Pintu apartmen tak terkunci. Menandakan bahwa Mikasa sempat keluar. Langsung saja Eren memasuki kediaman dan mencari dimana Mikasa berada.
"Sayang? Uda bangun belum?" Tanya Eren seraya berjalan menyusuri ruang.
Eren menemukan Mikasa sedang duduk di hadapan meja rias, memeluk kaki sambil menatapi bayangnya di cermin.
"Sayang?"
Eren menyalakan lampu kamar.
"Are you okay?" Tanya Eren.
Mikasa melepas pelukan kakinya dan mengusap wajah. Ia kemudian menguap.
"Aku tadi malam mimpiin kakak"
"Mimpi gimana sayang? Kakak ngomong apa?"
Mikasa menitikkan air mata kemudian buru-buru menghapusnya.
"Um.. Kakak bilang gini "Dek, maafin mama papa ya? Mereka cuma tau cara ngedidik anak pake cara keras. Kakak tau Mika pasti sedih banget tiap hari dimarahin kan? Maafin kakak juga ya dek, kakak ga ada disamping Mika setiap kali Mika dimarahin mama papa. Tapi yakin deh, mereka kayagitu supaya Mika itu ga lemah, supaya Mika bisa menghadapi kerasnya dunia. Iya kakak tau mereka terkesan kek benci gitu ke Mika kan? Tapi kalo Mika uda sukses pasti mereka nunjukin gimana kasih sayang itu. Mereka cuma ga mau Mika jadi manja. Kalo Mika ga percaya liat aja kakak. Kakak tahan semuanya di depan mereka, kakak berjuang buat buktiin kalo kakak ga serendah apa yang mereka bilang. Mereka bangga kok sama kakak sewaktu kakak berhasil. Mereka bangga karena parenting mereka berhasil bikin hidup kakak terjamin di masa depan. Intinya ya kamu harus sabar, kamu kuat kok kakak tau itu."Gitu abis itu kakak peluk aku sampe lama banget" Jelas Mikasa sambil terus mengusap-usap air matanya.
Eren hanya terus diam sambil memandangi Mikasa. Ia merasa apa yang dikatakan almh. Kakak Mikasa di dalam mimpi itu memang ada benarnya. Namun cara orang tua Mikasa memperlakukan anak juga ada salahnya. Tak semua mental anak kuat diperlakukan seperti itu setiap hari.
"Kamu gimana? Nyesel ga uda kabur?" Tanya Eren.
Mikasa menatap Eren tajam.
"Engga. Aku ga akan kuat kalo terus-terusan di rumah itu, jadi walaupun omongan kakak ada benernya ya aku tetep ga nyesel milih jalan ini"
Eren kemudian menepuk kepala Mikasa lembut dan menciumnya sekilas.
"Mandi sana, kamu ada kelas kan?"
"Iya"
"Yaudah biar aku anterin"
Mikasa bergegas mandi sementara Eren menunggunya sambil sarapan di dapur sambil asik chat dengan teman-temannya.
-
Pada pukul 06:20, Mikasa sudah siap untuk berangkat. Ia sarapan terlebih dahulu sebelum pergi ke kampusnya.
"Sayang kamu stok bulanan nya uda mau abis ya? Uang belanja gimana? Masih ada?" Tanya Eren pada Mikasa yang sedang sibuk membuat roti panggang.
"Ada kok sayang, oh iya itu uang dari kamu belum ada aku pake mending aku balikin aja ya? Aku gaenak banget tauu, lagian aku uda kerja ngasuh anaknya tetangga sebelah" Jawab Mikasa.
"Hah kok dibalikin sii? Aku kerja buat kamu kok malah mau dibalikin uangnya" -Eren.
"Iya sayang iya, tapi apa pantes aku nerima uang dari kamu sementara hubungan kita masih pacaran?" -Mikasa.
"Ya makanya kita nikah sayaaaaang" -Eren.
"Kamu ini kalo ngomong gampang banget ah, rumah tangga itu ga gampang loh. Belum lagi kalo punya anak. Umur kita masih muda banget sayang" -Mikasa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Beloved Bad Boy {Eren x Mikasa}
Fiksi Penggemar[FAN FICTION] Menceritakan tentang seorang bocah laki-laki nakal yang menyukai seorang gadis cuek bernama Mikasa, hari-hari di sekolah mereka lalui meski Mikasa secara terang-terangan menunjukkan ketidaknyamanan nya. Hal itu tidak mematahkan semanga...