33

325 27 3
                                    

Malam ini pada pukul 19:30, Eren beserta Mikasa pergi ke kediaman Mikasa yang dulu.

"Kangen banget sama ruangan ini" Ujar Mikasa saat Eren sedang membuka kunci ruangannya.

"Kangen ruangannya atau kenangannya?" Tanya Eren.

"Dua-duanya sih.."

Saat pintu terbuka, mereka disambut dengan banyak barang-barang Mikasa yang awalnya ada di kediaman Jean. Semuanya dikembalikan oleh Jean tanpa ada yang tertinggal satupun.

"Huhh, syukur deh dibalikin semuanya. Jadi gaperlu repot-repot ketemu tuh anak bangsat lagi" Tutur Eren.

Eren mengangkat dus-dus tersebut dan merapikannya di pojok ruangan, sementara Mikasa masuk ke kamar untuk membersihkan kamarnya.

"Sa, aku pergi keluar sebentar ya beli makan malam buat kita" Ucap Eren seraya mengintip di liang pintu.

"Eh iya, hati-hati ya"

Eren bergegas turun.

Drrtt... Drrtt...

Handphone Mikasa berdering, ketika dilihat ternyata itu adalah panggilan dari nomor tak dikenal. Mikasa ragu hendak mengangkatnya, ia takut itu adalah Jean. Namun bisa saja itu teman dekatnya karena sebelumnya, Jean menghapus semua kontak yang ada di handphone Mikasa bahkan nomor orang tuanya. Mikasa memutuskan untuk menerima panggilan tersebut.

"Halo?"

"Sa? Demi apapun gue kangen banget sama lo Saaaa! Uda 3 bulan kita ga komunikasi. Lo dimana sekarang? Gue mau ketemu!"

Mendengar suara Pieck, entah kenapa air mata Mikasa langsung terjun dengan bebas.

"Pieck? Ini lo?"

"Iyaa Mikasaa! Ini gueeee!"

"... Gue kangen banget, sini dong lo ke apart lama
gue. Pengen peluk yang lamaaaa banget!"

"Tunggu gue disana ya! Sekarang gue berangkat!"

Panggilan terputus.

Mikasa duduk di atas sofa dan mengusap air mata nya. Ia benar-benar bahagia karena dapat mendengar suara Pieck lagi setelah 3 bulan lamanya tak berkomunikasi. Pieck sudah menjadi sosok rumah bagi Mikasa, Pieck adalah support system yang baik baginya setelah Eren.

***

"Saaaaaaaaaa"

Teriak Pieck seraya berjalan mengarah ke Mikasa. Ia membuka tangan lebar-lebar untuk mendapatkan pelukan dari sahabatnya ini.

"Aaaaaaa kangen bangeeeeeeettt" Tutur Mikasa.

Mereka berpelukan sambil menangis bersama selama beberapa saat.

"Lo kurus banget, Sa.." Tutur Pieck setelah melepas pelukan.

"Gimana ga kurus orang kena tekanan batin mulu waktu sama Jean" Jawab Mikasa.

"Lo baik-baik aja, kan?" Tanya Pieck sambil memegang kedua pundak Mikasa.

Mikasa mengangguk.

"Syukur deh, untung aja bisa lepas dari Jean. Cerita dong.."

Mikasa menceritakan bagaimana perlakuan Jean terhadapnya, namun ia tidak memberitahu tentang hal-hal sensitif.

"Aaa... Jahat banget ya, lo sih ngeyel! Gue uda bilang jangan deket-deket Jean"

"Iya gue minta maaf ya, gue ga dengerin lo"

"Udah bener-bener lo sama Eren, malah balik lagi ke dia. Ga abis pikir gue liat lo, Sa"

Beloved Bad Boy {Eren x Mikasa}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang