Pieck sampai di rumah Eren dengan keadaan basah kuyup. Sayangnya saat itu Pieck tidak membawa pakaian ganti, jadi ia harus meminjamnya pada Mikasa.
Setelah selesai mandi, Pieck langsung bergabung dengan Eren dan Mikasa yang ada di ruang TV sedang menonton film.
"Asik banget pacaran mulu" Ujar Pieck sesaat setelah memasuki ruang TV dan melihat Mikasa sedang tidur di pangkuan Eren.
"Iri bilang karyawan" Ledek Mikasa.
"Karyawan karyawan gundulmu. Pulang nih gue"
"Aiyaa engga engga enggaa, utututuu"
Mikasa bangkit dan memeluk Pieck sambil menggoyangkan tubuhnya ke kanan dan ke kiri.
"Laper ga lo?" Tanya Mikasa tiba-tiba.
"Laper lahh"
Mikasa langsung menarik tangan Pieck menuju dapur dan memberinya makan. Setelah selesai, Mikasa dan Pieck kembali ke ruang TV dan memergoki Eren sedang melihat sesuatu di handphone nya, Eren sampai panik dan hampir menjatuhkan handphone nya.
"Ngapain? Kok panik?" Tanya Mikasa membuka tangannya ingin meminta handphone Eren.
Namun Eren menyembunyikannya dibalik tubuh dan enggan memberikannya pada Mikasa.
"Siniin, buruan ah" Paksa Mikasa dengan tatapan kesalnya.
Mau tak mau Eren menyerahkan handphonenya pada Mikasa sambil menyembunyikan wajah dibalik bantal sofa.
Mikasa merampas barang milik Eren dan melihat apa isinya.
".. Searching apartment doang panik Ren? Astaga gapenting banget sihh" Mikasa mengembalikannya kepada Eren dan duduk di sebelah Eren.
"Penting lah, kan buat kamu tinggal nanti" Jawab Eren menerima pengembalian dari Mikasa.
Mikasa menatap Eren beberapa saat kemudian memukulnya.
"Ihh kan aku bisa cari sendiri! Kamu ini mau banget direpotin!"
"Haha ya gapapa dongg, kan kamu pacar akuu"
"Fungsi gue disini apa ya btw? Jadi saksi cinta lo berdua gitu!?" Amuk Pieck yang sedaritadi hanya menyimak percakapan sepasang kekasih itu.
.
."Shuut.. Gapapa.. Bukan salah kamu"
Lirih Eren di telinga Mikasa yang sedang menangis dalam pelukannya.
"Ak-aku daritadi usaha buat lup-lupa.. Tapi aku gabisa" Tuturnya dalam isak tangis yang ditahan.
"Iya nangis aja sayang, jangan ditahan. Luapin semuanya disini, kamu ga sendirian kok. Ada aku disini"
Kalimat itu cukup menenangkan Mikasa. Dirinya merasa sangat beruntung dapat mengenal sosok seperti Eren yang super perhatian dan penyayang.
Mikasa mulai tenang dan tak lagi menangis, namun segukan masih sering muncul sesekali. Ia menyandarkan kepalanya di dada Eren. Sementara Eren mengelusi rambut indah Mikasa hingga sang gadis tertidur dalam peluknya.
Eren lantas merebahkan tubuh Mikasa di atas kasur yang sedari tadi mereka duduki.
"Selamat tidur, sayangku"
Eren menyelimuti Mikasa dan beralih pada Pieck yang daritadi duduk di kursi sambil menangis tanpa suara.
"Ga kuat gue denger cerita Mika, sakit hati banget sama bokap nyokapnya" Tutur Pieck mengusap air matanya.
Eren hanya tersenyum ringan kemudian keluar dari kamarnya. Ia mengecek kandang kucing, halaman belakang, halaman depan, mematikan lampu yang tidak diperlukan dan masuk ke dalam kamar orang tuanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Beloved Bad Boy {Eren x Mikasa}
Fanfiction[FAN FICTION] Menceritakan tentang seorang bocah laki-laki nakal yang menyukai seorang gadis cuek bernama Mikasa, hari-hari di sekolah mereka lalui meski Mikasa secara terang-terangan menunjukkan ketidaknyamanan nya. Hal itu tidak mematahkan semanga...