28

349 29 2
                                    

Tidak bertemunya Eren dengan Mikasa beberapa hari terakhir tentu saja atas kendali Jean. Ia menindas Mikasa dengan berbagai cara, Mikasa selalu diancam dengan ancaman yang sama. Itu membuatnya semakin frustasi atas hidupnya saat ini.

-

Hari keempat tepatnya pada hari minggu, Mikasa berlari dari apartmen menuju rumah Eren pada pukul 2 pagi dimana 5 menit sebelumnya, Jean baru saja pulang dari apartmennya.

Mikasa terus mengetuk pintu dengan kuat hingga sang pemilik membukakannya. Begitu melihat sosok Mikasa di depan mata, Eren tak ragu langsung memeluknya. Rasa rindu yang menggebu kini terbayarkan.

"Kamu gapapa kan? Kamu kemana aja sayang.." Tanya Eren.

Mikasa hanya diam dalam pelukan Eren tanpa membalasnya. Ia berusaha menguatkan diri untuk mengucapkan selamat tinggal kepada Eren.

"Eren"

Mendengar lirihan itu, Eren melepas pelukannya dan menatap Mikasa dengan seksama.

"Kita udahan ya, makasih banget banget buat semuanya"

Eren menatap mata Mikasa bergantian. Mata yang tak mau bertemu dan setia menatap pijakan.

"Kenapa?" Tanya Eren.

"Aku, aku rasa Jean jauh lebih bisa bahagiain aku dibanding kamu. Setelah kita putus, aku bakal balikin semua yang pernah kamu kasih ke aku. Kamu juga bisa hidup lebih hemat kalo ga biayain aku, kamu bisa kerja santai, kamu gaperlu mati-matian lagi cari uang buat kamu dan aku. Kamu gaperlu terbebani tanggungjawab yang besar lagi. Lagipula kurasa selama ini aku cuma beban buat kamu" Jawab Mikasa.

"Mika.. Engga. Kamu gapernah jadi beban buat aku. Aku seneng kok kamu ada di hidupku, aku tau bukan ini alasan kamu mau putus, kan? Kasih tau aku alasan yang sejujurnya Mikasa"

"Aku uda ga cinta sama kamu, Ren. Maaf ya tapi kamu cuma jadi pelarian buat aku. Selama ini aku masih belum bisa move on dari Jean"

Eren tak tau harus percaya atau tidak pada perkataan gadis ini.

"Kamu bohong kan?"

"Engga Eren, aku serius. Andai kita gapernah ketemu, pasti kamu gaakan pernah ngerasa terkhianati. Kamu gaakan ketemu cewe seburuk aku"

"Kamu janji kan kamu bakal bahagia?"

Mikasa mengangguk lesu.

"Gapapa kalo kamu bahagia, apapun itu aku akan lakuin, aku akan perjuangin, aku akan relain demi kebahagiaan kamu"

"Maaf.."

"Kamu harus inget alamat rumahku, ya? Aku selalu disini buat kamu"

-

Sudah berhari-hari sejak hubungan Eren dan Mikasa berakhir. Sebagian besar mahasiswa di kampus juga sudah mengetahui bahwa Jean dan Mikasa kini resmi berpacaran kembali. Tidak terkecuali Pieck, ia bahkan orang pertama yang mengetahui bahwa sahabatnya telah kembali pada masa lalu dan menyia-nyiakan sosok Eren.

Pieck kesal dan marah pada Mikasa. Upayanya mencari Mikasa malah berakhir seperti ini. Ia marah sampai enggan bertatap mata dengan Mikasa.

Sedangkan Eren? Sejak malam itu ia tak pernah lagi muncul dimanapun. Ia mengabaikan panggilan dan pesan dari Zeke, ia mengabaikan pekerjaannya, ia bahkan mengabaikan kesehatan dirinya sendiri. Eren sudah berpikir berulang kali untuk mengakhiri hidupnya, namun ia takut Mikasa akan membutuhkannya.

"Con, lo yakin tuh anak dirumah?" Tanya Levi pada Connie.

"Dirumah, udah panggil aja"

Tak ada jawaban setelah berkali-kali mengetuk dan memanggili. Levi akhirnya memutuskan untuk mendobrak pintu dengan kakinya.

Beloved Bad Boy {Eren x Mikasa}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang