15

481 43 2
                                    

Langkah kaki mereka saling bersahutan, terkadang nadanya sama dan kemudian kembali bersahut-sahutan. Canda tawa juga menghiasi perjalanan singkat itu. Berharap mereka takkan berpisah, namun salah satu diantaranya pasti akan ada yang pergi.

"Sayang, kamu masih sering chat sama mantan kamu?" Tanya Eren merubah topik.

Mikasa yang tadinya tersenyum langsung cemberut. Ia tak suka jika Eren membahas tentang masa lalunya.

"Ngapain bahas itu lagi sih? Ga penting banget deh" Jawab Mikasa kesal.

"Iyaa maaf, aku salah iyaa"

Mikasa tak menjawab, ia hanya terus berjalan karena masih merasa kesal. Karena
melihat kekasihnya kesal, Eren memberikan permen matcha terakhirnya untuk Mikasa. Ia tau itu akan membantu meredakan emosi Mikasa.

"Makasih" Tutur Mikasa singkat.

"Ihh cemberut muluu, kan aku uda minta maaf.."

"Ya gimana ga cemberut coba, gimana kalo aku yang gantian nanya. Kamu masih sering chat sama mantan kamu?" Mikasa mulai nyolot.

"Aku gapunya mantan, wle"

Mikasa terdiam sambil mengangkat alisnya sebelah.

"Kamu? Gapunya mantan? Hah? Boong"

"Ga boong, aku serius sayaaang. Kamu pacar pertama aku"

Mendengar hal itu, Mikasa masih belum percaya. Ia tau betul bagaimana Eren mempunya banyak penggemar di sekolah. Ditambah lagi prestasi Eren sebagai atlet tinju yang terkadang membuat harum nama sekolah. Meski gemar bertengkar, namun itulah hal yang disukai kebanyakan gadis di sekolah. Mereka menyukai seorang 'Bad Boy'.

"Ga ah, gamau percaya" Ucap Mikasa setelah memandangi wajah Eren cukup lama.

"Idih idihh, sini deh balikin permennya kalo gamau percaya" Eren menyodorkan tangan, ingin meminta kembali permen pemberiannya.

"IYAAA IYAA AKU PERCAYAAA"

Mikasa lari membawa permen dengan rasa kesukaannya tersebut, meninggalkan Eren dibelakang. Sementara sosok yang ditinggal hanya tersenyum manis memandangi gadis bersurai hitam pendek itu semakin menjauh.

.
.
.

"Ga ah, cari joki lain aja deh lo sana"

"Tai lo, gue gaada joki lain lagi. Buruan lah! Satu round aja"

"Ga mau gue, ntar cewe gue marah"

"Ren, please deh. Jokiin gue malam ini aja, terakhir!"

"Emang kenapa harus gue sih? Bawahan lo kan ada"

Zeke menggaruk belakang kepalanya cepat, ia benar-benar pusing kali ini. Joki tinju yang selalu ia gunakan kini sudah mempunyai kekasih dan tak mau ikut dalam pertaruhan.

"Lawannya tuh musuh guee! Dia adek kelas gue yang paling nyebelin. Ntar kalo lo menang, uangnya buat lo semua aja gapapa. Yang penting dia kalah aja udah cukup buat gue"

"Kuat banget emangnya?"

"Banget, dulu gue hampir dibunuh woy padahal badan masih gedean gue"

"Lo yang goblok deh kayanya"

"Tai"

"Yauda, ntar malem ketemu lagi ya disini"

Eren pergi meninggalkan gang sempit itu dan kembali bergerak menuju sekolah.

Sejak ditinggal Mikasa tadi, Eren berjalan pelan dan tak berniat mengejar. Namun tiba-tiba seseorang menarik tangannya ke dalam sebuah gang, seseorang itu tak lain tak bukan adalah Zeke, penyewa Eren sebagai joki taruhan tinju nya.

Beloved Bad Boy {Eren x Mikasa}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang