34 KETAKUTAN TERBESAR

552 91 16
                                    

𝓐 𝓓𝓲𝓯𝓯𝓮𝓻𝓮𝓷𝓽 '𝓡'


Di salah satu ruangan kediaman Aldebaran, semuanya kini berkumpul. Dengan pandangan yang hanya fokus pada sebuah komputer.. dengan berbagai kode rumit yang terlihat di layarnya.

Empat puluh menit lamanya mereka bertahan dalam keadaan ini. Pak Doni selaku yang mengendalikan komputer, sudah mulai pening dengan penglihatan mulai mengabur.

Sedikit lagi..

Sedikit lagi mereka berhasil masuk pada semua data dalam kamera tersebut. Tinggal memasukkan sedikit kode saja, Semuanya akan selesai.

Waktu yang cukup lama kini membuahkan hasil. Mereka berhasil masuk dan dapat melihat banyaknya rekaman di sana. Hanya dari thumbniel saja, mereka dapat melihat berbagai aktivitas Retania yang terekam.

"SIALAN!" Reygen sebagai orang yang temperamental, tak lagi dapat mengontrol amarahnya. Kakinya menendang kursi terdekat hingga tergeser jauh.

Tak lagi mau menunda waktu, Jeyen kini mengambil alih. Jarinya bergerak cepat menekan salah satu rekaman terakhir yang dapat mereka lihat.

Pukul 22.14, terlihat Retania yang tertidur dengan ponsel di genggamannya. Tak lama dari itu, jendela kamarnya terbuka dan menampilkan seorang lelaki dengan Hoodie hitam-- persis yang diceritakan Heron.

Benar, jika di ingat.. area belakang apartemen yang ditempati Retania tidak terjangkau CCTV. Apalagi lantai yang ditempati Retania cukup tinggi, mungkin saja dalam CCTV akan terekam samar.

"Bisa aja dia masuk dari balkon kamar sebelah." Itu pendapat Ednan yang masuk akal bagi mereka semua.

Rekaman tersebut terus berjalan.. hingga dimana menampakkan lelaki tersebut yang menyuntikan sesuatu di leher Retania. Tak lama setelah itu, Retania terlihat terbangun dari tidurnya.. Pandangan yang teramat polos itu, seakan tak tau siapa orang yang pada saat itu dihadapannya.

Lelaki tersebut terlihat membisikkan sesuatu pada Retania. Lagi-lagi dengan pandangan polos.. Retania hanya diam saja saat lelaki tersebut memasangkan sebuah wig berwarna hitam.

"Brainwash?"

"Gue harap bukan."

"Semoga efeknya cuma mempengaruhi beberapa jam."

Rekaman itu dilanjut saat Retania berjalan beriringan dengan lelaki tersebut yang merengkuh posesif. Setelahnya.. suasana kamar benar-benar senyap.

"Lokasi terhubungnya berhasil lo lacak?"

"Tunggu." Jari tangan Jeyen terus bergerak lincah, dalam hati semua berharap agar segera menemui titik terang.

Detik demi detik, hingga berganti menit demi menit.. akhirnya-

"Dapet."

"Kita kesana sekarang." Mereka segera bergegas.

"Suci dan Jecky, kalian berdua lapor polisi."

"Oke."

𝓐 𝓓𝓲𝓯𝓯𝓮𝓻𝓮𝓷𝓽 '𝓡'


Bunyi tembakan mengudara di mansion usang ini. Sang pelaku.. ialah gadis bernama Retania Qimberleay, yang kini dengan langkah percaya diri.. Ia menuruni tangga mendekati lelaki yang menculiknya.

DOR..

Lagi-lagi tembakan dilepaskan.

Sosok lelaki tersebut hanya diam dengan pandangan penuh pada sang gadis pujaan.

A Different 'R'Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang