17 PENGHIANAT?

999 187 28
                                    

𝓐 𝓓𝓲𝓯𝓯𝓮𝓻𝓮𝓷𝓽 '𝓡'

Helaan nafas terdengar dari Retania yang kini berada tepat didepan loker miliknya, yang dimana saat ia ingin mengecek buku catatannya yang mungkin berada di sana, justru mendapatkan sampah minuman dengan beberapa tulisan yang tidak mengenakkan.

Segala tulisan pelacur dan kata lain bermakna sama tertulis berulang memenuhi loker-nya.

Akhir-akhir ini Retania merasa sedikit kesal. Ia terus mendapatkan pesan beruntun dari nomor tak dikenal yang isinya hanya sebuah umpatan dan kata-kata yang menjengkelkan baginya. Sengaja tidak memblokir karena ia ingin tau seberapa jauh si pengirim mengganggu dirinya.

Belum lagi Retania masih mendapatkan tatapan sinis dari beberapa siswi. Lagi, ia juga mendapatkan tulisan kebencian di postingan Instagram terakhirnya, yang setelah itu username akun-akun yang sempat ia ingat di otak pintarnya menghilang begitu saja, mungkin direport seseorang?

Dan sekarang, loker miliknya yang harus menjadi korban. Menghela nafas kesekian, Retania harus segera mensterilkan loker nya. Meminta bantuan kepada staff kebersihan akan mempermudah dirinya. Namun belum sempat beranjak dari tempat semula, ia sudah mendapati Ednan yang berdiri dibelakangnya entah sejak kapan.

Menatap loker Retania dengan tatapan tajam, tiba-tiba saja Ednan membuka Jersey nya sembarang, menyisakan kaos dalam berwarna hitam yang menutupi tubuh atasnya. Ternyata Jersey yang sedikit basah oleh keringatnya itu ia gunakan untuk membersihkan tinta hitam di loker Retania, dengan mudahnya ia jadikan lap.

Berbalik, Ednan menatap manusia didepannya untuk melihat ekspresi sang gadis. Lantas, Ednan letakkan satu tangannya di pinggang Retania dan segera mendorong gadis itu untuk ia dudukan di kursi besi di sana. Sangat cepat, sehingga Retania yang sedikit terkejut hanya spontan berjalan membelakang agar tidak terjatuh.

Raut kesal yang terlihat imut yang kini terlihat di mata Ednan. Menghiraukannya, Ia pergi begitu saja. Namun belum genap satu menit ia sudah kembali dengan hand sanitizer dan sekantong plastik ditangannya.

Membuang semua sampah itu ke plastik, juga menyemprotkan hand sanitizer dan ia lap menggunakan Jersey. Selesai, tak lupa ia mengenakan hand sanitizer ditangannya agar bersih.

Kini Ednan melangkah mendekati Retania.

Gadis itu saat ini terlihat sangat menggemaskan. Tangan yang bersidekap, bibir yang berpout cemberut, alisnya terlihat hampir menyatu dengan pandangan ke lantai, persis seperti anak kecil yang merajuk. Rasanya Ednan benar-benar ingin melakukan tindakan kriminal.

Merasakan sesuatu yang dingin menyentuh pipinya, Retania menoleh ke samping, dan menemui Ednan yang telah duduk di sampingnya dan menyodorkan sesuatu yang sontak membuat matanya berbinar.

Sadar akan situasi, Retania kembali membuat bibirnya cemberut yang sebelumnya sempat tersenyum senang karena melihat es cream di depannya.

Sebenernya ia hanya sedikit kesal dengan Ednan karena mendudukkannya tadi. Kekesalan yang mendominasi karena lokernya yang seperti itu dan kini telah bersih berkat Ednan. Tak tahu berterima kasih jika Retania justru merajuk seperti ini dengannya, maka dari itu ia kembali melihat lelaki itu yang masih setia menatapnya.

"Aku ambil yaa?" Tanya Retania hati-hati sembari menunjuk es cream di tangan Ednan.

Dan.. yaa, kini Ednan menjawabnya dengan gelengan. Apakah lelaki itu giliran ngambek sama dirinya? Pikirnya.

Alhasil Retania kembali menunduk sedih, Ednan yang melihat itu harus bersusah payah menahan kedutan di bibirnya agar tidak tersenyum. Ayolah.. saat ini Retania terlihat sangat menggemaskan.

A Different 'R'Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang