya di atas kepala gadis itu.. guna menghirup harum kesukaannya. Harum yang menjadi candu lelaki tersebut.. lebih dari harum apapun yang menjadi kesukaannya.

"You should know, baby."

"At first time aku lihat kamu main piano, and it's so melodious.. aku langsung suka sama kamu." Tangannya senantiasa mengusap rambut milik Retania. Pandangannya tak pernah lepas dari wajah ayu-nya yang lelap dalam tidur.

"Oh my baby.. My hero girl, kamu juga harus inget waktu kamu nolongin aku saat dikejar banyak orang. Itu bener-bener bikin aku mau memiliki kamu."

"And now I got you sayang.. Kalau bangun nanti enggak boleh kabur ya?" Kini Ia beranjak dari tidurnya. Mendekati nakas, guna mengambil sebuah suntikan di sana.

Lelaki tersebut lanjut mendekati Retania. Tangannya mengusap leher kepunyaan gadis itu, lantas dengan pelan menyuntikkan cairan dalam suntikan tersebut.

"Kamu jangan bangun dulu ya? Tapi harus tetap sehat, jadi energinya dari ini dulu, oke?" Selesai dengan kegiatannya, lelaki tersebut meninggalkan ruangan setelah memberi kecupan di kening milik Retania.

Malam itu--

Hampir pukul sembilan malam, di sebuah gang kecil terjadi perkelahian. Seorang cowok dengan seragam Senior High School-- lebih tepatnya seragam khas milik SMA Cakra Raya kini mempertahankan dirinya dari serangan empat orang dewasa.

Satu banding empat, cukup menjadi alasan dirinya lengah dan kesusahan. Perut serta rahangnya beberapa kali terkena pukulan, seperti kali ini.. dirinya tersungkur akibat pukulan di kaki belakangnya serta bagian punggung.

Dirinya telah lelah dan pasrah ketika salah satu dari mereka, mencengkeram kerah seragam lantas memaksanya untuk berdiri.

"Ikut kami."

Dengan kepala pening, juga dengan langkah yang terseok-seok.. Ia hanya pasrah ketika akan dimasukkan pada sebuah mobil sedan hitam. Namun.. semuanya terhenti, ketika seorang gadis dengan beraninya menendang tulang kering salah satu dari mereka.

"Upss.. Sorry Om, aku kira tadi sampah."

"Pergi!"

"Enggak mau, dia temen aku.. mau dibawa kemana?"

A Different 'R'Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang