Niat Eren gagal tersampaikan lantaran properti utamanya terjebak dibawah bantal sofa. Rasanya ia sangat bingung saat ini, entah bagaimana caranya agar cincin itu bisa kembali ke tangannya tanpa diketahui oleh Mikasa.
"Sayang aku boleh minjem toilet ga?" Tanya Eren sesaat setelah tiba di pintu apartmen Mikasa.
"Boleh dong"
Mikasa membuka pintu dan masuk duluan.
"Saaa please ke kamar dong kamuuu, ribet banget ini mahh kalo sampe kamu singgah di sofa.
Mikasa pergi ke meja televisi dan meletakkan beberapa barang disana, mau tak mau Eren harus ke kamar mandi seraya menunggu Mikasa pergi ke kamar.
Namun alangkah buruk nasibnya, saat kembali ternyata Mikasa duduk di sofa sambil menghadap laptop. Ia tampak sibuk dengan sesuatu di dalamnya.
"Dahlah, pasrah aja sampe Mika sendiri yang nemuin"
Eren berjalan lesu menuju arah pintu, ia memakai kembali sepatunya dan berpamitan.
"Sayang, aku pulang dulu ya" Tuturnya.
Mikasa bangkit dan mengantar Eren keluar dari ruangannya. Mereka berbicara sejenak sebelum berpisah.
"Besok ngelatih?" Tanya Mikasa.
"Iya, udah ya aku mau pulang. Mau istirahat"
Mikasa menatap Eren heran. Eren tampak lesu dan ingin cepat-cepat pulang. Biasanya malah Eren tak mau berpisah.
"Kamu kenapa?" Tanya Mikasa.
"Gapapa sayang.. Agak cape aja. Yauda aku pulang ya?"
Mikasa hanya mengangguk kecil dan Eren mulai melangkah lesu meninggalkan ruang apartment Mikasa.
"Sstt.. Ga ada yang kelupaan nih?" Tanya Mikasa setelah Eren agak menjauh.
Eren menoleh kemudian menaikkan alisnya sebelah.
"Nih? Apa nih?"
Mata Eren seketika berbinar, ia berlari kembali ke hadapan Mikasa yang sudah memasang senyum meledek. Mikasa kemudian melempar kotak itu dan langsung ditangkap oleh sang kekasih.
"Sa, kamu mau ga nikah sama aku?" Tanya Eren tanpa aba-aba seraya mengarahkan cincin pada Mikasa.
Mikasa membulatkan mata kemudian memutar bola mata. Jawaban yang jelas bahwa Mikasa menolak.
"Sa?"
Perasaan Eren benar-benar kacau saat itu. Seharusnya ia mengikuti keraguannya saja tadi, begitu pikirnya. Eren menurunkan bahu dan kepala melihat cincin yang ada di kotak. Itu hilang.
Eren sontak menoleh Mikasa. Benda kecil berkilau itu sudah terpasang di tangan kekasihnya.
Mata Eren tak berhenti berbinar, ia bahagia, sangat bahagia sampai menyimpan air di pelupuk matanya. Mikasa langsung memeluk Eren.
"Ga mungkin lah aku nolak cowo sebaik kamu, sayang" Bisik Mikasa.
Eren tak kuasa menahan air mata, langsung saja ia menumpahkan setitik air mata yang sudah lama sekali tak keluar. Eren mencium pucuk kepala Mikasa dan terus memeluknya.
"Udah ah masa nangis si? Malu tau uda gede nangis" Mikasa melepas pelukan dan menghapus air mata lelakinya.
"Aku kaget banget tadi, aku pikir aku punya salah sampe kamu nolak aku.."
"Shuuu.. Engga sayang enggaa. Udah jangan nangis ya"
Mikasa mengelus rambut Eren yang jauh lebih tinggi darinya, sampai-sampai harus menjinjit.
KAMU SEDANG MEMBACA
Beloved Bad Boy {Eren x Mikasa}
Fanfic[FAN FICTION] Menceritakan tentang seorang bocah laki-laki nakal yang menyukai seorang gadis cuek bernama Mikasa, hari-hari di sekolah mereka lalui meski Mikasa secara terang-terangan menunjukkan ketidaknyamanan nya. Hal itu tidak mematahkan semanga...