𝓐 𝓓𝓲𝓯𝓯𝓮𝓻𝓮𝓷𝓽 '𝓡'
Hari kedua belajar di sekolah barunya masih memberikan kesan menyenangkan bagi Retania.
Banyak yang bertanya-tanya mengenai hubungannya bersama Heron.. yang dirinya jawab sebagai sahabat— itu adalah kemauan Heron. Karena Heron tidak mau dipandang tak baik karena menyukai saudaranya sendiri. Apa salahnya? karena Retania memang bukan saudaranya.. hanya hampir.
Retania juga mendapat teman baru bernama Nora, yang bertemu kemarin siang.
Siang itu,
"Hai! gue Nora XI-CR Six. Gue mau jadi temen lo dong. Kalau gak mau biar lo yang jadi temen gue. Deal? Gue traktir."
Menariknya ke kantin, mereka berbincang di sana. Menurut Retania, Nora baik? Ia sedikit cerewet, cocok sekali dengan dirinya yang susah mencari topik.
𝓐 𝓓𝓲𝓯𝓯𝓮𝓻𝓮𝓷𝓽 '𝓡'
Kali ini kelas Retania adalah jam olahraga. Melakukan pembelajaran di lapangan outdoor, Retania malakukannya dengan baik. Mengikat rambut panjangnya, dengan peluh keringat membasahi dahi dan leher–membuat para siswa tidak berhenti mencuri pandang. Ah para lelaki memang seperti itukan? Kebanyakan.
Lebih memilih menghiraukan, Retania melangkah ke pinggir lapangan guna berteduh. Sendiri, karena ia tidak memiliki teman selain Nora. Setidaknya belum.
Tepat saat itu juga ternyata team basket Cakra Raya sedang berlatih, tentu dengan kapten mereka yaitu Ednan, yang sedang memimpin lainnya melakukan pemanasan.
Berlari kecil mengelilingi lapangan, tak disangka mereka melewati tempat berada Retania, yang saat itu ternyata sedang memejamkan mata dengan airpods di telinga. Tak menyadari keadaan di sekeliling, Retania masih menikmati lagu berjudul' Back to you ' yang ia dengar.
Ednan, sedari tadi ia sudah memperhatikan gadis itu. Duduk di tribun penonton sembari melihat segala aktivitas yang gadis itu lakukan. Entah, saat pertama kali melihat segerombolan murid XI-CR Two, ada satu siswi yang sangat terlihat mencolok.
Tidak pernah melihat sebelumnya, gadis tinggi berkulit putih dengan rambut pirang yang panjang. Gadis itu yang tak lain dan tak bukan adalah Retania, berhasil menarik perhatian Ednan.
Seperti ada magnet yang menariknya untuk mendekati sang gadis, ia berjalan mendekat. Duduk di bangku yang lebih tinggi satu tingkat daripada Retania, Ia dapat melihat wajah cantik itu dari sana.
Tidak berniat melakukan sebelumnya, Ednan mengambil satu airpods di telinga kanan Retania. Mengakibatkan sang pemilik sontak membuka matanya dengan pelan.
Menoleh, Retania mendapati wajah tampan seorang lelaki dengan jarak cukup dekat. Dirinya mengernyit—
"Who and why?" Dan bertanya atas eksistensi lelaki itu.
Sedikit lama sebelum Ednan menjawab—
"Lo harus tanggung jawab."
"Karena apa?"
Lagi-lagi hening beberapa detik.
"Nevermind." Setelah mengatakannya, Ednan melangkah pergi dari sana.. masih dengan membawa satu airpods yang ia ambil dari sang gadis, dan melangkah santai begitu saja. Ia merutuki tingkahnya yang aneh.
KAMU SEDANG MEMBACA
A Different 'R'
Teen FictionDari banyaknya waktu yang disinggahi, tidak hatinya yang bisa ditempati. Ini tentang mereka. Empat siswa sebuah sekolah di Jakarta. Menyumbang banyak penghargaan, ditambah anugerah wajah tampan pemberian Tuhan, membuat mereka dikenal dan digemari b...