𝓐 𝓓𝓲𝓯𝓯𝓮𝓻𝓮𝓷𝓽 '𝓡'
Pagi pukul 06.17, Retania telah siap dengan seragam sekolahnya. Sarapan dengan sandwich bersama segelas susu, tak lupa ia memasukkan infused water ke dalam tas.
Mengecek sebentar ponselnya, ia langsung disambut pesan singkat dari keempat lelaki yang pastinya kalian sudah tau. Selalu, mereka tak pernah lupa mengirim pesan ke Retania entah pagi, siang, sore maupun malam.
Diawali paginya dengan mengingatkan sarapan, menekankan untuk hati-hati di jalan atau sekedar mengirim pesan 'have a nice day'.
Baru sampai apartemen sepulang sekolahpun, Retania sudah mendapati pesan apakah dirinya baik-baik saja sampai apartemen. Walau sebenarnya, mereka dapat memastikan pada bodyguard suruhan, namun akan lebih lega mendengar langsung dari Retania.
Sorenya, Heron biasanya bertanya apakah Retania merasa kesepian, dan mengaku kalau Heron kesepian tanpa dia di rumah. Bertanya jika Retania merasa bosan, dirinya siap sedia akan menemaninya dan mengajak jalan-jalan keliling dunia sekalipun jika Retania berkehendak.
Terakhir, malamnya. Mereka biasanya sekedar mengingatkan makan malam dan jangan terlalu malam tidur. Retania senang mendapat pesan dari mereka yang menanyai keluhan apa dirinya hari ini atau bertanya bagaimana harinya berjalan.
Tidak ada habisnya jika membicarakan perhatian kecil keempatnya, namun lagi-lagi dihadapkan pada kenyataan jika Retania adalah gadis tidak peka.
Tersenyum, Retania mengetik balasan tak jauh berbeda, karena isi pesan dari keempatnya pun intinya sama.
Setelah memasukkan ponsel ke dalam tas. Retania melangkah dari dapur menuju ruang tengah. Ia sedikit menengadah untuk menatap bingkai foto sedang dihadapannya. Di sana, terlihat Retania kecil dengan senyum cantiknya berada dipangkuan sang papa. Mamanya dengan senyum anggun berdiri meletakkan kedua tangannya di pundak suami tercinta. Benar-benar membuat Retania tersenyum kepedihan setiap melihatnya.
Tak mau larut dalam kesedihan, Retania beranjak keluar.
Saat membuka pintu apartemen, matanya menangkap sebuah kotak berwarna hitam dengan pita keemasan.
Seingatnya, dia tidak mendengar bel sama sekali. Kalau diantara mereka yang mengirim, biasanya kurir akan menekan bel dan menyerahkan langsung kepada dirinya.
Melihat jam yang telah menunjukkan pukul 06.32, Retania hanya mengambil kotak tersebut dan meletakkan di meja ruang tengah tanpa niat membukanya. Setelah itu, ia bergegas turun dan menuju ke sekolah.
𝓐 𝓓𝓲𝓯𝓯𝓮𝓻𝓮𝓷𝓽 '𝓡'
"Anak-anak sama lo gimana Re?"
Waktu istirahat.. Retania, Suci dan Nora duduk tenang di pojok kantin. Nora yang notabenenya tidak bisa diampun melontarkan pertanyaan tersebut untuk memulai obrolan.
"Biasa aja." Jawab Retania tenang masih setia membaca buku menunggu sup kimlo pesanannya tidak terlalu panas, berbeda dengan kedua temannya yang telah khidmat menikmati pesanan mereka.
"Mana ada! orang tadi gue liat sepanjang jalan kesini masih ada yang liat lo sinis."
"Ya itu tau ngapain nanya sih Nora?"
"Ya siapa tau lebih dari itu kan."
"Gue yakin ya, sebenarnya beberapa siswi disini tuh udah gak suka sama lo Re. Secara lo kan masuk sini langsung jadi primadona tuh, langsung diangkat jadi Putri sekolah lagi, pasti banyak yang iri. Apalagi lo kelihatan deket sama tuh empat pangeran yang didamba-dambakan mampus sama siswi sini. Nah.. waktu kemarin ada yang nempel foto gak bener itu di mading,.. jadilah celah mereka yang gak suka sama lo buat hujat dan jelek-jelekin lo."
KAMU SEDANG MEMBACA
A Different 'R'
Teen FictionDari banyaknya waktu yang disinggahi, tidak hatinya yang bisa ditempati. Ini tentang mereka. Empat siswa sebuah sekolah di Jakarta. Menyumbang banyak penghargaan, ditambah anugerah wajah tampan pemberian Tuhan, membuat mereka dikenal dan digemari b...